Tak Tahan

8K 144 2
                                    

Setelah aku mendapat balasan dari Pa Egi, aku senang bukan kepalang, karena ini pertama kalinya aku bisa berdua dengannya. Namun aku bingung, "masalah apa ya antara Pa Egi dengan Bu Indah?".

Aku harus menjamu dengan baik, mungkin perlu disiapkan obat tidur.

Namun, aku kasihan juga dan ingin kami saling mencintai dengan sadar.

Mungkin aku perlu mendengar ceritanya dulu.

Akhirnya Pa Egi sampai di kosanku dan langsung kusambut dan mengajaknya masuk ke dalam.

"Wah, kosanmu luas ya Aldi", terkesimanya Pa Egi.

"Hehe, soalnya butuh nih", jawabku.

Akhirnya Pa Egi menceritakannya semua masalahnya mengenai Bu Indah.

Jujur, aku sangat tidak percaya bahwa Bu Indah sejahat itu dengan Pa Egi. Pa Egi bahkan sampai berkaca-kaca apabila foto dan video tersebut disebar, namun beliau masih dengan santai dan tenangnya berbicara.

Pa Egi bahkan sampai memperlihatkan salah satu foto dimana Bu Indah mengulum kontol Pa Egi, namun karena seluruh batang kontolnya masuk ke dalam Bu Indah, aku hanya bisa melihat jembutnya yang lumayan lebat saja.

Tapi aku melihat ekspresi Bu Indah sangat menikmati itu, apakah aku akan bisa menikmatinya juga. Tidak terasa kontolku ikutan tegang melihat foto tersebut.

Lalu kemudian Pa Egi menutup kembali HP-nya yang membuat aku sedikit kecewa.

Memang benar, Pa Egi ini selain badannya bagus dan orangnya supel, ternyata dia dewasa banget dalam menyikapi semua ini.

Aku harus bantu dia agar dia tidak menjadi milik Bu Indah dan berharap akan menjadi milikku, lalu tiba-tiba aku kepikiran sebuah solusi,

"Pa Egi, gimana kalo misalkan pas acara kumpulan guru satu kota, tiga hari lagi, kita manfaatkan buat mengambil HP Bu Indah. Kita curi!", aku mengusulkan ide.

"Tapi, siapa yang akan mengambilnya?", tanya Pa Egi.

"Saya saja, asalkan Pa Egi bisa menjebak Bu Indah", tambahku.

"Wah iya ya, saya pergi ke luar kota besok, ke rumah mertua bersama istri dan anak-anak", curhatnya.

"Bagus Pa! Berarti nanti ga akan ketemu Bu Indah sampai acara kumpulan guru tersebut, sehingga Bapa ga akan dijebak oleh Bu Indah", aku puas dengan agenda Pa Egi ini.

Pa Egi pun setuju dengan ide ini dan berkata, "mudah-mudahan dengan ini selesai urusanku dengan Bu Indah, tadi saja dia berani cium bibirku, bahkan sampai membuatku terangsang"

"Tapi Pa Egi melakukan hubungan ga?", tanyaku penasaran.

"Engga, untung sadar langsung pergi, huff aman", leganya Pa Egi.

"Hehehe untung ya...", senangnya aku.

"Bentar ya Pa Egi, aku ambil minum dulu", ujarku.

Akhirnya terlintas dipikiranku untuk menyiapkan minuman yang diberikan obat perangsang, karena tadi Pa Egi bilang dia terangsang namun belum klimaks, maka biar aku bantu hehe.

Di dapur, aku menyiapkan minuman yang sudah dicampur oleh obat perangsang untuk Pa Egi, kemudian memberikannya kepada Pa Egi.

Pa Egi sempet ragu dan berkata, "ga dicampur obat tidur kan? Hahahaha"

Aku pun ikut tertawa sambil melihat Pa Egi minum sampai habis.

Kemudian aku memberi usul lagi, "Pa Egi pasti ini hari yang berat buat Pa Egi, mau ga aku pijitin dulu?", tanyaku.

Tanpa pikir panjang Pa Egi menjawab, "duh iya, boleh banget, udah kerasa pusing nih!".

Pa Egi duduk bersila dan aku di belakangnya untuk memijat-mijat kepalanya, tentunya sambil menunggu reaksi obatnya.

Kisahku Dengan Suami OrangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang