Chapter 5 | Spring Fever

173 21 1
                                    

<koushis@remärch.com>

To me

Batu? Ikan pari? Maksudnya apa, [Name]?

Oh iya, kamu berhasil menghindar dari servisnya, 'kan?

Itu sebabnya kemarin aku minta kamu super fokus!

Sekarang, Oikawa pasti merasa bersalah ke kamu.

Rasa bersalah adalah jurus pamungkas lainnya untuk masuk ke dalam hati seseorang!

Kamu sudah hampir berhasil, sisanya giliran kamu!

P.S.

Kamu hebat sudah bisa sejauh ini.

I love you

***

Berkat pesan Koushi, [Name] terjerumus ke dalam dunia baru yang membuatnya terpukau setiap hari.

Terkadang ia mempertanyakan dalam hati, apakah perasaan ini adalah ikatan batin dengan anak yang bahkan belum pernah ia temui? Apa di masa depan ia benar-benar menjadi ibu yang baik?

Sebenarnya tidak sulit untuk jatuh hati pada anak itu. Koushi adalah manusia paling optimis yang pernah ia kenal. Bahkan, ia sudah berani mengakuinya walau hanya melalui pesan-pesan yang Koushi kirimkan.

Lucunya, sikap positif Koushi juga bagaikan pedang bermata 2 yang membawanya ke situasi berbahaya. Koushi mungkin mengira bahwa [Name] adalah ibu berbakat atletik seperti pamannya — Wakatoshi — yang sekarang di akademi dan ayahnya — Oikawa.

Tapi manusia mana yang mampu menangkis servis Oikawa Tooru?

Kemungkinannya kecil dan menjadi mustahil bagi [Name]. Itu sebabnya Koushi memintanya untuk super fokus selama pertandingan, agar ia bisa menghindar.

Koushi benar dan [Name] tidak menurut, ia menuai apa yang ia tanam.

'Ngomong-ngomong, pesan dari Koushi semakin lama semakin pendek..'

***

Setelah insiden 'ditembak', Oikawa selalu menemui [Name] untuk memastikan kesembuhan tangannya. Oikawa merasa bertanggungjawab atas kejadian itu — dan memang seharusnya begitu. Ketika ia menonton latihan, Oikawa tidak henti mengingatkan teman satu timnya untuk berhati-hati.

"YANG SERVIS BOLA SAMPE BIKIN TANGAN ANAK ORANG PATAH SIAPA, HAH?!"

Iwaizumi Hajime aggressive mode: activated!

"Woah, Kak Iwa lepas kendali! Seseorang tolong jauhkan sumber stressornya! (baca: Oikawa Tooru)"

Tentu saja latihan mereka berubah menjadi sesi menenangkan macan mengamuk.

"Lari, Kak Oikawa! Kami akan menahan sekuat tenaga.. tapi jika itu tidak cukup, semoga di kehidupan berikutnya Kak Oikawa bisa jadi kapten yang lebih bijak lagi.. hiks"

Tidak terpuji, tapi fakta.

"HEH! LISANNYA DIJAGA, YA!!"

Oikawa tidak terima, namun tetap melaksanakan perintah adik kelasnya itu sambil menarik lengan [Name] yang tidak terluka.

***

"Kok aku baru nemu, sih?"

Alih-alih kabur dan bersembunyi di ruang kelas, Oikawa membawa [Name] ke tempat 'Makan Siang Bersama Oikawa Tooru' — atap sekolah yang pintunya sudah dibobol. Terheran ia melihat ekspresi [Name] yang tidak transparan, sulit sekali ditebak.

Revised Märchen | Oikawa Tooru x Reader + KoushiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang