Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku baru selesai berdandan. Hari ini aku pulang lebih cepat dari biasanya. Memang sekolah sengaja dipulangkan sekitar dua jam sebelum bel terakhir, ini dikarenakan para guru yang akan melayat. Eum... entahlah aku lupa melayat kemana aku tidak terlalu mendengarkan pengumuman tadi.
Begitu melewati gang menuju rumahku, aku tidak menemukan sosok Kim Sunoo disana. Kesempatan ini aku gunakan untuk pulang terlebih dahulu. Mengingat badanku yang sangat lengket oleh keringat sewaktu pengambilan nilai olahraga tadi, aku berencana untuk mandi dan sedikit berdandan.
Ayolah, aku ini seorang gadis tidak ada salahnya untuk tampil lebih baik. Lagipula aku juga takut Sunoo malu kala bersamaku bila aku terlihat buruk.
Sekedar informasi saja aku menggunakan kaos berwarna putih dengan rok merah dibawah lutut. Aku sempat bingung akan menggunakan baju apa untuk bertemu Sunoo siang ini. Walau dia terbiasa mendapatiku dengan seragam sekolah, aku merasa ingin terlihat berbeda di hari ke tiga kita berkencan. T-ta-pi... ini tidak terlalu berlebihan, kan?
Aku hanya ingin membahagiakan pacarku. Ah malu rasanya bilang begini.
Jumat siang, tepat pukul dua. Cuaca tidak terlalu panas dengan sinar matahari yang tidak menyengat. Musim semi yang sempurna.
Beberapa saat tadi Sunoo mengirimiku pesan singkat mengatakan bila dia sudah berada di lokasi pertemuan, di ujung gang tepat dibawah tower listrik. Dia juga mengatakan akan menungguku meski aku lama, dia tidak tahu saja jika aku sudah berada di rumah. Beberapa menit setelah pesan itu sampai padaku aku lantas segera pergi keluar. Tentu saja setelah berpamitan dengan mama.
Oh ya aku mencari alasan lain saat berpamitan tadi. Mengatakan jika aku memiliki janji dengan Minji untuk mengerjakan tugas bersama dirumahnya. Beruntung mama percaya.
Tidak apa meminjam nama temanku itu, toh gadis tersebut juga sering meminjam namaku untuk beralasan ketika ia akan berkencan dengan kekasihnya, Lee Heeseung. Mungkin setelah ini aku harus menghubungi Minji, meminta dia berbohong jika mama menghubunginya nanti.
Sekitar lima menitan berjalan dari rumah, akhirnya aku dapat melihat sosok lelaki yang berdiri tak jauh di depan sana. Tidak salah lagi itu pasti Sunoo. Dia berdiri dengan tas berwarna hitam di punggungnya, anak laki-laki itu fokus pada ponsel di tangannya.
Oh astaga... mengapa tiba-tiba aku merasa gugup. Mengapa jantungku berdegup begitu kencang? Mendadak aku kehilangan percaya diri, apa aku aneh dengan penampilan ini?
Kurasa dia tidak menyadari kedatanganku, terbukti dijarak kami yang kini hanya tersisa sekitar dua meter ini dia tidak menoleh.
"Sunoo-ya!" Dari kejauhan aku menyerukan namanya.
Anak lelaki itu menoleh, gerakan dari tangannya yang menggenggam ponsel berhenti. Dia mengamatiku seiring aku berjalan mendekat. Dirinya menatapku untuk beberapa detik, bibirnya menganga dan matanya tidak berkedip sama sekali. Mungkin jika aku tidak melambaikan tangan di wajahnya dia tidak akan berkedip.