Epilog

227 17 2
                                    

[Present time, 20XX]

Koushi, kamu pernah larang aku untuk pergi ke belakang aula, 'kan?

Kenapa?

Bukan karena kutukan atau semacamnya, 'kan?

Tadi aku pergi ke sana, bertemu.. Koushi. Ini bukan kebetulan, 'kan?

Kamu siapa, Koushi?

***

Sugawara Koushi terbangun ketika gemuruh petir masuk dalam jangkauan pendengarannya. Hujan turun mengguyur kota, menyebarkan hawa musim gugur yang menusuk tulang. Penghangat ruangan tidak cukup membuatnya hangat. Ia menggigil kedinginan.

Setelah beradaptasi dengan atmosfer yang mengitari, ia berusaha mengambil kembali kepingan memori 24 jam terakhir.

Samar-samar ia teringat bagaimana sikunya tak sengaja menyinggung teko kaca — hadiah pernikahan dari Bunda — sehingga benda itu pecah berkeping-keping

Ia ingat rasa luar biasa sesak di dada yang ikut melemahkan kekuatannya untuk berpijak, sehingga tubuhnya merosot jatuh ke lantai dapur

Ia ingat suara istrinya yang terus memanggil namanya, berlutut di sampingnya, sambil menyingkirkan pecahan kaca agar tidak melukai tubuh yang sedang rapuh itu,

Tapi lupa akan keselamatan dirinya sendiri.

"Koushi..?"

"Koushi?!"

"Sayang, kamu bisa dengar aku?"

Ia ingat pintu mobil wagon perak yang dibuka dengan buru-buru. Tubuhnya dibantu duduk di kursi penumpang, lalu diamankan dengan sabuk pengaman yang beberapa kali sempat terbelit sebelum akhirnya berbunyi 'klik'.

Ia ingat berkasan sinar matahari sore yang hanya bisa ia lihat dari karpet mobil, karena tubuhnya tidak bisa tegak — meringkuk menahan sakit.

Kalau tidak salah, hanya tangan kanannya saja yang ikut menekan dada, karena tangan kirinya menggenggam erat tangan sang istri hingga buku-buku jarinya memutih. Ia harus meminta maaf padanya — lagi. Nanti.

Ia juga ingat suara istrinya yang gagal menyembunyikan rasa cemas. Kecemasan yang belakangan ikut menghiasi raut wajah, sorot mata serta hati mereka.

"Tahan sebentar ya, Koushi.. kita hampir sampai"

Lalu gelap.

***

Koushi kira, semuanya akan berjalan lancar.

Ia pikir, Sugawara Koushi tidak akan pernah bertemu lagi dengan Ushijima [Name]. Kemudian garis takdir akan berubah, menjadi bahagia yang selama-lamanya untuk [Name]. Untuk istrinya yang ia temui pertama kali, 12 tahun lalu di belakang aula olahraga.

Padahal, ia sudah berhasil mempertemukan [Name] dan Oikawa, bahkan membuat mereka berkencan. Karena jika itu terjadi, Koushi bisa memunculkan variabel baru. Variabel yang bisa menurunkan probabilitas pertemuannya dengan [Name]. Mengubah masa lalu, sehingga ia bisa merelakan [Name] dengan lebih mudah.

Ia tidak mengetahui secara pasti apa yang terjadi setelah mengakhiri komunikasi dengan masa lalu, namun denting notifikasi yang tak asing meruntuhkan dunianya sore itu.

Sejarah terus berulang.

Jadi, di sinilah, untuk kesekian kalinya, ia terjebak di ruangan putih dengan aroma antiseptik yang begitu kuat.

Kembali merasakan kesunyian, terpisah dari hunian mereka yang hangat serta kembali menambah trauma baru untuk [Name] tanggung.

"Selamat siang, Mr. Sugawara! Saya Mrs. Ito, perawat yang akan berjaga sampai malam nanti"

Revised Märchen | Oikawa Tooru x Reader + KoushiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang