Saat yang lainnya masih terlelap, Millicent sudah bangun dari tidurnya. Dia menguap dan menggosok mata, sembari turun dari ranjang. Menghampiri meja dekat ranjangnya, mencari sisir rambut di atas meja. Millicent mengerutkan kening saat tidak menemukan sisir miliknya. Dia melihat sekeliling, dan melihat sosok berambut panjang yang sedang menyisir rambutnya, berdiri di depan cermin besar berbentuk persegi panjang. Kerutan di dahi Milicent semakin dalam menatap sosok itu.Bukankah itu sisir ku?. Batin Millicent.
"HEI! SIAPA KAU? KENAPA MASUK KE KAMAR KAMI TANPA IZIN!" Milicent berteriak sambil berjalan menghampiri sosok itu.
Sosok itu berbalik menghadap
Milicent, dengan terkejut. "Milli, apa maksudmu? Ini aku Pansy!"Milicent membelalakkan mata, dengan perasaan bingung luar biasa. "PANSY?" Dia melihat Pansy dari ujung kaki sampai ujung kepala. Melihat dengan ngeri rambut hitam panjang temannya yang hampir menyentuh lantai.
Teriakan Millicent membangunkan Tracey, yang dengan linglung mencari tahu apa yang terjadi.
"Pansy kau--" Tracey menyadari perbedaan penampilan Pansy, dia dengan cepat menghampirinya dan setelah itu membolak-balikkan badan Pansy, sambil memegang rambutnya dengan bahagia. "Lihat ini! Benarkan! Ramuannya bekerja! Bahkan hasilnya sangat baik. Aku memang ahli dalam ramuan!" Tracey tertawa Bahagia.
"Apa yang terjadi?" Millicent memandang bergantian Tracey dan Pansy.
Tracey berhenti tertawa dan menjelaskan dengan semangat percakapan mereka dengan Draco kemarin, serta memberitahu rencananya dan Pansy kepada keduanya, tentang membuat ramuan agar rambut cepat panjang dalam waktu singkat.
"Jadi saat kemarin kalian tidak mau makan malam, karena membuat ramuan itu?" tanya Millicent.
"Tepat sekali!" balas Tracey.
"Tapi bukankah rambutmu terlalu panjang? Kurasa sebaiknya dipotong lagi," saran Millicent, memandang rambut Pansy yang hampir menyentuh lantai.
"Aku juga berpikir begitu." Pansy memegang beberapa helai rambutnya.
"Ini sudah bagus! Semakin panjang, semakin menawan! Kau tidak ingat perkataan Draco kemarin? Jangan memotongnya lagi!" Tracey berkata dengan cepat, sembari memegang kedua bahu Pansy.
"Tapi--" Pansy ragu-ragu menatap Tracey di depannya yang terlihat bersemangat. "Baiklah," lanjutnya.
"Bagus! Nah bukankah sebaiknya kita bersiap untuk sarapan? Pakai seragam kalian!"
Setelah Tracey berbicara, ketiga gadis remaja slytherin bersiap-siap pergi sarapan di aula utama.
Saat mereka berempat melewati koridor, sepanjang perjalanan menjadi pusat perhatian orang-orang yang lewat, lebih tepatnya mereka memandang Pansy. Ada tatapan terpesona, tatapan aneh dan tatapan penasaran.
"Aku juga ingin memiliki rambut panjang."
"kukira kuntilanak."
"Bukankah itu Pansy? kenapa tiba-tiba rambutnya panjang sekali?"
Dua gadis berseragam Gryffindor, menghampiri mereka dan bertanya kepada Pansy. "Hei Parkinson, apa kau sedang cosplay sadoko?" tanya salah satu gadis.
"Kau terlihat cocok," lanjut gadis lainnya. Mereka terkikik pelan.
"Apa yang kalian katakan! Apa kalian mengejekku hah!" Pansy menatap galak kepada dua gadis Gryffindor di depannya.
Dua gadis itu kaget melihat tatapan Pansy yang seperti ingin menelan mereka. "Eh tidak begitu, aku bilang rambutmu sangat panjang seperti rambut sadako, salah satu putri di dunia muggle."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of Draco and Pansy
FanfictionDransy Fanfiction Cerita perjalanan romansa remaja yang manis dari slytherin * * * * Semua karakter milik J.K Rowling