Chapter 12

71 7 4
                                    

Dikarenakan proses pembangunan bangunan administrasi telah rampung, Laksdya Otto bisa memulai prosesi administrasi pemerintahan sementara Indonesia secara resmi. Acara peresmian ini sendiri dihadiri oleh seluruh komponen Armada ke 9, penduduk kota Amacsa, perwakilan dari Kerajaan Wachia, Kerajaan Quilkia Raya, Republik Kolomih, Uni Almewesian, Kadipaten Bredalis, Republik Baranzib, Protektorat Captanes, Kadipaten Agung Nol, Kekhaganan Bayandelian, Kekhaganan Tovigerian, Kekaisaran Kirlowbigian, dan Teokrasi Narokh. Kedatangan perwakilan resmi dari beberapa negara ini dikarenakan undangan oleh Raja Bastian untuk ikut serta menghadiri acara peresmian ini.

Sebelum acara peresmian ini diadakan, Laksdya Otto memutuskan untuk memperbaiki dan memperluas pelabuhan. Sehingga dapat mengakomodasi kapal kapal dari perwakilan negara yang akan datang. Pelabuhan yang diperluas akan dibagi menjadi 2 area, yaitu Distrik Labuan dan Pelabuhan itu sendiri. Untuk posisi pengedokan kapal akan diurutkan dari arah kiri ke kanan. Untuk sebelah kiri pelabuhan akan menjadi area khusus kapal militer, sementara untuk bagian tengah untuk kapal dagang. Untuk bagian kanan akan dikhususkan untuk bangsawan atau perwakilan negara yang datang ke kota Amacsa.

Laksdya Otto memutuskan untuk membentuk area pelabuhan berbentuk huruf V sehingga daerah diantara bangunan bisa dipakai untuk berdagang, sementara bangunan yang ada bisa dibeli dan dipergunakan untuk perusahaan dagang untuk membuat kantor cabang mereka. Untuk Distrik Labuan sendiri akan difokuskan untuk menjadi area penginapan dan akomodasi seperti bar dan restoran serta perumahan untuk orang orang yang bekerja di pelabuhan. Diantara area Pelabuhan dan Distrik Labuan pun dibuat plaza agar memudahkan keluar masuknya transportasi barang dan penumpang. Bangunan bangunan yang dibuat ini merupakan hasil percampuran teknologi antara ahli tukang batu kota dan arsitektur militer modern. Meskipun tidak adanya bantuan mesin pengeruk, pembangunan berjalan cukup cepat dikarenakan kerjasama dan keahlian masing masing orang dibidangnya. Sehingga tidak butuh waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan satu rumah, bahkan pambangunan satu distrik dapat diselesaikan dengan cukup cepat karena adanya pembagian tugas dan perpaduan keahlian secara keseluruhan.

Setelah area pelabuhan dibuat, Laksdya Otto memfokuskan pekerjanya untuk memperhalus dan memperlebar jalan antara kota dengan pelabuhan. Untuk penerangan jalan dan kota sendiri akan menggunakan perpaduan antara lampu jalan berdaya surya dan lentera secara strategis demi memaksimalkan area yang akan diterangi. Untuk perihal keamanan sendiri, sebanyak 50 prajurit keamanan kota dan 400 marinir disiapkan untuk mengawal acara yang akan berlangsung. Untuk transportasi sendiri akan disiapkan sejumlah 3 Panser Anoa APS-3 dan 10 truk Isuzu FVZ 34. 2 Eurocopter AS565 Panther juga disiapkan untuk mengawasi perjalanan dari pelabuhan dan kota Amacsa. Proses peresmian ini akan dilaksanakan di gedung pemerintah yang berada didalam benteng dan berdekatan dengan lapangan buatan. Berdasarkan saran dari Baron Shupert, acara peresmian ini akan berjalan selama 2 hari dengan rangkaian acara seperti berikut.

Hari Pertama
1. Penjemputan dan pagelaran drumband Angkatan Laut di Pelabuhan
2. Perjalanan menuju kota Amacsa.
3. Penurunan penumpang dan barang di hotel Baru.
4. Istirahat dan jam bebas untuk tamu undangan.
5. Persiapan dan makan malam di gedung pemerintahan yang baru.
6. Acara penutup hari 1.

Hari Kedua
1. Persiapan dan acara peresmian pemerintahan sementara Indonesia.
2. Makan siang bersama.
3. Pagelaran oleh drumband Marinir.
4. Istirahat dan jam bebas.
5. Acara penutup.
6. Istirahat.

Hari Ketiga
1. Persiapan dan pengangkutan barang di Hotel Baru.
2. Pengangkutan tamu dan perjalanan menuju pelabuhan.
3. Pengangkutan barang ke kapal dan pelayaran.
4. Bersih bersih area kota dan pelabuhan.

