Pemenang

3.6K 93 13
                                    


*** Indah POV ***

Akhirnya aku berhasil mendapatkan Egi kesayanganku.

(flashback)

Aku melihat Pa Eri senang memperhatikan Aldi belakangan ini, hingga akhirnya aku memergoki dia memoto Aldi diam-diam.

"Pa Eri sedang apa? Kok fotoin Aldi?", kataku.

Kulihat ia gelagapan untuk menjawabnya, "Eh... Uh... Eng... Enggak kok"

"Pa Eri suka ya sama Aldi?", tanyaku.

"Sudah bilang saja atau aku yang bilang ke Aldi", ancamku.

"Emm... Bu Indah jangan bilang-bilang ya kalau saya suka Aldi", katanya.

Jujur aku sangat tercengang dibuatnya, padahal Pa Eri ini sudah punya istri dan anak. Tapi seketika aku kepikiran ide licik.

"Pa Eri mau mendapatkan Aldi?", tanyaku.

"Wah seriusan Bu Indah? Memang bisa ditaklukan?", tanyanya.

"Mudah banget! Dan nanti aku pasti bisa mendapatkan Pa Egi", jawabku dengan optimis.

"Hooo Bu Indah suka banget dengan Pa Egi ya? Boleh nih, bagaimana idenya?", tanyanya.

"Kita buntuti Aldi saat pergi, jebak di rumah Pa Eri, dan nanti Pa Egi akan datang dengan sendirinya, bagus kan idenya?", jawabku.

"HAHAHAHA ide bagus!", jawabnya dengan tertawa.

(flashback end)

Hari ini aku berada di rumah Pa Eri dan sudah kubuat Egi pingsan dengan suntikan bius ini. Aku pun sudah melumuri cairan perangsang di bibirku untuk meningkatkan gairah Egi saat kita bercinta.

Kulihat Pa Eri sudah keluar dari kamarnya dan berarti giliranku untuk menjamah Egi.

Sekarang kulihat waktu sudah sore menjelang malam.

Akhirnya aku masuk dan menyapa Egi. Sesekali kulihat Aldi yang kondisinya sudah lemas...

Aku mencoba menggoda dengan memainkan payudara dan tarian streaptease, namun kurang ampuh, langsung saja kukecup bibir Egi agar cairan perangsang ini bisa sampai ke kerongkongannya.

Sudah kuduga, pasti ia tidak mau membuka mulutnya.

Namun aku tak habis akal, kucoba melumat kembali sambil memainkan putingnya dan tiba-tiba ia membuka mulutnya karena tidak kuat.

Kesempatan itu takkan kusia-siakan, kumasukkan lidahku kedalam untuk menyelusuri lidah Egi.

Pertukaran saliva kami pun terjadi...

"Aaaaaahhh ini yang kuharapkan darimu Egi", gumamku.

Ternyata cairan itu benar-benar berfungsi dengan baik, kulihat kontol Egi sudah tegak bak tiang bendera.

Sebelum ke permainan inti, aku ingin memainkan bagian tubuh Egi agar dia semakin bernafsu denganku.

Kumainkan kumis-kumis kecil, telinga, leher, puting, dan tak lupa perut sixpack-nya menjadi korban kerakusanku.

Dan yang aku dengar hanya desahan demi desahan dari mulut Egi, itu pertanda ia menikmatinya.

Kulihat juga precum dari kontolnya sudah banyak keluar, sepertinya ia sudah tak sanggup menahan ini semua.

"Pa Egi sudah siap buat dimasukin?", tanyaku menggoda.

"Jangan Bu Indah... Plis... Jangan...", pintanya dengan memelas.

"Terus Pa Egi maunya digimanain? Kepuasan laki-laki kan ketika bisa masukin kontolmu ke lubang perempuan", jawabku agar dia terangsang.

Ternyata jawabannya bukan yang kuharapkan, "Hah! Perempuan yang dimaksud bukan kamu! Kamu hanya perempuan murahan yang mengobral diri!"

Kisahku Dengan Suami OrangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang