LCS [I] Possessive Psycho Boyfriend ✔️

15. Dad's Here, Honey

Tetap Vote & Komen Walau PPB sudah END ♡♡

"Bahkan jika kamu mudah berpaling dan mudah menjauh, aku tau kamu tidak akan mudah melupakanku."
——————————

Bukannya mengejar atau menahan gadis itu, Jaemin justru hanya diam saja di tempatnya. Rahangnya mengeras dengan mata yang menyorot tajam. Tangannya mengepal erat penuh kekesalan.

"Woy, Na Jaemin! Ngapain Winter keluar? Kalian ada apa? Kenapa lo nggak ngejar dia?" sentak Felix tiba-tiba saja.

"Biarin dia pergi."

"Di malam hari? Dibawah salju? Lo gila?"

"Pergi!"

"Jelasin dulu ada apa—"

"PERGI!!!!!" bentak Jaemin seperti biasanya.

"Sialan emang! Asal lo tau gue lebih tua dari lo!" Felix menggelengkan kepalanya pelan tidak percaya, meninggalkan teman sekaligus sahabatnya itu dengan cepat.

"Waah astaga, dia emang nggak bisa dipercaya!"

Setibanya dibawah dia sudah mendapati Winter tidak ada disana. Dia menaiki sebuah mobil yang dia tau itu milik siapa.

Didalam mobil, Tzuyu memberikan selimut tebal dan menutupi semua tubuh Winter yang menggigil kedinginan.

"Makasih Kak udah dateng."

"Ngapain lo malem-malem begini? Kalian berantem? Selesaikan baik-baik dong."

Winter menggeleng, "Aku mau balik ke Korea. Bisa tolong bantu aku?"

Tzuyu langsung mengerjapkan matanya bingung, "Aneh banget. Waktu di Beijing mesra banget, sekarang mau pisah negara. Lo serius nggak ada apa-apa?"

"Tolong bikinin aku passport. Aku mau pulang. Aku cuma mau pulang sekarang." ujar Winter yang mengalihkan pembicaraan.

Tzuyu semakin dibuat bingung saat Winter tiba-tiba saja kembali menangis. Dia langsung membawa gadis itu kedalam dekapannya. Mengelus lembut rambutnya.

"Apa Jaemin nyakitin lo lagi?"

"Kak Tzuyu tau? Sejak kapan? Aku kira selama ini kakak nggak sadar kalau dia pembunuh."

"Gue kenal dia udah lama, dan gue cuma bisa diem. Gue mau bantu dia tapi selalu nggak berhasil. Tapi ternyata dia nyakitin lo juga, gue yakin sekarang, dia nggak akan pernah bisa berubah."

Winter terdiam. Entahlah, sekarang akan seperti apa nasib laki-laki itu. Dia tidak mau peduli lagi.

"Tidur aja, pakai passport gue kalau emang lo mau pergi. Biar gue pesenin tiketnya buat besok."