Setelah semua persiapan dan gladi bersih dilakukan, hari yang ditunggu pun akhirnya tiba. Laksdya Otto bersama Laksda Agas beserta pasukan pengawalan menunggu di kedatangan tamu di pelabuhan. Beberapa kapal dari Armada ke 9 pun juga diterjunkan ke perairan pulau Hutawantia untuk memastikan keamanan dan sebagai pemandu arah untuk kapal kapal yang akan datang. Beberapa menit berlalu, salah satu protofon militer milik Laksda Agas berbunyi.

"Bzzt.. Bzzt.. Ini Laksamana Pertama Salman melapor kepada Laksamana Muda Agas."

"Ini Laksamana Muda Agas, laporan diterima."

"Saat ini kapal kami tengah memandu beberapa kapal perwakilan negara negara, oleh karena itu kami meminta bantuan untuk mengatur masuk dan memastikan kapal kapal dapat sampai dengan aman."

"Dimengerti, kami akan atur agar mereka bisa berlabuh dengan teratur."

"Terimakasih. Laksamana Pertama Salman mengakhiri laporan."

"Laporan selesai, kembali ke posisi semula."

"Bzzt.. baik!"

Tak berselang lama hingga dua buah kapal mendekati dermaga pelabuhan dan menurunkan jangkarnya. Para pekerja pelabuhan pun dengan tanggap menerima dan memindahkan barang barang yang diturunkan dari kapal, sementara Laksdya Otto menjemput perwakilan dari negara Uni Almewesian yang datang bersama Laksamana Pierot sebagai perwakilan Kerajaan Wachia.

"Selamat datang di pelabuhan, saya Laksdya Otto selaku pemimpin daerah ini menyambut kedatangan perwakilan dari Uni Almewesian dan Kerajaan Wachia."

"Terimakasih atas sambutan hangatnya, kami selaku perwakilan dari Uni Almewesian dan Kerajaan Wachia menerima dengan hangat sambutan dari pemerintahan Indonesia."

"Kalau begitu silahkan ikut kami menuju tempat yang sudah kami siapkan. Rencananya hari ini sedikit berubah dari jadwal yang ada dikarenakan tamu dari negara negara perwakilan datang pada waktu yang bersamaan sehingga kami akan menggelar pagelaran penyambutan di plaza pelabuhan."

"Baiklah kalau begitu."

Setelah Laksdya Otto mengantarkan mereka berdua ke podium duduk tertutup, dia berjalan kearah pinggir podium untuk menerima tamu yang diantarkan Laksda Agas dari dermaga. Secara berurutan, tamu yang datang berasal dari Uni Almewesian, Kerajaan Wachia, Kerajaan Quilkia Raya, Republik Kolomih, Kadipaten Bredalis, Republik Baranzib, Protektorat Captanes, Kadipaten Agung Nol, Kekhaganan Bayandelian, Kekhaganan Tovigerian, Kekaisaran Kirlowbigian, dan Teokrasi Narokh. Ketika semua tamu sudah duduk dan hal hal lain terselesaikan, Laksdya Otto segera duduk dikursi bagian tengah bersama Laksda Agas. Acara penyambutan tamu perwakilan dari negara negara Benua Buviland pun dimulai.

Acara penyambutan ini dimulai dari kalimat pembuka oleh pemandu acara yang menggunakan mikrofon. Kemudian dilanjutkan dengan kalimat sambutan dan pembuka oleh Laksdya Otto.

"Selamat pagi kepada para tamu perwakilan dari negara Uni Almewesian, Kerajaan Wachia, Kerajaan Quilkia Raya, Republik Kolomih, Kadipaten Bredalis, Republik Baranzib, Protektorat Captanes, Kadipaten Agung Nol, Kekhaganan Bayandelian, Kekhaganan Tovigerian, Kekaisaran Kirlowbigian, dan Teokrasi Narokh yang telah datang pada hari ini untuk menghadiri acara peresmian Pemerintah Sementara Indonesia. Saya, Laksdya Otto selaku pemimpin mengucapkan terimakasih saya yang sebesar besarnya atas ketersediaannya untuk menghadiri acara ini. Diharapkan dengan adanya peresmian ini dapat membuka peluang kerjasama dan kolaborasi diantara kita. Tanpa menunggu panjang, acara peresmian Pemerintah Sementara Indonesia saya mulai."

Riuh tepuk tangan menggema di plaza pelabuhan pasca pidato yang disampaikan Laksdya Otto berakhir. Sang pemandu acara pun melanjutkan acara dengan menjelaskan rangkaian acara pada hari ini. Kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan aksi dan drum band dari prajurit Angkatan Laut. Setelah selesai, pemandu acara mengakhiri acara pembuka dan mengarahkan para tamu untuk naik keatas kendaraan yang telah disiapkan untuk pergi menuju kota Amacsa.




Ninth Fleet Got Isekai'dTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang