10. Teman atau Pacar?

318 44 8
                                    

Seleksi untuk menentukan asrama bagi para murid baru, berlangsung pada awal setiap tahun ajaran baru. Para murid dan guru Hogwarts, menyaksikan anak-anak kelas satu yang maju satu persatu untuk memakai topi seleksi.

"RAVENCLAW!"

"SLYTHERIN!"

Aula Besar dipenuhi sorak riuh dan suara tepukan tangan meriah, ketika topi seleksi menyebutkan asrama satu persatu murid baru.

"GRYFFINDOR!"

"HUFFLEPUFF!"

Ketika acara seleksi selesai, Profesor Dumbledore berdiri dan tersenyum kepada seluruh orang di aula. "Selamat makan!" suaranya bergema di seluruh aula, di balas sorakan riang dari para murid.

"Akhirnya! Perutku terus protes karena menunggu." Grabbe dengan bahagia mengambil paha ayam yang sedari tadi menjadi pusat perhatiannya.

Blaise memutar matanya malas, memandang Grabbe. "Apa kau akan mati jika tidak makan satu hari saja?"

"Sepertinya begitu," balas Grabbe, sambil mengunyah.

Pansy terkekeh pelan, dan menggelengkan kepala. Setelah itu dia mengambil apel hijau di dekatnya dan mulai mengupas, lalu memotong menjadi empat bagian. Kegiatan ini sudah menjadi kebiasaan si Parkinson setiap kali dia makan bersama Draco.

"Buka mulut Draco," ujar Pansy.

Draco membuka mulutnya, membiarkan Pansy menyuapi potongan apel, dan mengunyah dengan senang.

Pansy tersenyum puas, lalu mengalihkan pandangan ke meja, ingin menyantap makanan-makanan lezat di depannya. Dia mengambil donat coklat, dan melahapnya dengan semangat. Pansy mengunyah dengan pipi mengembung, matanya menyipit menikmati rasa donat di mulutnya.

Gadis itu tidak menyadari bahwa Draco sedang menopang dagu, sembari memandangnya lekat.

"Pans." Draco mengulurkan tangannya saat Pansy menoleh dengan bingung. Dia mengusap sudut bibir Pansy dengan ibu jarinya, membersihkan sisa coklat yang menempel.

Pansy sementara tidak bereaksi, iris coklatnya bertemu dengan iris abu-abu milik Draco.

"Kalian sedang apa?" suara Blaise menyadarkan keduanya, baru teringat ada orang lain di sekeliling mereka.

Blaise menyipitkan matanya curiga, Theo yang sedari tadi fokus dengan bukunya melirik keduanya. Goyle dan Grabbe berhenti pada kegiatan mengunyah makanan mereka, memandang Draco dan Pansy dengan takjub.

"Kalian pacaran?" tanya Goyle menatap keduanya penuh minat.

"Kenapa kalian berhenti makan?" Pansy gelabakan, mengalihkan pandangannya dari Draco.

"Hei! Beri tahu kami! Kalian punya hubungan spesial kan?" semprot Grabbe penasaran.

"Kalian bicara apa sih!" wajah Pansy mulai memerah menahan malu.

"Hentikan itu! Kami tidak ada apa-apa, oke!" Draco memberi tatapan kepada Goyle dan Grabbe untuk diam. Dia menoleh ke Pansy. "Aneh sekali mereka, kita adalah teman baik. Benar kan Pans?"

Pansy tak berani menatap Draco, tangannya mendorong pipi Draco, agar menjauh darinya. "Makan saja, makanan mu!"

.
.
.
.

**********

Pansy baru sampai di kamar, saat Tracey menyambutnya dengan senyuman lebar hingga matanya menyipit.

"Ada apa? Kau keliatan bahagia sekali?" tanya Pansy.

"Tentu aku ikut bahagia, saat temanku bahagia!"

The Story of Draco and Pansy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang