"Dikala Senja mulai datang, rasa rindu itu mulai datang. Di Kala Senja aku menatap langit yang penuh warna abu dan orange. Dikala Senja aku duduk termenung seorang diri, menantikan kehadiranmu yang tak kunjung datang."
------------------------------------
BIMA POV...Hai perkenalkan Namaku Bima, aku lahir dari kalangan keluarga yang sederhana namun masih bisa di katakan cukup. Cukup dalam hal apapun, tapi walaupun begitu aku selalu ingin berusaha mengangkat derajat keluargaku menjadi lebih baik. Aku saat ini masih duduk di bangku SMA, aku juga bekerja paruh waktu untuk mencukupi biayaku sendiri di kota. Masa SMA aku disibukkan dengan sekolah dan bekerja, tidak ada waktu bermain atau berkumpul bersama teman seusiaku. Di sekolah aku tidak memiliki cukup banyak teman, hanya satu orang, namanya adalah Satria.
Aku sedang berjalan di koridor sekolah menuju ke perpustakaan, Satria memanggilku. "Bima, tungguin kenapa sih... Cepet banget jalannya."
"Ya itu karena kamu jalannya semakin lamban saja seperti keong." sahutku.
"Apa? Heh, enak saja... Aduuuh aku haus, minta susumu dong." ujar Satria padaku sambil melihat dadaku yang datar
"Dasar mesum... Kekantin sana kalau haus." sahutku sedikit kesal.
"Aku hanya bercanda saja, kenapa kamu jadi marah-marah denganku? Ah, lagi PMS ya?" seru Satria padaku.
"Gila..." ujarku pada Satria.
Aku dan Satria berpisah di persimpangan koridor, aku menuju ke Perpustakaan sementara Satria menuju ke kantin untuk membeli minuman. Sesampainya di perpustakaan aku langsung mengembalikan buku yang aku pinjam beberapa hari yang lalu. Dan aku tidak akan meminjam buku yang lain hari ini.
Penjaga perpustakaan yang tau kebiasaanku suka membaca, ia selalu bertanya padaku. "Mau meminjam buku yang lain?"
Penjaga perpustakaan itu masih muda, sekitar berumur Delapan belas tahunan. Aku hanya menggelengkan kepalaku saat dia bertanya padaku. Lalu pak Dino berbicara lagi. "Bima, aku punya buku bagus untukmu. Di dalamnya ada banyak puisi, mungkin kamu akan suka."
"Wah, terimakasih pak. Nanti akan Bima kembalikan kalau sudah selesai membacanya." sahutku pada Pak Dino. Ya namanya Dino Sastrawiguna, sebenarnya pak Dino menjadi penjaga perpustakaan hanya untuk mengisi waktu kosongnya saja saat sedang tidak kuliah.
Beliau mengatakan padaku kuliahnya hanya di haru jumat, sabtu, dan minggu, jadi ada waktu empat hari bisa bertemu denganku, ah... Menjaga perpustakaan maksudku. Pak Dino kemudian berbicara lagi. "Tidak perlu, untukmu saja."
Aku mengangguk, lalu aku pergi meninggalkan perpustakaan. Aku tidak tau kalau Satria sudah berdiri di depan pintu dan memperhatikanku saat aku berbicara dengan pak Dino. Aku melihat Satria yang menyipitkan mata penuh curiga menatapku.
"Apa? Kenapa kamu melihatku seperti itu?" ujarku pada Satria.
"Hmmm... Aku curiga dengan kalian berdua. Jangan-jangan kamu menyukai Pak Dino ya? Aku lihat kamu sering ke perpustakaan?" sahut Satria.
Tiba-tiba tenggorokanku terasa kering dan haus, alhasil aku menyambar minuman milik Satria dan meminumnya sambil berlalu pergi. Satria yang melihatku salah tingkah langsung mengejar dan menggodaku. "Eh, Bima. Itu minumanku, kembalikan..."
"Sudah habis..." sahutku sambil meringis.
"Tuhkan, kelihatan... Haih, katakan saja tidak masalah kok." sahut Satria.
Aku berpikir sejenak sebelum berbicara. "Tidak, aku hanya suka membaca buku, kan kamu tau sendiri."
"Mana ada, dari cara kamu menatap pak Dino, dan Pak Dino menatapmu juga sama. Hei, aku ini tidak bodoh tau. Sudahlah mengaku saja, lagi pula aku tidak cemburu." sahut Satria.
KAMU SEDANG MEMBACA
BL- SENJA
Romance"Dikala Senja mulai datang, rasa rindu itu mulai datang. Di Kala Senja aku menatap langit yang penuh warna abu dan orange. Dikala Senja aku duduk termenung seorang diri, menantikan kehadiranmu yang tak kunjung datang." . . . New Story iman saputra