Chapter Five

542 59 5
                                    

"Ting tong" terdengar suara bel pintu. Siapa yang datang?!

Luke? Ah. Tidak mungkin, aku menyuruhnya untuk menginap dihotel jika ia masih punya malu.

Tanpa pikir panjang, aku berlari dan membuka pintu itu.

Sialan. Itu si Hemmo gila.

"Mau apa kau kesini?" Tanyaku kasar.

"Well, aku ingin mengambil bajuku, karena seseorang telah menyuruhku untuk menginap dihotel" ucapnya menekan kata seseorang.

"Ya, silahkan masuk dan ambil baju-bajumu, kemudian silahkan pergi untuk berpesta ria bersama wanita jalang itu" ucapku sarkas.

Ia masuk tanpa mempedulikan perkataanku.

"Well Ash, bilang saja kau cemburu" ucapnya ketika sudah masuk ke dalam rumah. Lalu ia menghempaskan tubuhnya ke sofa.

"Aku? Cemburu? In your wildest dream, moron" ucapku sarkas.

"Bilang saja kau cemburu" ucapnya pede.

"Tidak. Aku tidak cemburu"

"Ya. Kau cemburu"

"Tidak"

"Iya"

"Tidak"

"Iya"

"Baiklah, baiklah. Kuakui aku cemburu! Puas?!" Ucapku kemudian melipat kedua tanganku didada.

"sangat" ucapnya tersenyum cheecky. "Jadi, Ashley Vannessa Horan ini sudah mulai mengakui pesona ku ya?" Ucapnya yang ikut melipat kedua tangannya di dada. Aku memutar mataku.

"Well, aku disini berposisi sebagai istrimu, moron" ucapku menekan kata istrimu.

"Jadi kau kepengen jadi istriku beneran?"

"Go to hell, Luke. Aku bukannya ingin jadi istrimu, tapi, seseorang telah meminta ku untuk membuat perjanjian 'bertingkah seperti sepasang suami-istri dengan dirinya'" ucapku. Sekarang ia yang memutar matanya.

"Well, akui saja Sweety, kau mengagumi ku" godanya sambil tersenyum cheeky. Aku memberinya tatapan membunuh.

"Jika sekali lagi kau memanggilku Sweety, aku akan membunuhmu, darling" ucapku dengan penekanan pada kata darling. Lalu menatapnya dengan tatapan sinis.

"Biasanya orang senang dipanggil darling, tapi kalau kau yang memanggilku begitu. Aku jadi takut" ucapnya. Aku memutar mata lalu berjalan meninggalkannya sendiri di ruang tamu.

"Hey Ashley ! Mau Kemana kau?" Ucapannya membuat langkahku terhenti. Aku menengok kebelakang bahu kiriku.

"Ke kamar. Aku sangat bosan dan malas melihat wajahmu" ucapku kemudian melanjutkan langkahku tanpa menghiraukan Luke yang terus memanggil namaku.

**

Luke's POV

Hari sudah mulai gelap. Sejak 3 jam yang lalu Ashley tidak keluar dari kamar. Aku hanya asyik bermain dengan Darcy dan Edward. Hell, bahkan aku tidak tau nama lengkap mereka. Aku baru tau nama mereka saat Ashley marah-marah padaku di Disneyland tadi.

Aku, Deandra, Darcy dan Edward baru saja pulang kerumah dari berjalan-jalan.

Aku, Darcy dan Edward mengantar Deandra ketempat les gitarnya, kemudian kami berjalan-jalan di mall meninggalkan Ashley sendiri dirumah. Hell, bahkan ia tidak ada keluar dari kamar. Lalu aku kembali lagi menjemput Deadra di tempat les nya setelah satu jam meninggalkannya disana.

Untung 'aku yang dimasa depan' ini sangat pintar. Ia menyimpan lokasi tempat les Deandra dan Mall di GPS mobil.

Deandra sempat bertanya untuk apa aku memakai GPS. Lalu aku bilang, aku sedang pusing untuk memikirkan jalan ketempat les nya. Oke kuakui itu adalah alasan yang aneh. Tapi Deandra hanya mengangguk mengerti.

The FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang