38. Awal Mula

6.3K 923 27
                                    

Gea memandang datar. Lagi-lagi Gafino memainkan handphone-nya dengan serius. Bahkan layar lebar yang menampilkan film action di depan sana tidak ia hiraukan. Padahal dia sendiri yang ngotot mengajak nonton ke bioskop.

"Gaf, chat sama siapa sih? Serius banget," bisik Gea.

"Bukan siapa-siapa kok," saut Gafino lalu memasukan handphone-nya ke kantong. Seolah refleknya itu mencerminkan takut ketahuan.

Gea memilih tidak membahasnya. Lagi pula situasi ini cukup berisik. Mungkin akan Gea bahas lain kali. Ketika situasinya tenang.

Dinginnya AC bioskop membuat Gea bersedekap tangan. Ia memberikan popcorn yang digenggamnya kepada Gafino. Dan mulai menautkan jemarinya sendiri.

"Dingin?" tanya Gafino.

"Hum, lumayan."

Gafino sigap membuka jaketnya dan menyerahkan pada Gea. "Pake aja."

"Kamu nggak kedinginan?"

"Udah biasa kok. Apalagi malem-malem. Udah sendirian, kamu diajak nikah nggak mau, pas hujan laper nggak punya stok mie. Beuh! Mantap penderitaan."

Gea terkekeh, Gafino ini kalau ngeluh pasti dilebih-lebihkan. Macam dia yang paling menderita di dunia ini.

"Lebaaay. Kamu kan kerjanya di swalayan masak sampe nggak punya stok mie. Lagian samping kontrakan mu jual nasi goreng kalau malam. Tinggal keluar sepuluh langkah dah kenyang perut."

"Yaa...."

"Mau ngeles kalau kamu nggak bisa makan nasi goreng pinggir jalan? Kayak awal kita ketemu dulu."

"Hehe.... sekarang makan apa aja bisa kok. 'Makan' kamu aja bisa," senyum tengil Gafino. Ia berniat menggoda Gea. Eh sangat disayangkan yang digoda malah 'nggak konek'.

"Kamu mau makan aku?" tanya ulang Gea.

"Iya," ucap Gafino sambil menaikturunkan alis.

Tolong perhatikan baik-baik! Kalau bicara dengan Gea harus to the point. Soalnya kalau pakai istilah dia sering loading lama. Apalagi berbicara rating dua puluh satu plus.

"Nggak mau lah. Sakit," jawab ketus Gea.

"Tapi sakitnya kan cuma diawal aja Ge."

"Coba sini tangan mu!" Gea menarik lengan Gafino dan menggigitnya.

"Argh! Ge... sakit Ge!"

"Sakit kan? Kamu pikir kalau dimakan kayak gini sakitnya cuma diawal aja?"

"Ha?" percayalah, wajah Gafino saat ini seperti orang cengo. Lagi-lagi pacarnya ini nggak konek.

"Hais! Nasib junior gue gimana ya?" keluhnya lirih yang sayangnya didengar Gea.

"Junior apa?"

"Udah Ge.... udah. Nonton aja," ujar Gafino seraya menggerakan tubuh Gea untuk menghadap ke depan.

Durasi film telah berakhir. Setelah keluar dari bioskop dua insan itu menyisiri Mall untuk sekedar melepas rindu. Pasalnya sudah seminggu ini Gafino jarang bertemu Gea sebab jadwal kerjanya padat ulah salah satu karyawan cuti. Terpaksa Gafino yang meng-cover tugasnya.

Sedangkan Nita, kira-kira sebelum Gea kecelakan ia sudah kembali ke kampus. Ia memutuskan untuk melanjutkan lagi skripsinya.

"Gaf kamu laper nggak?"

"Iya. Mau makan apa?"

"Makan di sana aja yuk," tunjuk Gea pada central food. Ada berbagai makanan di sana. Dari ayam-ayaman, soto, bakso dan lain-lain.

NOT REAL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang