Begitu bus yang kutumpangi berhenti, dengan cepat aku dapat melihat sosoknya. Sosok Kim Sunoo yang duduk di kursi halte sembari bermain gawai.
Sebenarnya aku sudah melihatnya sedari bus ini masih di kejauhan. Bayangannya yang masih samar membuatku sempat tidak yakin jika itu benar-benar Sunoo.
Menghembuskan napas dengan berat begitu bus berhenti. Diriku sengaja keluar paling belakang, bermaksud menunggu agar penumpang yang lain pergi.
Aku melihatnya dari jendela bus, Sunoo masih duduk dan fokus ke ponselnya. Dia seperti sedang berbalas chat dengan seseorang, terbukti lewat jempolnya yang terus bergerak cepat diatas keyboard. Mendadak pemandangan ini membuatku sedikit kesal, aku jadi teringat momen tempo hari dimana dia yang berbalas pesan dengan Lee Seona. Sungguh emosiku masih membara jika mengingat kejadian itu.
Namun kini aku sangat amat yakin jika pemuda itu pacarku, Kim Sunoo.
Tetapi anehnya, dia tidak bereaksi. Jika dia menungguku minimal anak itu mendongak dan mengedarkan pandangan ke seisi bus untuk mencariku.
Atau mungkinkah bukan aku yang akan dia temui saat ini?
Oh... dan lihat apa yang di sampingnya itu? Bukankah itu paper bag?
"Kok nggak turun?"
Aku segera menoleh. Minji berdiri di samping kursiku. Tiga kata yang diucapkannya barusan membuatku nyaris berlonjak. Gadis berambut keriting itu bersedekap, satu alisnya terangkat, tatapanya seperti bingung.
"Eng... Ini juga mau turun, kok" elakku, lalu beranjak.
Anak perempuan itu berdecih, lantas menggeser sedikit tubuhnya membiarkanku berjalan lebih dulu dan dia mengekor di belakang.
Begitu aku turun Sunoo mendadak berdiri. Itu benar-benar membuatku terperanjat. Aku terdiam begitu mata kami saling bertemu.
Dia tersenyum, senyum yang sama seperti biasanya.
Anak lelaki itu melambai pelan kearahku. Tentu saja ini membuat kedua mataku membola.
Lalu...
"Kamu kenal?" Minji menepuk pundakku beberapa kali seraya berbisik dekat telingaku.
Mataku membola, menoleh gadis itu.
"Aku temennya Jiho," sahut lelaki itu tiba-tiba.
Aku lagi-lagi dibuat terkejut, aku juga tak tahu sejak kapan dia berada di hadapanku.
Aku masih melongo memandang Sunoo dengan penuh tanda tanya. Pemuda itu justru tersenyum aneh. ekspresi wajahnya saat ini sungguh mencurigakan.
"Nuna?" Kedua kening Sunoo mengerut, aku masih menatapnya dengan tatapan bingung, "Aku udah lama nunggu."
Kedua alisku nyaris menyatu. Sungguh aku tidak mengerti situasi macam apa ini. Badanku membeku dan tatapanku lurus kearah pemuda bermarga Kim ini.
Apa Sunoo sedang menyelematkanku?
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴀꜰᴛᴇʀ ꜱᴜɴꜱᴇᴛ - ᴋɪᴍ ꜱᴜɴᴏᴏ
Fiksi PenggemarTulisan ini didedikasikan untuk Kim Sunoo ♡ "Terima kasih atas waktumu. Aku merindukanmu, Sunoo." ❲ꜱᴇʟᴇꜱᴀɪ❳ ⚠︎ ᴊᴜꜱᴛ ᴀ ꜰɪᴄᴛɪᴏɴᴀʟ ꜱᴛᴏʀʏ! ɴᴏᴛʜɪɴɢ ᴛᴏ ᴅᴏ ᴡɪᴛʜ ʀʟ ᴄʜᴀʀᴀᴄᴛᴇʀꜱ! + don't be a silent reader ! ©jihyeuv_2023