Chapter 03 Anggota Magical Dark

88 27 36
                                    

Gunakan hendseat dan putar lagunya 👆 selamat membaca 🌻

Usai makan, harimau kecil itu kembali menatap tajam ke arahku seraya melangkah mundur, kembali mengeluarkan kuku tajam.

"Jangan pernah berpikir kau berhasil menjinakkanku setelah ini, bocah lemah. Hanya orang-orang spesial, unik dan kuat yang bisa melakukannya." Kucing itu berbicara dengan nada angkuh.

"Oh, begitu? Benarkah? Sungguh? Menarik," timpalku sambil memiringkan kepala. "Pisau berkarat saja terus diasah dan diasah akan semakin menajam, lalu apa gunanya pisau tajam yang tidak pernah diasah? Bukankah pisau itu perlahan-lahan akan kembali berkarat? Jadi, di dunia ini orang hebat tidak selalu tampak hebat, harimau kecil. Tidak semua yang kita lihat sama seperti yang terlihat karena dunia ... penuh dengan rahasia." Harimau kecil itu terdiam mendengar perkataanku.

Tiba-tiba akar berduri menjalar ke arahku, namun aku segera menghindar lebih dulu sebelum mencapai kakiku. Kuperhatikan, akar itu berasal dari sosok di balik kepulan asap putih yang mendadak menyebar di sekeliling. Aku menyipitkan mata untuk melihat jubah hitam kebiruan hampir menutupi seluruh tubuhnya, wajah ditutupi tudung jubah hanya menampakan pergelangan tangan dan sepatu hitam. Dapat kurasakan hawa keberadaannya begitu tipis seperti menggambarkan kehampaan dalam ruangan kosong.

"Wah ... wah ... kemana guru topeng itu? Apa sebegitu pengecutnya sampai mengirim anak kecil yang lemah di sini. Tidak mungkin, kan kamu disuruh untuk menjadi penjaga?" kata sosok itu membuka tudungnya, menampakan wajah tirus, berkulit pucat.

"Guru topeng? Orang itu ya ...," gumamku dalam hati.

"Sekarang, jadilah anak yang penurut, maka aku tidak akan menyakitimu. Cukup biarkan aku membawa hewan itu." Seraya melangkah santai ke arah kami.

Aku menatap anak harimau, dalam tatapannya terlihat tak ingin di bawa. "Siapa kamu? Kau pikir aku akan membiarkanmu membawanya?" Aku mulai mengeluarkan pisau yang berubah menjadi pedang sesuai perintah pikiranku, menodong ke arahnya.

Langkahnya terhenti kemudian ia tertawa. "Ah, Kau telah melakukan kesalahan besar menantang salah satu anggota Magical Dark, Nak." Sambil menyeka air mata, "Baiklah ... Akan kutanggapi keberanianmu itu dengan kematian." Senyuman lebar terpatri di wajahnya.

Tak peduli dengan siapa aku bertarung. Bersamaan dengan menebas udara kosong, penglihatanku sedikit terganggu oleh kepulan kabut semakin menyelimuti sekitar.

"Kecepatan yang luar biasa,"

Bertepatan dengan suara hati lawan. hawa terasa semakin hampa, nyaris tak bisa merasakan apapun sampai aku hampir saja terlambat menghindari serangannya. Terlambat sedikit saja, terlempar sudah tubuhku oleh pukulan kabut yang kuat itu. Namun, aku langsung terlempar dan ditekankan ke pohon oleh desiran angin kencang yang tak biasa. Sama sekali tak bisa bergerak bahkan, pedangku lepas dari genggamanku dan terasa tekanan semakin tinggi seakan kulitku akan segera robek dari tubuhku.

"Tampaknya cara kematian ini memang cocok untukmu, ayo rasakanlah ... rasakan tekanannya dan rasakan sakitnya ... Akan kurobek sampai ke tulang-tulangmu," gumamnya menyeringai keji, menatapku penuh kemenangan.

Melihat aku tidak bereaksi apapun, anggota Magical Dark itu tampak mengerutkan kening, kesal.

"Kenapa kau tak berteriak kesakitan, bocah?... Seharusnya tekanan yang kuberi sudah sangat cukup membuat jiwamu ingin berteriak hancur." Aku hanya diam, tak terganggu dengan jahitan pergelangan tanganku yang mulai terbuka, mengeluarkan tetesan darah.

Merah, Abu & Biru (Series) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang