Sean Club Centre (SCC)

4 1 0
                                    

Doorr......

Mereka terkena bias ledakan mobil ray, begitu juga dengan gerald dan ray yang berhasil keluar di detik terakhir mobilnya terbakar.

"ray... "sahut gerald melihat ray di sisinya yang tak sadarkan diri , ia segera memanggil ambulance.

Anthony membawa xia yang tak sadarkan diri ke mobilnya, tak mempedulikan apapun ia melaju keluar arena menuju rumah sakit.

"lo harus bertahan xia... "sahut anthony sangat marah dengan semua kejadian hari ini.

Alois mencoba bangun dan mencari keberadaan ray, ia cukup lega gerald berhasil mengeluarkan ray dari mobilnya dan juga mendapati jordan tak sadarkan diri.

Keesokan harinya, Menara R grup jadi trending tropic, ray yang tidak bisa di selamatkan dan menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan ke rumah sakit. Alois mendekati ray yang terlihat pucat di ruang jenazah.

Ia tak kuasa, dan terduduk di bawah ranjang ray yang menangis sendirian.

Usai pemakaman, lois hanya diam menggenggam tanah merah makam sahabat baiknya itu, senyuman, keceriaan ray terlihat jelas di ingatannya.

"Al.. "sahut gerald menyentuh pundak alois, Al hanya diam sembari menghapus airmatanya yang masih mengalir.

"lo duluan aja...."

"Anthony nelpon gue, xia udah sadar... "sahut gerald, Al menganggukkan kepalanya.

"ntar gue nyusul.."sahutnya, gerald tak bicara lagi dan menepuk pundak Al sebelum pergi.

VIP room, ayah jordan begitu murka, lagi² ulah putranya hingga menara R berduka kehilangan pewaris tunggal mereka dalam kecelakaan mobil.

"kamu itu kenapa? Berkali² dady nutupin kesalahan kamu terus, kamu tau apa yang terjadi jika Roy sampai tau, kamu penyebab anaknya meninggal, sudah cukup jordan.. "

"dad, aku gak maksud gitu.. "

"selalu begitu, dulu kamu juga hampir membunuh Alois, kamu melukai semua teman² mu sendiri.. sudah cukup jordan, mulai detik ini dady gak akan menutupi kesalahanmu lagi, bukannya kamu menjadi lebih baik tapi malah menjadi lebih buruk, dady yang salah dari dulu selalu gak ingin kamu dalam masalah.. tapi gak lagi... ini keterlaluan jordan... "sahut ayahnya sangat marah dan keluar dari ruang rawat putranya itu.

Alois berpas²an dengan ayah jordan yang baru saja keluar dari ruang VIP itu. Ayah sahabatnya itu hanya melirik Al dan mengusap lengan pria tinggi itu sesaat sebelum pergi.

Jordan hanya diam, jauh dari lubuk hatinya ia merasa bersalah atas kematian ray.

"aah.. "teriak jordan menghapus airmatanya, membanting remote TV dan menahan rasa sakit kaki kanannya yang di gips.

Alois memutar balik langkahnya menuju ruang rawat xia, meski ia tak dekat dengan adiknya. Ia ingin berada di saat tersulit xia jika ia menanyakan tentang ray. Al melangkah masuk ke ruang rawat xia, melirik anthony yang siaga menemani xia dari kemarin.

"haii.. are u okay? "sahut Al memperhatikan wajah xia yang hanya diam bersandar di ranjangnya.

Xia melirik pakaian Al yang serba hitam, airmatanya kembali jatuh.

"kak, ray dimana? Dia gak papa kan, gue tanya anthony dia cuma diam, lo juga bakal diam. "

Al tak tau harus jawab apa. Anthony keluar begitu saja dari ruangan xia sambil menyeka airmatanya yang berlinangan di pelupuk matanya.

"kalo lo cuma diam ngapain kesini, kenapa seorangpun gak ngasi tau gue, jawab gue, ray mana kak.. "sahut xia histeris.

Al hanya memeluk xia, ia hanya diam saat xia memukul² pundaknya. Ia ikut menangis mendengar xia untuk pertama kalinya menangis.

YoxiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang