Chapter 13

63 4 1
                                    

Di saat rombongan tamu berjalan menuju kendaraan angkut mereka, salah satu dari tamu perwakilan terus terusan melihat kearah kendaraan barwarna putih dengan lambang penjumlahan berwana merah.

"Permisi, kendaraan apakah itu?"

"Kendaraan itu? Oh itu adalah kendaraan darurat bernama Ambulan. Kendaraan itu difungsikan untuk mengantar orang yang keadaan terluka menuju rumah sakit terdekat secepat mungkin."

"Rumah sakit? Apakah yang anda maksud anda rumah tuhan yang dikelola Gereja?"

"Tidak, rumah sakit yang kami miliki merupakan bangunan yang dikhususkan untuk mengobati dan merawat orang sakit hingga mereka sembuh sepenuhnya atau meninggal. Yang merawat mereka adalah dokter dan perawat. Mereka adalah orang orang yang sudah dilatih dan belajar untuk mengobati serta merawat pasien."

"Dokter? Apakah mereka sama seperti pendeta atau biarawati?"

"Bisa dibilang Dokter dan perawat memiliki tingkatan keahlian lebih tinggi dibandingkan pendeta maupun biarawati. Dikarenakan mereka harus mengobati pasien secara teliti dan mendalam untuk mencegah mereka sakit kembali."

"Ahh.. Begitu rupanya."

"Iya, tamu tamu sekalian. Silahkan menaiki tangga ini untuk naik kedalan kendaraan yang telah kami siapkan."

Para tamu undangan menaiki tangga secara berurutan dan duduk bersebelahan sesuai dengan keinginan mereka. Kemudian dilanjutkan dengan Laksdya Otto dan Laksda Agas. Setelah itu pintu belakang truk ditutup dan konvoi pun bergerak menuju kota Amacsa.

Selama perjalanan, para tamu membahas tentang berbagai macam proposal ekonomi antara negara mereka dengan Pemerintahan Sementara Indonesia. Pembahasan pun menjadi sedikit sengit dikarenakan hampir seluruh tamu berusaha memenangkan hati Pemerintahan Sementara Indonesia. Perdebatan itu akhirnya mereda ketika mereka telah sampai di kota Amacsa, tepatnya didepan hotel Amangkurat.

"Kepada para tamu, kita telah sampai di kota Amacsa, tepatnya Hotel Amangkurat. Hotel ini akan menjadi tempat istirahat kalian selama 2 malam kedepan. Saya harap kalian bisa beristirahat dengan nyaman dan aman. Untuk jadwal berikutnya akan ada perjamuan makan malam."

Kemudian para diplomat turun dan berjalan menuju ruangannya untuk beriistirahat dan menaruh barang barang yang mereka bawa. Beberapa diplomat juga berkeliling di sekitar benteng karena rasa penasaran mereka. Diplomat yang berada di lapangan juga melihat persiapain untuk acara perjamuan makan malam yang akan diadakan. Secara keseluruhan beberapa diplomat yang ada hanya berkeliling disekitar hotel dan benteng hingga acara perjamuan dimulai.

Sesuai perkiraan jadwal, acara perjamuan makan malam akan dilaksanakan pukul delapan malam. Rangkaian acaranya sendiri sangat sederhana karena Baron Shupert juga ikut andil dalam prosesnya. Sehingga persiapannya pun lebih cepat dan lancar. Para diplomat telah memasuki area perjamuan dan berbincang dengan rekan mereka sembari menunggu kedatangan diplomat lainnya. Beberapa perwira dari Angkatan Laut dan Marinir juga nampak berbincang dengan rekan mereka. Pasca seluruh diplomat yang diundang telah hadir dan duduk ditempat duduk yang sudah disediakan, sang pemandu acara segera memulai acara perjamuan dengan ucapan sambutan.

"Selamat datang kepada para tamu diplomat dari negara negara yang telah datang. Hari ini saya selaku pembawa acara akan menyampaikan runtutan acara pada malam hari ini. Acara pertama adalah sambutan dari Laksdya Otto, yang dilanjutkan dengan makan bersama dan istirahat sesudahnya. Yang terakhir adalah acara penutup yang akan mengakhiri keseluruhan acara pada hari ini."

"Baiklah, tanpa menuggu lama. Acara perjamuan makan malam hari ini akan diawali dengan sambutan dari Laksdya Otto. Kepada Laksdya Otto, kami mohon untuk berdiri dan memberikan sambutan."

"Terimakasih kepada pembawa acara karena telah mengawali acara hari ini. Selamat malam kepada seluruh tamu undangan yang telah datang hari ini. Saya sekali lagi mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada para diplomat yang telah menyisihkan waktu untuk acara peresmian Pemerintah Sementara Indonesia."

"Pada malam kali ini, kami sebagai tuan rumah akan menyajikan perpaduan antara makanan khas negara kami dan makanan khas kota Amacsa. Oleh karena itu kami harap kalian dapat menikmati makanan yang kami sajikan. Terimakasih."

Terimakasih."

Setelah kalimat pembuka oleh Laksdya Otto, beberapa pelayan dan koki yang berasal dari Hotel Amangkurat bersama koki militer dari Angkatan Laut mulai menyajikan hidangan pembuka, utama, dan penutup secara berurutan. Tak lupa buah buahan serta minuman seperti teh, jahe, dan soda juga disajikan. Untuk musik pendamping dari Angkatan Laut juga dihadirkan. Disela sela perjamuan, beberapa diplomat yang datang bersama istrinya mulai berjalan dan berdansa mengiringi alunan musik. Beberapa perwira dari Angkatan Laut pun juga mulai menari dan menujukkan kebolehan mereka.

Ketika mereka sibuk dengan urusan mereka masing masing, salah satu diplomat dari Republik Baranzib mendekati Laksdya Otto.

"Selamat malam, Laksdya Otto."

"Selamat malam.. tuan Khaj'ti, ada keperluan apakah anda berbicara dengan saya?"

"Tidak banyak, hanya saja saya penasaran dengan kerjasama yang anda buat dengan Kerajaan Wachia. Apakah ada klausa khusus yang melatar belakangi perjanjian ini?"

"Sebenarnya tidak ada.. kami hanya mengadakan perjanjian dagang antara Kerajaan Wachia dengan Pemerintah Sementara Indonesia. Selebihnya? Kami tidak bisa memberikan jawabannya."

"Menarik. Apakah invasi terhadap Kerajaan Asfelia merupakan hasil dari kerjasama kalian?"

"Ahh... tidak."

"Begitu rupanya.. yah, mari kesampingkan hal itu terlebih dahulu. Republik kami ingin mengadakan perjanjian dagang dengan Pemerintah Sementara Indonesia. Bagaimana?"

"Tergantung.. omong omong barang apakah yang ingin kalian perdagangkan?"

"Hasil tambang berupa bijih mineral dan perjanjian kerjasama untuk proses pengolahan bijih dengan ras Dwarfen. Nantinya kami juga akan mengirimkan tenaga ahli kami untuk ikut membantu proses pengolahannya. Bagaimana?"

"Menarik.. tapi apa yang kalian inginkan sebagai ganti dari perjanjian ini?"

"Hmm.. sebenarnya aku masih belum tahu apa yang negara kami butuhkan. Yang terpenting bagi kami adalah mengamankan kerjasama antar kedua negara."

"Baiklah.. proposal kerjasama dari negara kalian untuk sementara ini kami terima. Rencananya kami juga ingin membuat kantor kedutaan untuk setiap negara yang memiliki ikatan kerjasama dengan kami."

"Kantor kedutaan? Apa maksudnya itu?"

"Kantor kedutaan bisa dibilang sebuah bangunan dimana sejumlah orang yang ditunjuk dan ditempatkan di suatu negara untuk sebagai perwakilan negaranya dalam urusan politik dan kerjasama antar negara."

"Ohh.. itu ide yang sangat bagus. Namun bagaimana dengan hukum yang berlaku untuk mereka?"

"Secara keseluruhan, kantor kedutaan memiliki kekebalan penuh atas hukum di negara tuan rumah. Namun, apabila terjadi suatu kejadian yang berkaitan dengan salah satu diplomat. Negara asal diplomat tersebut bisa memberikan kuasa terhadap negara tuan rumah untuk menangkap dan menginvestigasi diplomatnya."

"Hmm.. secara hukum mungkin bisa diatur atau diubah agar sesuai dengan kebutuhan kedua negara."

"Mungkin tidak, karena diplomat yang mewakili negaranya harus memiliki kekebalan secara diplomatik agar ia bisa melakukan pekerjaannya tanpa harus takut ancaman dari negara tuan rumah. Namun tuan rumah juga memiliki kuasa untuk menutup/menolak kedatangan diplomat suatu negara sebagai bentuk reaksi diplomatik antar dua negara."

"Hmm.."

"Sebenarnya klausa ini harus diterima dan diaplikasikan oleh seluruh negara agar sama rata untuk proses penegakan hukum dan transparansinya."

"Seluruh negara? Negara negara di benua Buviland?"

"Iya. Agar semuanya sama rata dan tidak adanya ketimpangan/kelebihan pada salah satu negara. Bisa dibilang perjanjian ini akan mengikat keputusan diplomasi mereka."

"Menarik.. tapi ada kemungkinan besar bahwa beberapa negara akan menolak proposal ini. Karena bisa diketahui bahwa beberapa negara sedang berperang dengan negara lain dikarenakan suatu hal dan lain lainnya."

"Yah.. sekali lagi ini harus diaplikasikan kepada seluruh negara secara merata agar bisa berhasil."

"Yah.. terimakasih telah menerima proposal dari negara kami. Untuk tambahan dalam proposal perjanjian akan kami beritahukan sesegera mungkin."






Ninth Fleet Got Isekai'dTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang