Chapter 5

108 10 2
                                    

Sudah 3 hari semenjak Armada meninggalkan pelabuhan kota Bagaantulag dan bergerak menuju Kota Runca, Ibukota Kerajaan Wachia. Sebentar lagi, armada gabungan akan bertemu dengan Armada Pertama Angkatan Laut Kerajaan Wachia. Laksamana Pierot memerintahkan seluruh armadanya untuk berhenti yang segera diikuti oleh Armada 9. Tak lama, muncul sebuah kapal Man O'War yang ukurannya sedikit lebih besar dari kapal milik Laksamana Pierot mendekati arah kapal Laksamana Pierot. Kedua kapal itu saling melabuhkan diri, terlihat seorang Admiral tengah mendekati Pierot. Ia segera memeluk Pierot dan bertanya keadaanya setelah lama tak melihatnya.

"Pierot! Oh keponakan kesayanganku. Apa kabar?"

"Kabar baik Admiral Mert! Bagaimana keadaanmu?"

"Aku? Tentu saja sehat! Lihatlah aku yang masih lincah ini hahahaha!"

"Iya iya.."

"Kalau begitu, mari kita pindah ke topik yang lebih penting. Siapa mereka?"

"Mereka? Mereka adalah armada laut suatu negara diluar benua kita."

"Tunggu, diluar benua kita?!"

"Begitulah."

"Lalu, kenapa kau membawanya kemari? Apakah mereka berbahaya."

"Tidak, mereka telah mendatangani perjanjian damai denganku, atas nama pangeran pertama Kerajaan Wachia."

"Hoo.. menarik, apakah mereka sangat berharga?"

"Paman, ini bukan seberapa pentingnya lagi mereka. Mereka bisa saja menghancurkan kerajaan kita dalam satu minggu. Aku telah menyaksikan dengan mataku sendiri kehebatan mereka. Perjanjian damai antara mereka dengan kita adalah suatu keberuntungan yang bisa kudapatkan."

"Baiklah, lalu apa yang kau inginkan dariku?"

"Ada beberapa hal. Pertama, aku ingin Armada 1 untuk menjaga mereka dari serangan mata mata maupun penghianat negara. Kedua, perlakukan rombongan mereka sebaik mungkin, karena mungkin aku akan membawanya menemui ayahku."

"Tunggu, ayahmu?! Apa kau yakin?"

"Tentu saja, aku berharap setidaknya mereka mau memberikan sedikit pengetahuan dari negara mereka untuk membantu perekonomian negara kita."

"Kau memang licin, sama seperti ayahmu."

"Hahaha.. apakah itu pujian atau hujatan?"

"Terserahmu saja. Aku akan memenuhi permintaanmu, namun, otoritas pasukan khusus kerajaan ada dibawah kendali adikmu. Jadi katakan langsung saja kepada dia."

"Iya iya, oh, satu hal lagi, hanya kapal terdepan dari armada mereka saja yang akan berlabuh."

"Bukan yang paling besar?"

"Tidak, kapal yang besar pastinya memiliki kekuatan yang besar, hanya saja, kapal yang di nahkodai pemimpin mereka memiliki kekuatan dan kemampuan yang seimbang. Seperti halnya otak dan otot, saling melengkapi."

"Ya ya, terserah."

Setelah perbincangan keduanya selesai, Admiral Mert segera memerintahkan armadanya untuk menjaga Armada 9 dan melakukan pengawasan ketat terhadap perairan dekat ibukota. Sementara kapal Pierot bersama kapal Otto berlabuh di pelabuhan ibukota. Disana, pasukan khusus kerajaan telah mengamankan lokasi pelabuhan dan tak lupa membawa kereta kencana yang rencananya akan dinaiki oleh rombongan tamu yang dibawa Pierot. Sebelum pasukan khusus berkontak dengan tamu mereka, Loyn, Kapten Ordo Kesatria Kerajaan Wachia sekaligus adik Pierot, segera menemui Pierot untuk mengkonfirmasi sesuatu.

"Hei, siapa mereka yang kau bawa?"

"Tamu dari benua lain."

"Hah? Apa kau serius?"

Ninth Fleet Got Isekai'dTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang