Persaingan Antara Teman

3 3 0
                                    

"Jangan coba nyakitin dia... Kalau gak mau gue rebut dia dari lo!"
~Vraka Alveno~

***

Flashback On
[POV Rafa]

"Dia lagi apa sih sampai jam segini belum selesai juga?! Apa tugasnya sebanyak itu sampai-sampai gak istirahat?!" pikirku cemas.

Aku pun segera menuju perpustakaan untuk melihat keadaan Ayara.

"Assalamu'alaikum," ucapku sambil melangkah masuk.

Tidak ada yang menjawab salamnya. Apa tidak ada orang di sini? Penjaga perpustakaan juga tidak ada di dalam, apa mungkin sedang istirahat di luar?

Aku terus masuk ke dalam, tidak ada siapapun di sana. Apa Ayara sudah tidak ada di sini?

Aku terus melangkah ke dalam hingga sampai di tempat yang banyak meja dan kursi menjajar rapih di sana. Mungkin ini tempat khusus siswa jika ingin menulis dan membaca.

Ternyata Ayara ada di sana. Ia terlihat sedang tidur di atas buku catatannya.

"Ayara.." ucapku dengan pelan.

Ternyata dia benar-benar tertidur. Aku duduk di sampingnya sambil memandangi wajahnya yang tengah tertidur. Ayara begitu imut saat tidur, hingga aku ingin mencubit kedua pipinya saat itu juga.

Aku pun menempelkan pipiku di atas meja. Melihat terus wajahnya. Tangan ku memegang pucuk kepalanya dan mengusapnya dengan lembut.

"Apa gue mulai suka sama lo ya?" tanyaku kepada diri sendiri.

Aku terus tenggelam dalam sihir itu. Tidak, ini bukan sihir. Hatiku merasa tenang melihat wajahnya. Pikiranku seakan tidak ada beban apapun setelah mengusapnya perlahan. Aku sungguh terbawa suasana saat itu.

Aku terus tersenyum lebar sambil terus memandanginya.

Bruk!

"Astaghfirullah!" pekikku kaget.

Aku langsung sadar dari lamunanku dan bangkit sambil melepaskan tanganku dari kepala Ayara.

"Gue lagi apa barusan anjir!" kataku dengan kaget.

Aku memukul-mukul kepalaku dan menatap Ayara yang masih tertidur.

"Gak! Gue gak boleh suka beneran sama dia!" gumamku memandangi wajah Ayara kesal.

"Ahh! Udahlah!" Aku berjalan keluar untuk mencari udara segar.

"CK! Kenapa gue gak bisa ngendaliin diri gue sih!" gerutuku sambil memegang keningku.

"Tenang, Fa. Lo bukan cowok yang kaya gitu okeyy. Huhhh..." Sesaat aku bernapas panjang untuk menenangkan pikiran dan hatiku.

Merasa lebih tenang, aku berinisiatif untuk memberikannya makanan. Pasti dia lapar.

Flashback Off

"Rafa," serunya dengan lembut.

"Hemm?"

"Makasih udah bantuin gue sebelumnya. Dan.. buat makanan nanti gue ganti deh di kelas," jelasnya dengan mata memandang ke arah sembarangan.

"Kalau ngomong makasih tuh yang bener. Tatap orangnya bukan malah kesana sini matanya," komentarku kesal. Habisnya Ayara selalu tidak menatapku dengan benar sejak awal pertemuan.

"Ahh maaf," ucapnya perlahan, lebih tepatnya lebih ke arah berbisik.

Ia kemudian menegakan kepala ke arah ku. Kedua matanya menatap mataku.

I really need you!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang