Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Wah, gila baru kali ini dua jam pelajaran aku nggak paham sama sekali."
Aku hanya menggumam pelan menanggapi ucapan gadis dihadapanku ini.
"Ei, tumben kamu paham fisika, kesambet apa?" Dia berucap kembali.
Kali ini aku menghentikan aktivitasku dan mendongak, menatap Jang Minji untuk waktu singkat. Lalu...
"Hm... keajaiban," gelakku.
"Heleh!" cibirnya kemudian mendengus.
Aku hanya terkikik kemudian kembali melanjutkan membaca buku komik yang beberapa saat lalu kutemukan dari salah satu rak buku tak jauh di sebelah sana.
Oh ya, ini jam istirahat dan setelah dari kantin tadi Minji mengajakku pergi ke perpustakaan. Sejak tadi anak perempuan itu terus berceloteh mengeluhkan dia yang tidak bisa memahami materi selama dua jam pelajaran.
Dirinya mengaku mengantuk kala kelas berlangsung hingga tidak dapat fokus pada materi yang diajarkan. Oleh sebab itulah Minji mengajakku ke tempat ini untuk mengulang materi.
Jangan salah, aku tidak ikut mengulas materi, aku hanya menemaninya saja. Hari ini fisika, malas sekali jika harus mempelajarinya lagi, toh suatu keberuntungan aku tadi dapat fokus hingga bisa memahami materi yang diajarkan.
Disaat Minji mempelajari ulang materi aku hanya menemaninya sembari membaca komik. Untuk beberapa menit berikutnya suasana diantaraku dengan Minji masih tetap sunyi seperti ini. Dia yang fokus pada buku pelajaran dan aku pada komikku. Hingga di menit berikutnya seseorang muncul dari balik pintu dan berhasil menghangatkan lagi atmosfer diantaraku dan minji.
Aku mengamatinya untuk sejenak, begitu pula Minji yang fokusnya mendadak buyar begitu sosok itu muncul.
Ah itu anak laki-laki dari kelas kami.
Pemuda populer yang sekaligus menjabat sebagai ketua kelas di kelasku. Yang Jungwon.
Kamu pasti teringat akan rahasia ku soal anak ini, kan?
Tolong tetap rahasiakan!
Aku tidak tahu untuk apa dia datang ke perpus siang ini. Setahuku Jungwon lebih senang menghabiskan sisa jam istirahat di lapangan basket atau ruang musik. Ah aku hampir lupa, dia itu pandai bernyanyi. Suaranya sangat indah dan sebagai seorang penggagum tentu saja aku selalu melayang kala mendengarkan suaranya. Jungwon juga bergabung dengan band sekolah tapi anehnya, alih-alih sebagai vokalis Yang Jungwon justru mengambil posisi sebagai gitaris. Tidak ada yang mempermasalahkan itu, Dia tetap keren dengan posisi apapun.
Diam-diam aku melirik setiap gerak-geriknya. Jungwon pergi menemui penjaga perpus dan berakhir mengobrol ringan dengan sang penjaga. Entahlah, namun kurasa dia ada keperluan dengan penjaga perpustakaan.
Baik, lupakan soal Jungwon. Pandanganku beralih pada gadis di depanku ini. Dia menompang dagu dengan mimik muka serius serta mata yang tak beralih dari buku di hadapannya itu.