Apa dia berbeda?

8 3 0
                                    

POV Rafa

Aku berdiri dari tempat duduk ku dan melangkah keluar dari kantin.

"Eh?! Fa, lo mau kemana?" teriak Bintang.

"Ke kelas!" jawabku yang masih melanjutkan langkahku.

"Abisin dulu makannya napa!" Bintang menyahut kesal.

"Yaudah buat lo aja, gak gue ludahin kok."

"Yes. Dapet makan gratis lagi haha."

"Dia lagi apa sih sampai jam segini belum selesai juga?! Apa tugasnya sebanyak itu sampai-sampai gak istirahat?!" pikirku cemas.

***

POV Ayara

"Padahal ngerjain ini sampai gadang waktu itu tapi malah harus di ulang lagi," keluhku yang hanya bisa meratapi nasibku.

Akupun tak bertele-tele dan mulai menulis. Terlihat di perpustakaan tidak ada satupun siswa hanya ada penjaga di ujung meja sana.

Melihat jam di tangan, menunjukkan pelajaran Bu Rika telah selesai. Aku menggeliat sambil meregangkan otot-otot di tubuhku.

Hanya beberapa kaca lagi yang harus di tulis, setelah itu selesai.

Ting!

Suara notif dari WhatsApp membuatku membuka handphone ku yang ada di hadapanku.

"Dari Safira?" desusku sambil melihat apa yang Safira kirim.

***

[Safira]
Ayara, kata Bu Rika harus ngumpulin tugas hari ini. Tugasnya ada di grup kelas. Semangat ya (/^-^(^ ^*)/. Maaf juga soal tadi ya :(

[Ayara]
Iyahh, gpp Fir santai aja kok. Makasih infonya ya ><


***

"Ahh nambah tugas lagi. Cape banget," ucapku bernapas panjang.

Akupun merogoh saku rokku dan mengambil headset. Sudah menjadi kebiasaan ku menulis sambil mendengarkan lagu, rasanya lebih tenang jika menulis sambil mendengarkan lagu.

Waktu berjalan dengan begitu cepat, aku merasa ada seseorang yang sedang duduk di hadapanku sekarang.

Bayang-bayang mulai terlihat, ia tampaknya sedang menulis. Pikirku.

Aku pun langsung bangkit saat ingat jika tugasku belum ku kerjakan dan melihat seorang laki-laki yang dengan jelas aku mengenalnya.

"Lo ngapain di sini?! Itukan buku gue. Kenapa lo yang ngerjain tugas gue?" pekikku kaget.

Apa dia daritadi di sini? Dia gak ngapa-ngapain aku kan? Terus dia lagi nulis apa? Bukuku! Apa dia sedang mengerjakan tugasku yang belum selesai?! Semua pertanyaan itu terus saja menjadi tanda tanya besar di otakku.

Akupun langsung merebut buku itu untuk memastikan bahwa itu buku tugasku.

Dan ternyata benar, itu buku milikku.

"Kenapa lo yang malah ngerjain?" tanyaku dan merebut kembali balpoinku darinya.

"Kalau jadi orang jangan batu deh. Biar gue bantuin lo nyelesaiin ini dulu. Baru lo nanti sewot okey? Sekarang lo makan dulu sana. Gue udah beliin lo makanan tuh," jelasnya sambil menuduhkan kantong plastik yang ada di sampingku dan mengambil bukuku perlahan dari lenganku.

I really need you!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang