[Cerita ini masih memiliki banyak kekurangan. So, I really need your suggestions and criticisms.]
✨Selamat Membaca✨
→|||←
"Lo ... Kenal sama Zergio Regantara gak? Gue gak kenal dia, tapi tiba-tiba dia ngasih topinya ke gue," ujar Alika membuat mata Sisil membulat sempurna.
"SERIUSAN LO DIKASIH TOPI SAMA DIA? ITU MAH KAK REGAN SI KAPTEN FUTSAL!!"
--
Alika mengusap telinganya lalu mendelik kesal kearah Sisil. Suara gadis ini benar-benar membuat telinganya sakit sampai berdenging, terlebih dia berteriak di dekat telinganya.
"Apaan sih, Bocil! Heboh banget lo. Biasa aja kali."
"No, No, No. Ini tuh bukan hal biasa, Lili. Lili tau gak-"
"Gak," potong Alika membuat Sisil memanyunkan bibirnya.
"Ih, Lili. Sisil belum selesai ngomong tau."
Alika memutar bola matanya malas. "Yaudah buruan ngomong. Ntar keburu bunyi bedug buka puasa."
Bukannya segera melanjutkan ucapannya, Sisil justru mengerutkan keningnya. "Emangnya sekarang bulan puasa yah? Atau lagi pada puasa Sunnah? Kok Sisil gak tau? Apa jangan-jangan ... Lili puasa terus gak ngajak-ngajak Sisil juga!"
"Eh, Bantet! Buruan ngomong. Gak usah jauh banget pembahasan lo. Gue tenggelemin juga lo di kolam lele!"
Sisil mendelik kesal. "Ish, perasaan Lili pengen tenggelemin Sisil di kolam lele melulu. Jadi gini, emang Lili gak tau kalo Kak Regan itu cowok pertama yang paling diincer cewek-cewek sekolah? Rumornya nih yah, Kak Regan itu kasar. Kak Regan gak segan-segan mukul cewek yang deketin dia, makanya gak ada yang berani deketin. Eh, Lili malah dikasih topi gitu aja sama Kak Regan."
Alika tersenyum miring, ia jadi punya rencana untuk mengerjai sahabatnya ini. "Kata siapa gue cuman dikasih gitu aja sama Regan?"
"Terus?" tanya Sisil penasaran.
"Gue disuruh kecup bibirnya lima belas kali!"
Kedua mata gadis mungil itu membola. "APA!!"
Sementara Alika yang berhasil mengerjai Sisil kini tertawa melihat respon gadis itu. "Udah, gak usah kaget gitu. Mending mojok sana sama 'Daddy Singa' lo itu."
Alika beranjak dari duduknya. Ia berjalan keluar dari kelas sembari melambai ke arah Sisil.
****
Gadis yang penampilannya kembali amburadul setelah upacara bendera selesai itu, berjalan menuju area lapangan dengan sebotol minuman dingin digenggamnya.
Tepat saat dirinya sampai di pinggir lapangan, ia bisa melihat ada begitu banyak laki-laki yang dihukum ditengah lapangan-didekat tiang bendera sembari hormat. Satu-satunya yang tidak memakai topi adalah cowok yang menolongnya saat akan upacara tadi.
Mengapa yang lain bisa dihukum padahal memakai topi? Itu karena sebagian besar dari mereka tidak lengkap di atribut lain, salah satunya adalah dasi.
Alika memperhatikan cowok itu dari jauh, cowok yang berdiri paling tengah. Visualnya begitu mencolok, aura ketampanannya benar-benar keluar. Keringat yang menetes dipelipisnya, serta seragam putihnya yang mulai basah membuat otot perutnya samar-samar terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIKA [ON GOING]
Teen Fiction[HOPE YOU LIKE THIS STORY] "Kita itu cewek, kuadratnya itu dikejar bukan mengejar." - Alika Alika itu cantik, namun kelakuannya kadang bikin geleng-geleng kepala. Kadang polos, kadang frontal, kadang galak dan kadang pula agresif. Tidak ada yang bis...