Chapter 8

133 8 0
                                    

Dalam pertemuan itu, para bangsawan lagi lagi terkesima dengan kemajuan teknologi yang dimiliki oleh negara Indonesia. Begitu pula dengan sajian makanan dari negara Indonesia yang turut disajikan dalam pertemuan itu. Perhatian utama pada pertemuan kali itu tentunya rombongan utusan dari Indonesia. Salah satunya adalah Mayor Khalif dari KRI Kapitan Patimura 371. Dikarenakan tinggi badan dan penampilannya yang gagah, ia lebih sering didekati oleh para putri bangsawan dari Kerajaan Wachia.

"Selamat siang tuan.. apakah tuan sendirian saja?"

"Selamat malam nona nona sekalian.. emm.. saya tidak sendirian.. saya sedang bersama rekan rekan saya. Apakah nona ada perlu dengan saya?"

"Hmm... mungkin? Mungkin saya memerlukan pengamanan seumur hidup dari tuan."

"Ah.. nona bisa saja."

"Hihi.."

"Kalau begitu.. bisakah tuan menemaniku pada acara dansa malam nanti?"

"Ehh.. kok kamu sih? Aku kan juga ingin menjadi pasangan dansa tuan yang tampan ini."

"Aku juga! Aku juga!"

"Ehm... nona nona.. saya ingin sekali menjadi salah satu dari pasangan dansa nona nona, namun, saya sebenarnya telah menerima ajakan sebagai pasangan dansa oleh seseorang. Jadi.. saya dengan berat hati menolak ajakan nona nona."

"Yahh... sayang sekali.."

"Kamu terlambat sih.."

"Ah.. nampaknya rekan saya memanggil saya, jadi saya izin meninggalkan nona nona. Sampai jumpa."

"Sampai jumpa tuan!!"

Mayor Khalif berjalan perlahan menuju rekan rekannya yang juga sedang berbincang dengan perwira militer Kerajaan Wachia mengenai perbedaan budaya didalam kemiliteran dua negara.

"Untuk rutinitas harian sendiri, seluruh marinir kami bangun pada pukul 5 pagi. Omong omong, di benua ini dalam satu hari berapa jam?"

"Umm... sekitar 48 jam?"

"Selamat siang rekan rekan, tuan!"

"Oh! Mayor Khalif! Bagaimana perbincanganmu dengan para nona bangsawan?"

"Lupakan itu, saya lebih tertarik dengan perbincangan kalian. Tadi, anda mengatakan bahwa sehari memiliki waktu 48 jam bukan?"

"Kurang lebih seperti itu."

"Lalu bagaimana dengan rutinitas harian kalian?"

"Untuk kami sendiri.. kami memulai aktivitas sekitar jam 8 pagi dan diakhiri sekitar jam 5 sore."

"Hmm.. kalau begitu waktu disini sepertinya berjalan dua kali lebih lambat dibandingkan dengan benua kami. Karena sehari disana teridiri dari 24 jam."

"Hoo.. menarik.."

 Tak lama, kelompok mereka didatangi oleh Kapten Loyn dan Admiral Mert dari arah yang berlawanan. Nampaknya mereka berdua juga penasaran dengan apa yang dibicarakan oleh rekan rekan Mayor Khalif. Ketika mereka ingin menyapa kelompok Mayor Khalif, terdengar dentuman lonceng sebanyak dua kali. Seketika itu pula seluruh perwira militer Kerajaan Wachia segera bergegas menuju arah suara lonceng tersebut. Laksdya Otto dan Kolonel Faisal diajak oleh Admiral Mert untuk mengikuti rombongan perwira kerajaan. Sedangkan Mayor Khalif dan sisa rombongan masih berada di aula pertemuan bersama bangsawan bangsawan yang tersisa.

Sesampainya ditempat asal suara lonceng tersebut, terlihat Raja Bastian, Perdana Menteri Bauchis dan beberapa tentara sedang membicarakan sesuatu yang sangat penting diatas meja perang.

"Maafkan aku atas pertemuan mendadak kali ini. Berita yang disampaikan pembawa pesan kali ini berasal dari garis depan medan perang. Oleh karena itu aku menginginkan tindakan dari kita sesegera mungkin agar laju invasi tidak terputus."

Ninth Fleet Got Isekai'dTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang