"Menurutku fisik bukan tolak ukur seorang terlihat sempurna di mata orang yang tepat. Percayalah, jika seseorang itu menjauhiku karena fisikmu, berarti dia tidak baik untukmu."
~Afwa F N~***
Awal ajaran baru, sekolah baru, dan teman baru. Itu yang saat ini di rasakan para siswa-siswi SMA Perkasa.
Setelah mengikuti kurang lebih satu Minggu MOS (Masa Orientasi Sekolah) dan camping bersama Pramuka, semua siswa-siswi ajaran baru mulai menggunakan seragam putih abunya.
Di mulai dari kegiatan apel Senin pagi dan amanat sebagai sambutan selamat datang di sekolah menengah atas ini.
Semua tampak bersemangat dengan wajah berseri-seri karena memakai seragam baru sekaligus mendapatkan teman baru juga.
Aku sendiri tidak berpikiran seperti itu. Justru sebaliknya, aku tidak percaya diri dengan penampilan ku saat ini.
Dengan berat badanku dan bekas jerawat yang ada di wajahku, itu sangat membuatku ingin pergi saja dari sini.
Melihat yang lainnya memakai seragam dan wajah yang cantik, mulus, putih. Sedangkan aku? Aku tidak seperti mereka.
Aku mulai bernafas panjang, menggeleng-gelengkan kepalaku perlahan agar pikiran negatif itu tidak muncul lagi. Nanti pasti akan baik-baik saja. Pikirku positif.
Setelah apel pagi selesai semua murid di suruh memasuki ruangan kelasnya masing-masing. Kecuali semua anak kelas 10.
Pak kepsek mulai menjelaskan apa tujuan mereka masih di kumpulkan saat ini.
"Sebelumnya saat kalian MOS kalian sudah kenal dengan teman sekelas kalian. Tapi kali ini kalian akan di baurkan dengan kelas lainnya lagi. Bukan berarti kalian melupakan teman pertama kalian di sekolah ini ya. Tujuan ini supaya kalian juga bisa berbaur dengan anak kelas lainnya. Kalian nantinya akan di bagi menjadi kelas bahasa, IPA, dan IPS. Kalian nanti bisa lihat nama kalian masing-masing beserta kelasnya di papan mading. Sekian dan terimakasih," jelas pak kepsek panjang lebar.
Semua barisan bubar. Mereka berlomba-lomba ke arah mading untuk melihat pembagian kelas itu.
Akupun dengan teliti membaca nama-nama yang di tempel di Mading itu. Aku mulai dari kelas bahasa, di sana tidak ada namaku. Akupun mencarinya di kelas IPA. Sudah 6 lembar kertas yang di tempel di sana tidak ada namaku.
Satu-satunya adalah kelas IPS. Ternyata, di lembar kedua dengan tulisan X IPS 2 ada namaku tertera di sana.
Antara senang dan sedih. Senang karena itu jurusan yang aku mau dan sedih karena tidak ada teman yang dekat denganku di kelas itu. Namanya semua asing. Hanya ada beberapa orang yang ku kenal, itupun hanya sekedar kenal tidak lebih dari itu.
Akupun berjalan ke arah kelasku sambil pikiran negatif terus berputar di kepalaku.
Aku takut aku tidak ada teman saat itu, karena fisik ku begini. Sungguh ketidakpercayaan diriku ini membuatku dilema.
Aku terus terhanyut dalam pikiranku sehingga tidak sadar di sampingku ada seseorang sedang memperhatikan ku saat itu.
"Lo lagi mikirin apa sih? Keknya serius banget sampe gak sadar gue ada di samping lo," tanyanya penasaran.
Akupun seketika tersadar. Sungguh! Aku kesal dengan diriku saat ini!
"Lo ngagetin gue aja Fel. Gue gak lagi mikirin apa-apa kok," jawabku bohong.
Felicia adalah teman ku waktu SD dan SMP. Tapi sekarang kami beda jurusan, dia IPA dan aku IPS.
"Eh tadi gue liat lo masuk jurusan IPA ya? Wih jadi anak IPA nih haha. Siap-siap sarapan angka nantinya," ucapku sambil tertawa.
"Huhh biarin aja lah, daripada IPS sama bahasa kan. Lo tau sendiri gue paling gak suka sejarah sama bahasa-bahasa kaya gitu."
"Iya juga sih. Untung aja masuk IPA yekan."
"Yess betul sangat. Yaudah gue duluan ya."
"Jangan ngelamun terus bisi tisungkruk," ucap Felicia dengan lantang.
Akupun hanya tertawa kecil dan mengangguk mengerti.
***
Oh iyah kalau ada bahasa yang gak ngerti atau terlalu lebay diucapkan komen ya macihh.
Maaf ya sebelumnya pendek, karena ini baru awal. Nanti akan lebih panjang kok setiap bab nya.
Mohon dukungannya ya hihi makasihh ><
KAMU SEDANG MEMBACA
I really need you!!
Romance"I really need you!!" Rafa yang sudah menyadari bahwa Ayara berharga baginya, ia terus memohon agar Ayara tidak meninggalkannya. Di sisi lain hatinya masih hidup di masa lalu. Sehingga Rafa tidak bisa berbohong kalau dia sebenarnya masih belum mov...