Setelah beberapa jam di kantornya Rio, Bima mendapat telepone dari Raya. "Halo Bima, Bim kamu harus ke kampus sekarang, Pelajaran akan segera di mulai."
"Oke Raya, lima menit aku sampai." Balas Bima.
Panggilan di akhiri, Bima berpamitan dengan Rio. "Maaf kak, eh Pak... Saya ijin ke Kampus dulu."
Rio menaikan alisnya sebelah, lalu berbicara. "Panggil kak saja, jika kamu nyaman seperti itu. Oh, bukannya kamu tidak ingin masuk kuliah hari ini? Bagaimana perasaanmu?"
"Aku sudah baikan kok, aku tidak ingin menyia-nyiakan beasiswaku. Terimakasih karena sudah menerimaku bekerja disini," seru Bima.
"Ya sudah, kamu hati-hati... Kabari kalau sudah sampai, bawa saja mobilku, aku bisa minta antar supir kantor nanti." ujar Rio.
Bima mengangguk dan menerima kunci mobil itu, Bima pergi meninggalkan kantor Rio menuju ke kampusnya. Berhubung kantor tidak jauh dari kampusnya, Bima pun sampai dengan kecepatan yang wajar. Setelah sampai kampus, Bima langsung keruangan barunya dan tidak satu ruangan dengan Raya dan Rian. Semua Mahasiswa dan Siswi belajar dengan tenang, setelah pelajaran selesai Bima pergi ke kantin. Saat berjalan ke Kantin Bima melihat Derex, Satria, Kris, dan Shena. Bima menghindari tatapan Satria padanya, tapi Derex malah menghampiri Bima.
"Bima, sini gabung dengan kami." ujar Derex.
Bima hanya tersenyum dan menggeleng, lalu Satria berbicara. "Biarkan dia Derex, jangan di paksa jika dia tidak mau."
"Oh, kamu kenapa? Apakah aku punya salah padamu? Sayangku, ayolah..." seru Derex sambil mengucapkan kata sayang.
Deg
Jantung Satria rasanya seperti tertusuk duri, Bima melirik Satria yang ekspresinya berubah drastis. "Maaf kak, aku kesana dulu."
Bima pergi menghampiri Raya dan Rian, saat Bima baru duduk Rian berbicara. "Kamu kemana saja Bima? Kenapa tidak masuk kelas?"
"Aku pindah Fakultas, ke Fakultas bisnis di sebelah sana itu." seru Bima.
"Hiish, kamu ini... Ya sudah makan dulu." seru Raya.
Bima, Rian, dan Raya asik makan makanan mereka, sementara di meja ujung sana, Derex di interogasi oleh Satria. "Apa hubunganmu dengan Bima?"
"Huh? Oh itu... Aku menyukainya sejak pertama kali dia masuk ke kampus ini. Dia sangat imut dan menggemaskan, aku berniat akan mengajaknya pergi nongkrong denganku. Ya nonton Film..." balas Derex.
"Oooh... Awas jika kau macam-macam padanya, lebih baik kau tidak usah dekat-dekat dengannya." seru Satria.
"Apa maksudmu, dan apa hakmu melarangku...? Lagi pula Bima bukan milik siapa-siapa ini," seru Derex.
Kris yang mengetahui segala sisi Satria karena sejatinya Kris adalah sepupu Satria, dan ia pun langsung berbicara. "Satria, kapan rencana tanggal pernikahanmu?"
Shena yang mendengarnya langsung berbicara. "Setelah lulus kuliah nanti, ya kan Hunny...?"
Satria hanya mengangguk, tapi mata Satria tidak lepas dari Bima. Shena sedikit heran lalu menatap Bima juga, Shena berbicara. "Kenapa kamu menatap anak baru itu seperti itu? Apakah dia membuatmu kesal?"
Satria terkesiap, lalu mengambil minuman di depannya. Setelah itu Satria berbicara. "Tidak, aku yang membuatnya kesal dan sakit hati."
Derex yang mendengar heran, tidak lama kemudian Satria pergi menghampiri Bima dan menarik tangan Bima untuk pergi dari sana. Rian protes... "Woi Satria, apa-apaan ini?"
"Jangan ikut campur..." seru Satria.
Derex langsung berlari mengejar Satria dan Bima, kemudian menarik tangan Bima. "Lepasin Bima,"
KAMU SEDANG MEMBACA
BL- SENJA
Romansa"Dikala Senja mulai datang, rasa rindu itu mulai datang. Di Kala Senja aku menatap langit yang penuh warna abu dan orange. Dikala Senja aku duduk termenung seorang diri, menantikan kehadiranmu yang tak kunjung datang." . . . New Story iman saputra