ALIKA 1.7

991 97 21
                                    

[Cerita ini masih memiliki banyak kekurangan. So, I really need your suggestions and criticisms.]

✨Selamat Membaca✨

→|||←

“Jauhin dia,” titah Regan, menatap Alika dengan tatapan tak bersahabat.

“Kenapa? Dia baik.”

“Gue bilang, jauhin dia, Alika,” ucap Regan. Cowok itu memejamkan matanya, ia sebenarnya tak mau mengekang Alika seperti ini, namun rasa cemburunya benar-benar sudah diambang batas.

Alika tentu melayangkan protes. “Kenapa sih lo kayak gak suka banget sama Kak Jean? Dulu lo juga marah sama gue pas gue abis latihan sama Kak Jean, sekarang lo nyuruh gue jauhin dia? Lo kenapa sih, Gio! KENAPA, HAH?!” bentaknya.

“ITU KARENA GUE CINTA SAMA LO, ALIKA!! TAPI LO GAK PERNAH PEKA SAMA PERASAAN GUE!!”

****

Hening.

Keduanya sama-sama bungkam. Regan sibuk mengatur napas, sementara Alika terdiam akibat kehabisan kata-kata. Ia menatap Regan serius, tak lama setelahnya ia tertawa.

“Lo kalo becanda bisa aja! Sampe kaget loh gue,” ujarnya sembari terkekeh pelan, tak menyadari tatapan Regan yang menatapnya dengan tatapan terluka.

“Bahkan perasaan gue pun masih lo anggap candaan,” lirihnya lalu terkekeh miris. Hal itu mampu membuat Alika menghentikan tawanya.

Alika menatap serius ke arah cowok itu. “Lo ... serius?”

“Gue juga pengennya omongan gue ini sebatas candaan doang, tapi nyatanya gak. Perasaan ini bener-bener nyata.”

Gadis itu termenung. Suasana saat ini terasa mulai canggung. Sesekali ia melirik Regan yang masih tak mengalihkan pandangan darinya. Ia bingung harus mengatakan apa.

“Gue udah nyatain perasaan gue, Ka. Rasanya lega banget. Gue gak akan maksa lo buat balas perasaan gue. Lo tau kalo gue cinta sama lo aja, gue udah seneng,” ucapnya membuat Alika menunduk.

Baru kemarin ia putus dengan Nino dan sekarang Regan yang sudah ia anggap teman dekatnya sendiri menyatakan perasaannya padanya? Ini terlalu tiba-tiba. Ia bingung harus bertindak seperti apa.

Regan tersenyum tipis. “Gak usah bingung. Gue gak nembak lo, Ka. Gue cuman pengen lo tau tentang perasaan gue. Jadi, gak usah terlalu dipikiran dan nantinya mungkin bisa bikin lo ngerasa terbebani.”

****

Matanya menatap kosong ke arah papan tulis didepan sana. Pikirannya melayang-layang, masih memikirkan ucapan Regan beberapa saat yang lalu.

Sisil yang sudah sedari tadi berada disampingnya sembari memperhatikannya pun ikut bingung. “Lili lagi mikirin apa?”

“Njing! Ngagetin aja lo!”

Gadis mungil itu mendengus kesal. “Ih, Lili mah ngomong kasar melulu. Tau gini, mending Sisil sama Daddy Singa aja!”

Alika memutar bola matanya malas. “Dih, bocil. Leon mulu diotak lo.”

“Daripada Lili, jomblo!”

Mendengar ucapan Sisil, membuat Alika mendelik tajam. Sisil yang melihatnya pun mengelus pelan rambut Alika kemudian tersenyum manis ke arah gadis galak itu.

“Sisil denger Lili ditampar sama Nino, ya? Terus akhirnya Lili milih buat putus. Ih, Nino jahat banget. Mana tadi Sisil liat Nino malah sibuk berduaan sama keong sawah itu di lapangan. Ish, nyebelin!”

ALIKA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang