Bima bangkit dari tempat tidur, tapi Rio menarik tangan Bima hingga Bima terjerembab kedalam pelukan Rio. Bima merasakan pipinya memanas. "Kak Rio, bangun... Aku mau buat sarapan dulu."
"Oke... Aku mandi duluan ya." sahut Rio.
Rio melepaskan Bima, kemudian Rio pergi mandi. Bima merapihkan kamar dan tempat tidur, setelah itu Bima ke dapur untuk membuat Sarapan. Setelah selesai menyiapkan semuanya, Bima langsung pergi mandi. Kamar mandi ada dua, di kamar satu dan di luar satu, Bima mandi kamar mandi dekat dapur. Saat selesai Bima sudah rapih dan tidak perlu masuk kamar untuk berganti pakaian. Rio keluar dari kamar sudah lengkap dengan pakaian rapih hendak ke kantor.
"Kamu sudah mandi, Bima?" seru Rio.
"Oh sudah, ayo sarapan dulu. Eh, tapi keadaan kak Rio bagaimana? Jangan masuk kantor dulu kalau masih sakit," ujar Bima.
"Sudah baikan dan ga sakit lagi, terimakasih ya. Oh ini, untuk biaya dokter dan beli obat kemarin. Sekalian untuk belanja bulanan." seru Rio sambil menyerahkan lembaran uang.
Bima akan menolaknya, tapi Rio tau. Rio langsung berdiri dan menghampiri Bima dan berbicara sangat dekat, Rio memasukkan uang itu ke saku Bima. "Uangmu uangmu, uangku uangmu... Aku akan selalu memberi uang bulanan untukmu, uangmu simpan saja untuk biaya yang lain."
"Huh? Tapi... Kan..." seru Bima penuh tanda tanya.
"Ssssssttt.... Tidak boleh protes." ujar Rio.
Bima mengangguk, lalu merekapun memulai sarapan mereka. Masakan Bima sangat enak, meski hanya masakan sederhana saja. Lalu Bima berbicara. "Makanan kesukaan kak Rio apa? Biar aku masakkan nanti untuk makan malam."
"Apapun yang kamu masak, aku akan menyukainya. Asalkan kamu yang masak," sahut Rio.
Nampaknya Rio mulai bucin...
Bima hanya meringis, mereka selesai sarapan. Rio menawarkan untuk mengantar Bima ke kampusnya. "Mau ku antar kamu ke kampus?"
"Terimakasih, tidak perlu repot-repot. Aku pergi dengan Rian saja, dia baru saja chat aku." seru Bima.
"Ya sudah kamu hati-hati, kunci kamu sudah bawa?" seru Rio.
"Sudah ini... Kak Rio hati-hati di jalan ya... Bye..." seru Bima.
Rio hanya mengangguk, Bima pergi keluar gerbang dan langsung naik ke mobil Rian. Rian melempar senyuman termanisnya kepada Bima, kemudian mereka pergi menuju ke kampus mereka. Tapi setelah melewati lima rumah dan dua belokan, Rian berhenti. Bima yang heran langsung berbicara. "Rian, kok tiba-tiba berhenti disini?"
"Jemput siapa lagi coba kalau bukan si Raya itu... Katanya minta jemput karena mobilnya di bengkel." balas Rian.
"Oh rumah Raya disini?" seru Bima lagi.
Tidak lama kemudian Raya keluar dari rumahnya dan menutup gerbang rumah yang tinggi itu. Raya langsung membuka pintu mobil belakang dan menyapa Rian juga Bima. "Pagi Rian, Bima... Ah kalian berdua terlihat sangat Tampan..."
"Pagi Raya yang menyebalkan..." sahut Rian.
Bima hanya tersenyum lalu menyapa Raya. "Pagi juga Raya yang Cantik... Tapi menyebalkan..."
"Iiiiihh, kalian berdua... Ya sudah yuk On The Way..." seru Raya.
Mereka bertiga pergi menuju ke kampus mereka, setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit, mereka pun sampai di kampus. Bima turun duluan dari mobil, tapi saat Bima berbalik, di hadapannya sudah ada Satria. Pandangan mereka bertemu, wajah Satria bahkan sangat dekat dengan wajah Bima. Raya dan Rian turun, lalu memanggil Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
BL- SENJA
Romance"Dikala Senja mulai datang, rasa rindu itu mulai datang. Di Kala Senja aku menatap langit yang penuh warna abu dan orange. Dikala Senja aku duduk termenung seorang diri, menantikan kehadiranmu yang tak kunjung datang." . . . New Story iman saputra