Waktunya Beraksi

5.5K 119 0
                                    


Aku yakin sekarang Pa Egi sedang kebingungan dengan orientasi seksualnya.

Dia pasti akan kecanduan lagi bersamaku, tugasku adalah mengontrol pikirannya agar dia terjerumus kepadaku dan meyakinkan bahwa dia bukan homo.

Terlebih kita sudah membahas apabila misi ini berhasil, maka aku akan meminta sesuatu darinya.

Ah aku harap ini akan berhasil...

*** Di Sekolah ***

Di sekolah selama dua hari tidak ada kehadiran Pa Egi kesayanganku membuat hari-hari tampak berbeda dan sepi, karena tak ada wajah yang bisa kupandangi lagi, ya mungkin hanya Natan saat ini.

Namun, pagi ini Pa Egi benar-benar datang dan tentunya target kami, Bu Indah.

Pa Egi langsung menghampiriku dan bertanya, "siap Aldi?"

Aku langsung menjawab "Mudah saja Pa Egi"

Wajahnya yang serius dan membuat aku kangen akan kejadian malam lalu. Ingin rasanya kita mengulanginya lagi.

Tak lama, kita semua naik bis guru ke balai pertemuan para guru.

Sesampainya disana, kami duduk dengan posisi bangku seperti kuliah.

Tentu aku di samping Pa Egi dan tidak lain di sebelah Pa Egi adalah Bu Indah, ya betul, ini semua karena aku yang meminta Pa Egi.

Kegiatan pun dimulai dari pagi hingga siang menjelang sore. Setelah kegiatan ditutup, kami dipersilahkan melihat-lihat balai pertemuan ini yang memang terbilang luas.

Di saat itu pula Pa Egi mengajak Bu Indah untuk ikut keliling bersamanya.

Kulihat ekspresi Bu Indah yang berbinar-binar sambil memainkan HP.

Saat di keramaian, tugasku adalah mengambil HP Bu Indah yang ada di tangannya. Tapi ternyata cukup sulit.

Sampailah kami di perkoleksian tentang sejarah.

Disini Pa Egi menggandeng tangan Bu Indah dan aku melihat dari belakang, walau cemburu, namun aku harus menahannya.

Hingga Pa Egi bilang, "Bu Indah, bawa uang Rp100.000 ga? Saya ada rencana beli buku sejarah bagus banget buat di sekolah. Saya pinjam dulu, nanti saya kembalikan pas di sekolah".

Seketika Bu Indah menyimpan HP-nya di kursi dan saat itulah aku dari belakang dengan sigap mengambilnya tanpa diketahui oleh siapapun.

Setelah itu Bu Indah memberikan uangnya ke Pa Egi, lalu Pa Egi mengalihkan dengan mengajak jalan-jalan ke tempat lain sambil memegang tangan Bu Indah.

Aku yang sudah mendapatkan HP Bu Indah langsung ke kamar mandi. Disana aku mulai menonaktifkan nomornya agar tidak bisa ditelpon.

Kemudian aku bersikap biasa dan akhirnya memilih ikut rombongan dari sekolah lain.

Setelah puas melihat-lihat dan sebagian guru sekolah sudah pulang, Bu Indah tersadar HP-nya tidak ada, ia pun panik dan mencari-cari dimana, namun tidak ketemu.

"Pa Egi... Pa Egi... Lihat HP-ku enggak???", tanyanya panik.

"Ga tau Bu Indah", jawab Pa Egi.

"Coba bantuin cari dulu Pa Egi", Bu Indah makin panik.

Akhirnya Pa Egi membantu mencari, bahkan kulihat Bu Indah ikut mengoprek barang-barang Pa Egi, namun tidak ketemu.

Pa Amin sampai turun tangan dan mencari tahu, namun hasilnya nihil.

Setelah itu, Bu Indah nangis kejer dan ditenangi oleh Bu Anggi sebagai sahabatnya dan Pa Egi dengan kepura-puraannya. 

Sampai di sekolah Bu Indah masih menangis mencari HP-nya, saat ditanya Bu Indah mempermasalahkan data-data di HP-nya, bukan HP-nya. Sontak membuatku makin penasaran isi HP Bu Indah. Akhirnya Pa Egi bersedia mengantar Bu Indah pulang naik motor.

Bu Indah yang susah hati memilih pulang bersama Pa Egi...

*** Egi POV ***

Kriminal pertama kalinya aku dalam masalah persekongkolan ini.

Namun bagaimana lagi, ini semua demi harga diriku.

Aku yang sedang mengantar Bu Indah dengan kondisinya menangis sambil memelukku, aku biarkan saja. Toh ini yang terakhir kalinya.

Kulihat Bu Indah memang masih sedih, hingga tak terasa kini sudah di depan rumah Bu Indah.

Bu Indah memintaku untuk masuk, namun kumenolaknya, lalu Bu Indah memaksa untuk diberikan ciuman olehku, akupun menolaknya.

Di depan rumahnya, Bu Indah dengan berani merangkul pundakku dan mau menempelkan bibirnya ke bibirku.

Aku yang berhasil mengelak, lalu mengatakan "Bu Indah sudahlah jangan macam-macam!"

"Hentikan semua ini Bu Indah..."

Bu Indah keheranan, "apa Pa Egi yang menyembunyikan HP-ku?"

"Kumohon kembalikan HP-ku...", pinta Bu Indah hingga matanya kembali menangis.

"Saya tidak tahu, bukan saya Bu Indah sumpah...", kataku meyakinkan.

"Tapi Pa Egi seneng kan HP-ku hilang? Semua foto dan video kemesraan kita ada di sana!", Bu Indah menangis lagi.

"Sudahlah Bu Indah, mungkin ini teguran atas apa yang telah kamu lakukan kepada saya, oleh karena itu jangan sampai diulangi ya Bu Indah", kataku bijak.

"Bu Indah, ingat ya saya ini suami orang maka saya tidak boleh menyerahkan diriku kepada perempuan lain. Saya doakan Bu Indah agar segera menemukan jodohnya", kataku menambahkan.

Bu Indah pun hanya terdiam...

"Ya udah Bu Indah, saya pamit dulu", akhirnya aku bisa meninggalkan Bu Indah yang masih menangis di depan pintu rumahnya.

Aku pun pergi menggunakan sepeda motor ke rumahku. Aku tidak langsung ke rumah Aldi, karena saat ini ada hal yang harus kukerjakan bersama keluargaku.

Kata Aldi, 3 hari lagi saja...

Akhirnya HP Bu Indah telah berhasil direbut oleh Aldi, namun kira-kira apa yang akan terjadi berikutnya ya?

Yuk simak kelanjutannya, jangan lupa vote and add biar karyaku makin UP dan boleh banget komentarnya :)

Kisahku Dengan Suami OrangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang