Chapter 3 | P.S. I Love You

213 23 4
                                    

<koushis@remärch.com>

To me

[Name], sekarang kamu udah percaya?

Kamu ikutin saranku buat bawa payung, 'kan?

Iya, aku, Koushi, benar-benar anakmu dari masa depan!

Aku udah buat rancangan 'How To be Oikawa's Lover' yang disingkat jadi HOwL.

Singkatannya bagus, 'kan?

Deal, ya? Deal.

Berikut hal yang perlu kamu lakuin buat minggu ini:

Besok, di istirahat pertama, pergi ke kantin dan beli milk bread terakhir.

Harus yang terakhir, ya!

Jangan bayar dengan uang pas. Aku tau tatapan bibi penjaga kasir menyeramkan, tapi tolong tahan sebentar

P.S.

Hari ini lebih dingin dari biasanya, pakai pakaian yang hangat, ya!

Jangan tidur terlalu malam juga

I love you

***

"Iwa! milk bread-nya habiiiiis.."

Oikawa Tooru merengek pada temannya yang bernama Iwaizumi Hajime. Keramaian kantin sudah mulai berkurang karena produk yang ditawarkan habis terjual.

"Kan gue udah bilang kalo milk bread itu laku banget! Makanya kita harus pergi lebih awal.. Haaah lo sih, lama!"

Belum puas bersedih, Oikawa berusaha melibatkan Iwaizumi dalam perasaan bersalah. Tipikal Oikawa, mental attack.

"Ya kalo tau gitu kenapa nggak pergi duluan aja, sih? Kayak cewek mau ke toilet aja, perginya bareng-bareng?!"

Oikawa yang dita — astaga, Oikawa menempelkan wajahnya di etalase roti!

Hentikan kapten, itu memalukan!

"Sowalnya klo gwe pergi syendiri nanti cewek-cewek padwa ngerubungin gwe kayak biasanya.."

Bagaimana Iwaizumi?

Kesabaranmu masih dalam batas, ya? Hebat!

Latihan untuk melatih kesabaranmu itu ada kemajuan! Biasanya kamu langsung —

Pletak!

Oh.

"Sakit, bego! Gue salah apa?!"

"Lo kepedean banget, sih? Siapa juga yang mau sama makhluk narsisistik macam lo?"

"Dih? Lo iri ya, karena nggak ada cewek yang ngasih cokelat tiap valentine?!"

[Name] yang sedari tadi menonton pertikaian kekanakan itu akhirnya masuk dalam percakapan. Karena jika dibiarkan, ia bisa menjanda sebelum menikah dengan Oikawa.

"Kak.. Oikawa?"

Oikawa dan Iwaizumi yang sudah mencengkram kerah masing-masing, menoleh ke arah suara.

"Kalo mau, milk bread ini buat Kak Oikawa aja"

"Boleh? Beneran boleh?"

Apa perubahan mood Oikawa semudah menekan sakelar lampu? Sekarang suaranya terdengar manis sekali, seperti anak kecil yang ditawar permen oleh orang asing, culik-able. Jauh berbeda dengan suaranya saat bertikai tadi.

Revised Märchen | Oikawa Tooru x Reader + KoushiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang