5. Hidden pain

155 8 0
                                    


Seoul, apartement Jihan (12.00am)

Aku sangat frustasi sehingga membuatku menangis hingga tertidur dan kini sudah pukul 12 siang aku belum juga membuka mataku, untung saja setahuku belum ada scedule apapun hari ini jadi aku bisa agak bersantai kalaupun aku tak bangun hingga sore.

Tidurku sangat pulas namun lagi lagi wanita sialan itu selalu menggangguku, siapa lagi kalau bukan Manager yang merangkap sebagai asistenku Yura.

Yura memang brengsek, ingin sekali aku memukulnya jika saja dia bukan managerku.

"Bangun Jihan...ini udah jam berapa? gila lo tidur apa cosplay jadi mayat sih? bangun dulu gw punya berita menarik buat lo" dia terus menerus menggoyang goyangkan tubuhku dan aku yang kesalpun bangun dan menatapnya dengan tajam.

"Yura, kalo di dunia ini membunuh itu legal saat ini juga lo udah mati ditangan gw" Yura tertawa geli mendengarnya.

"Lo harus dengerin gw sebelum lo marah marah, nih liat ..." dia menyodorkan sebuah tablet padaku.

Aku membaca sebuah email disana dan tiba tiba emosiku padanya kembali memuncak.

"Lo gila yah? lo mau jual gw?" Yura kembali tertawa

"Ini bisa jadi batu loncatan lo supaya lo bisa jadi pemain film bokep Ji.." Dan sekarang aku benar benar marah dan sontak memukul lengannya.

"Bercanda ji ya ampun, lo KDRT nih" tambahnya dengan memegang lengannya yang kupukul.

"Gak ada, gw gak mau" aku kembali berbaring.

"Tapi ini cuannya gede loh Ji"

"Gak perduli"

"Bukannya ini merek yang biasa lo sama taehyung pake yah?" yura menampilkan senyum mengejeknya dan itu benar benar membuatku sangat kesal kini aku menatapnya bak seorang mangsa yang ingin kuterkam.

Aku diam tak menjawabnya.

"Lagian si jimin juga ikut casting kok"

"Apa lo bilang? jimin?" kini aku bangun dari tidurku.

"Iya hari ini dia ikut casting asistennya ngomong sama gw semalam, ngomong ngomong semalam lo pulang sama jimin?" aku menatapnya bingung.

"Iya emang kenapa?"

"Gila sih, pas ditempat karaoke taehyung ngechat gw nanyain lo tapi gw bilang kita lagi karaoke trus dia bilang jangan kasih tau kalo dia ngehubungin gw...Ji lo beneran udahan sama taehyung?"

Aku bangun dan mencoba duduk dan menjawab pertanyaan Yura "Gw sama dia tuh cuma temenan ra " Yura memutar matanya disana aku melihat dia tampak tak percaya.

"Gak ada kali temen ama temen tidur bareng"

"Itu emang ada kesepakatannya Ra...tapi gw sama tae gak pernah mau ada ikatan lebih kita cuman sekedar temen doang"

"Ya udah Ji...sekarangkan lo udah sama jimin mending lo terima aja deh tawaran iklan ini daripada jimin ama cewe lain lo mau emang?"

Yura benar aku dan jimin sudah menjadi sepasang kekasih, apa aku siap nantinya melihat jimin dan wanita lain di iklan itu? tentu tidak aku tak akan rela kekasihku melakukan semua itu dengan orang lain.

"Oke gw mau"

Yura sangat senang sampai sampai dia memelukku dengan erat.

"Makasih yah, gw mau hubungin sutradaranya dulu akhirnya gw bisa beli tas Chanel keluaran terbaru " ucapnya yang kegirangan meninggalkan kamarku.

Yura memang selalu seperti itu, karena itu aku tak pernah mau mencari asisten karena Yura sudah bisa merangkap menjadi manager dan asistenku walau sering kali dia marah marah karena kewalahan tapi tetap dia akan kembali ceria dan aku menyukainya.

(Not) Friend With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang