12.Depression

83 5 3
                                    

Bunyi monitor yang menampilkan impuls atau aktifitas jantung yang tampak berupa grafik membuat air mataku selalu tumpah dikala ku tatap wanita yang sangat kusayangi kini terbaring lemah disana belum sadarkan diri sejak kejadian naas yang menimpa keluarga kami.

Mama mengidap jantung lemah, dan semua ini karena kak Yoon Jin yang mengatakan bahwa ia akan bercerai dengan kak Jennie.

Mendengar itu sakit jantung mama kambuh dan berakhir di ruang ICU sekarang, aku terus saja menangis tak perduli jika mataku akan sembab aku tetap menangis hingga dalam tidurkupun aku menitikan air mataku.

Mereka memaksaku untuk pulang tapi aku tak mau aku lebih memilih menemani mama disini, kabar itu cepat tersebar hingga Jimin yang notabennya adalah kekasihku sekarang iapun tahu dan berniat datang menemaniku.

Mama adalah kekuatanku, aku sangat menyayanginya karena hanya mama yang mengerti aku dan mendukung semua keputusanku selama ini.

Jangan tanya papa dimana, karena papa tidak bisa melihat mama melemah seperti sekarang pria tua itu lebih memilih mengunci diri didalam kamar.

Keluargaku benar-benar sedang dalam tekanan, baik dari publik maupun dari bisnis, karena kabar kak Jin selingkuh dan akan bercerai membuat harga saham perusahan kami turun drastis tak sedikit investor yang menarik saham mereka pantas saja mama sampai shock dan jatuh sakit karena kejadian ini sangat berdampak besar untuk kami sekeluarga, tak luput juga aku.

Aku terus menangis walaupun kini mataku bengkak dan kepalaku mulai pusing, Yura masih setia menenangkan ku meskipun aku tetap dengan tangisanku sambil menggenggam tangan mama erat.

Ceklek....

Suara pintu terbuka aku dan Yura sontak melihat kearah pintu, dan benar saja itu Jimin.

"Ji...gw balik yah, gw harus ke agensi lo sama Jimin disini gak apa-apa kan ?" ucap Yura pelan

Aku hanya mengangguk tak mengatakan apapun.

"Jim...titip Jihan yah"

"Iya Ra..."

Sepeninggalnya Yura Jimin memegang pundakku "Sayang...kamu harus istirahat"

Aku kembali menangis namun kali ini Jimin memelukku erat, aku menangis tersedu-sedu dalam pelukannya.

Memang ini yang saat ini aku butuhkan, pelukan hangat dan menenangkan dari pria lembut seperti Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Memang ini yang saat ini aku butuhkan, pelukan hangat dan menenangkan dari pria lembut seperti Jimin.

Setelah berhasil membujukku Jimin langsung membawaku ke apartement, sepanjang perjalanan aku tertidur karna saking lelahnya menangis dan belum makan aku jadi mengantuk dan akhirnya tertidur didalam mobil.

Setelah sampai dibasement jimin mencoba membangunkanku tapi aku tak juga membuka mataku, Jimin tahu aku pasti sangat lelah sehingga dia menggendongku ke atas.

Aku mendengar dering ponsel yang terus berbunyi hingga kubuka mataku perlahan dan meraih ponselku yang ada diatas nakas sebelum mengangkat telponnya Jihan melihat jam yang tertera di bagian depan walpapernya kini sudah pukul 9 pagi.

(Not) Friend With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang