ALIKA 1.4

913 99 20
                                    

[Cerita ini masih memiliki banyak kekurangan. So, I really need your suggestions and criticisms.]

✨Selamat Membaca✨

→|||←

“Anjing, tangan gue mati rasa!” umpat Alika. Ia meringis pelan, namun melihat wajah kesakitan Nino membuatnya kembali tersenyum.

“Rasain! Itu akibatnya kalo lo udah berani macem-macem sama gue.”

Setelah mengatakan itu, Alika segera berbalik, hendak meninggalkan Nino yang masih senantiasa memegangi pipinya dan kini mulai dibantu berdiri oleh Viza.

Sebelum Alika benar-benar melangkah pergi, ia kembali angkat bicara. “Kita putus! Gue gak suka sama cowok yang ringan tangan!”

****

Selepas perginya Alika, para murid mulai kembali fokus ke aktivitas masing-masing. Beberapa diantaranya mencibir Viza yang menjadi penyebab utama kandasnya hubungan Alika dan Nino.

Brakk!!

“Anjing!”

“Kaget, bangsat!”

Begitulah umpatan dari teman-temannya. Atensi mereka kembali fokus pada meja paling pojok yang merupakan meja yang ditempati oleh Regan berserta temannya.

Baru saja, Regan menendang kuat sebuah kursi kosong yang tak jauh darinya. Cowok itu kemudian beranjak mendekati Nino.

“Mau kemana tuh anak?” tanya Rezi entah pada siapa.

Ian menggidikkan bahunya. “Entah.”

“Kayaknya dia mau nyamperin Nino deh,” ujar Keyvan lalu menatap teman-temannya satu persatu.

Yehan memperhatikan Regan yang ternyata memang benar tengah mendekati Nino. “/

Sesampainya dihadapan Nino, Regan langsung melayangkan tatapan datar “Berdiri,” titahnya, namun Nino hanya menaikkan sebelah alisnya bingung.

“Lo—”

“LO GAK DENGER APA YANG GUE BILANG?! HAH! GUE BILANG BERDIRI, BANGSAT!!”

“Ey, ey! Stop, Regan!”

Sebelum Regan melayangkan bogeman pada Nino, teman-teman cowok itu langsung menahan tubuh Regan. Cowok itu meronta-ronta, berusaha untuk lepas dari genggaman teman-temannya.

“LEPASIN GUE!!”

“Tahan emosi lo,” ucap Yehan membuat Regan berhenti memberontak, namun matanya masih menatap tajam ke arah mantan tunangan Alika tersebut.

“Regan, udah jangan marah, ya? Alika 'kan udah gak ada. Aku juga gak apa-apa kok walaupun tadi agak keselek dikit,” ujar Viza. Gadis itu melepas genggamannya pada tangan Nino dan hendak mendekati Regan, namun Keyvan menahannya.

"Kepedean banget lo jadi cewek. Lo pikir Regan marah karena lo keselek gitu? Mimpi lo ketinggian, bangsul! Bangun,” ujar Keyvan pedas.

Mata Viza berkaca-kaca, bukan karena benar-benar sedih namun ia berusaha menarik simpati Regan. Terlihat dari lirikan matanya yang terus terarah pada Regan.

“Key kok—”

“Gak usah drama. Muak gue liat muka so' polos lo!” sarkas Regan. Ia menepis kasar tangan teman-temannya. Sebelum benar-benar beranjak pergi, ia menatap Nino dengan tatapan permusuhan.

Ian, Keyvan, dan Rezi berusaha menahan tawanya saat mendengar ucapan Regan, sedangkan Viza mengalihkan pandangannya akibat merasa malu.

Sementara itu, Yehan sendiri berjalan mendekati Nino. “Itu baru Regan. Lo beruntung Jean gak hadir. Lo tau 'kan Jean itu kayak gimana? Dia gak bakal segan-segan bikin lo masuk rumah sakit kalo sampai dia tau lo berani nampar Alika,” ucap Yehan pelan.

ALIKA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang