"Semua sistem deteksi dan navigasi beroperasi dengan baik. Namun kami belum menerima sinyal apapun! Ada suara menganggu, namun tidak bisa mendengar apapun!"
"Sialan!"
"Tenanglah kapten! Kita harus bisa tenang dalam keadaan seperti ini."
"Kau benar, segera ubah status abk menjadi siaga satu. Nyalakan kembali kapal dan mari berharap tuhan berada di sisi kita."
"Baik!"
"Perhatian kepada seluruh awak kapal! Status kapal telah diubah menjadi siaga satu. Segera ambil perlengkapan dan persenjataan kalian!"
"Sigh.. Majukan kapal. Kecepatan penuh."
"Kecepatan penuh!"
Kapal KRI Raden Eddy Martadinata kembali berlayar dengan kecepatan penuh di lautan asing ini. Sejauh mereka berlayar, hanya lautan lah yang mereka temukan. Sampai pada suatu saat, sonar kapal mendeteksi sesuatu di kejauhan.
"CIC ke bridge! Kami mendeteksi sesuatu di sonar kapal. Kemungkinan besar itu adalah kapal perang asing."
"Sampai situasi bisa dikatakan aman, lebih baik menghindari kontak langsung dengan mereka. Kalau begitu segera kirimkan helikopter untuk melihat kondisi target!"
"Dimengerti!"
"Kru Helikopter 1, segera bersiap melakukan penerbangan ke lokasi yang sudah ditentukan."
"Aurora di laut misterius, tidak adanya jaringan satelit. Apakah kita berada di dunia lain?"
"Untuk sekarang situasinya masih belum jelas. Prioritas kita saat ini adalah untuk menemukan armada yang hilang."
"Baik pak!"
1 jam waktu yang diperluka helikopter untuk sampai pada lokasi kapal asing tersebut berada. Sepanjang perjalanan, helikopter terus mempertahankan komunikasi dengan kapal Fregat melalui pembicaraan radio. Pasca melihat keadaan di lokasi kapal asing, para kru helikopter segera melaporkan hal mengejutkan kepada awak kapal KRI Raden Eddy Martadinata.
"Helikopter ke bridge! Berita bagus Kapten! Kapal asing yang kita deteksi adalah salah satu dari kapal Armada 9 milik kita! Kami akan segera mendarat pada KRI Diponegoro!"
"Dimengerti. Terimakasih atas informasinya."
"Nyalakan kapal dengan kecepatan penuh. Ganti tujuan ke lokasi Armada 9."
"Kecepatan penuh!"
Kapal bergerak dengan kecepatan penuh menuju lokasi armada 9 berada. Sementara itu, para kru helikopter disambut dengan baik oleh kru kapal KRI Diponegoro. Namun, mereka terkejut setelah mengetahui bahwa ada satu kapal lagi yang bergabung dengan armada 9. Yaitu KRI Irian, Kapal crusier kelas Sverdlov ini bergabung dengan armada 9 dikarenakan kesamaan kewarganegaraan meskipun berbeda era. Kapal KRI Irian yang mereka temui pun sejatinya berbeda dengan yang ada pada sejarah. KRI Irian ini lebih mirip dengan kapal Pyotr Velikiy tipe Kirov-Class Battlecrusiers milik Angkatan Laut Rusia. Persenjataan dan ukurannya pun hampir mirip dengan Pyotr Velikiy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ninth Fleet Got Isekai'd
ActionTanggal 25 Februari 2024, Angkatan Laut Indonesia menggelar latihan akbar atas respon meningkatnya kehadiran Coast Guard China di Natuna Utara. Pada hari latihan, tiba tiba muncul badai raksasa yang menyebabkan seluruh armada kehilangan komunikasi s...