Chapter 9 | Roller Coaster Ride

142 17 1
                                    

Musim semi yang sebenarnya baru saja tiba di hati [Name].

Gerakan dan perkataan Oikawa yang serba tiba-tiba membuatnya berbunga-bunga. Ia berhasil mempertahankan senyum yang ia terima dari ketika Oikawa mengecup pipinya, bahkan hingga ia tiba di kamar.

Besok, rumah akan dipenuhi oleh kolega Papa dan Mama. Wajib bagi [Name] untuk menyambut tamu dan membalas semua ucapan selamat dari mereka yang tentu saja, adalah mutualisme belaka.

Setelah melewati hari yang panjang itu, pasti ia akan terlalu lelah untuk belajar. Jadi ia pikir, suasana hati secerah ini harus dimanfaatkan untuk mengerjakan tugas sekolah. Agar besok, ia bisa tidur lebih awal sekaligus bangun lebih awal. Agar ia bisa berangkat ke sekolah lebih awal dan bertemu dengan Oikawa lebih awal.

Tapi, bagaimana bisa fokus jika Oikawa Tooru telah menjajah setiap teritori pikirannya?

[Name] berusaha memahami materi dengan bibir yang masih terkembang, ketika ia mendengar suara Mama yang menggema dari balik pintu.

Saat itu juga, ia tahu bahwa keinginan sederhananya untuk bisa tidur lebih awal, tidak akan terkabulkan.

***

Sore itu, sinar matahari memenuhi ruangan bernuansa daisy white. Nuansa yang sama sekali tidak berubah sejak ia kecil. Kehangatannya sampai pada kedua belah pipinya, membawa sedikit penghiburan.

Padahal, ia benci ruangan putih. Ia benci ruangan yang mengingatkannya tentang sesuatu yang direnggut darinya.

Namun sedetik kemudian, ia menyalahkan diri sendiri karena masih punya dendam atas hal sepele di masa lalu. Padahal cuma boneka beruang, kenapa ya, rasa sakit hati itu membekas hingga saat ini?

Mungkin ia terlampau sensitif. Atau mungkin, terlalu banyak informasi yang ia terima. Rentang perasaannya hari ini luas sekali, berubah dengan sangat cepat, seperti roller coaster. Rasa bahagia ketika Oikawa mengecup pipinya di taman bermain telah menguap. Kenangan indah hari ini harus pergi bersama fakta yang ia curi dengar dari pertengkaran orangtuanya, beberapa saat yang lalu.

[Name] mengangkat pandangannya, menatap lurus ke luar jendela kamar yang menghadap hamparan bunga periwinkle di taman. Memikirkan berapa persen kemungkinan adanya mesin waktu, agar ia bisa mengubah — apapun, agar sakit hatinya tidak sedalam ini. Atau agar ia tidak perlu mengetahui apa yang ia ketahui saat ini.

Kalau saja, rekaman pertandingan milik Oikawa tidak datang saat itu.

Kalau saja ia sedang di cafe, duduk dekat jendela besar, seperti arahan Koushi.

Mungkin dirinya sedang sibuk melahap kue manis nan lucu. Bersenda gurau bersama Oikawa, membahas kesalahpahaman wanita setengah baya yang mengira mereka orangtua si kembar. Lalu setelah matahari tenggelam, ia akan pulang ke rumah dengan hati yang penuh.

Pulang ke rumah tanpa mengetahui apapun tentang pertengkaran sengit orangtuanya.

***

Wakatoshi ingin menjadi orang pertama yang memberikan hadiah pada [Name]. Oleh karena itu, ia berniat menaruh kotak berwarna lilac dengan pita putih ini di kamar [Name] sebelum adiknya pulang dari kencan.

Oh iya, tentu saja Papa dan Mama tidak tahu itu. Yang mereka tahu adalah ia pergi ke akademi untuk menjemput Wakatoshi, lalu mereka berdua akan pergi mengunjungi museum di tengah kota. Itupun Papa dan Mama izinkan karena besok adalah hari yang khusus untuk [Name].

Namun ketika masuk tanpa mengetuk pintu kamar, Wakatoshi mendapati [Name] sedang tertunduk menghadap meja belajar, menekuri buku yang ada di hadapannya.

Revised Märchen | Oikawa Tooru x Reader + KoushiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang