Rasa sesak seakan sulit bernafas dan seluruh badan terasa sangat sakit, seseorang gadis yang telah lama pingsan perlahan-lahan membuka matanya. Sayup-sayup, ia mendengar suara seorang yang memegang tangannya sambil menangis.
"Akhirnya, anda sadar, Nona! Aku takut anda tidak akan bangun lagi," kata seseorang perempuan memakai pakaian pelayan dengan berurai air mata memegang tangan Yang Qian.
Yang Qian tidak tahu harus berbuat apa dengan pelayan yang menangis di dekatnya itu.
"A–Aku a–ada d–dimana?" tanya Yang Qian memperhatikan keadaan sekitar yang terasa asing baginya itu. Seingatnya, ia tengah sibuk di ruangan penelitian bersama surat-surat kuno yang ada di Universitas.
"Nona, anda ada di kamar! Apakah tubuh anda yang sakit? Aku akan memberitahu Tuan bahwa anda telah sadar," jawab pelayan tersebut sambil berlari keluar dengan tergesa-gesa.
Yang Qian ditinggalkan di dalam kamarnya sendirian, entah kenapa seluruh tubuhnya terasa sakit dan ia merasa lemas.
Nampaknya, ia telah bertransmigrasi ke tubuh seseorang yang juga sama-sama sekarat.
Berapa menit kemudian, pelayan tersebut kembali dengan pipi yang memerah, bekas tamparan terlihat jelas di wajahnya.
"Kenapa?" tanya Yang Qian sambil menunjuk pipi pelayan tersebut.
"Aahh, ini tidak apa-apa, Nona. Tuan, sedang dinas keluar kota," kata pelayan tersebut sambil meringis menahan sakit."
Yang Qian yang melihat itu pun tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh pelayan tersebut.
"Nona, apakah anda butuh sesuatu? Apakah Nona butuh pijatan?" tanya pelayan tersebut dengan hati-hati.
"Tidak," jawab Yang Qian menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba, saat akan bangun dari kasur, Yang Qian merasakan kepalanya berdenyut sehingga ia refleks memegang kepalanya.
Pelayan yang ada di sampingnya menjadi panik saat melihat Yang Qian seperti kesakitan.
"Nona, ada apa?"
Yang Qian tidak menjawab pertanyaan dari pelayan karena kepalanya masih sangat sakit. Perlahan-lahan, ingatan demi ingat yang menyakitkan melintas di benaknya.
Ingatan yang masuk ke kepalanya adalah ingatan seorang gadis yang pemalu dan sering ditindas oleh para sepupunya, karena ia seorang yatim piatu gadis tersebut dirawat oleh pamannya yang seorang pejabat berpangkat rendah.
Pamannya menerima dengan tangan terbuka lebar, sedangkan bibi dan para sepupunya tidak menyukai gadis tersebut berada di rumah mereka karena menurut mereka ia hanya menambah beban.
Oleh karena itu, ia sering disuruh-suruh dan diperlakukan dengan tidak baik oleh bibi dan para sepupunya saat sang paman pergi berkerja.
Alasan gadis tersebut sekarat karena beberapa jam yang lalu sepupu ketiganya, mendorongnya hingga jatuh ke dalam sungai dan saat ini sedang musim dingin tentunya air yang ada di sungai sangatlah dingin.
Gadis tersebut terlalu lama berada di dalam air dan terlalu banyak meminum air sungai yang dingin mengakibatkan, ia sekarat. Untungnya, pelayan setia gadis tersebut segera menolong dirinya.
Di saat gadis tersebut menutup matanya, Yang Qian segera menempati tubuhnya yang sekarat. Yang Qian mengetahui bahwa pemilik tubuh yang ia tempati sekarang adalah milik Yang Yuhuan, seorang gadis desa.
"Nona! Nona, apakah anda baik-baik saja?" Nada cemas membangunkan Yang Qian dari lamunannya setelah rasa sakit di kepalanya mereda. Melihat dari pakaian pelayanannya Yang Qian tahu bahwa ia telah terlempar ke masa lalu.
"Aku gak papa," jawab Yang Qian, "sekarang era pemerintahan siapa dan siapa kaisar yang memerintah?"
Pertanyaan itu membuat pelayan di sampingnya tercengang.
"Nona, apakah nona lupa sekarang Era Pemerintahan Dinasti Tang dan Kaisar sekarang adalah Tang Xuanzong," jawab pelayan sambil mengernyitkan keningnya.
Nonanya selalu ingat siapa yang menjabat dan tahun apa sekarang, tapi kenapa saat ini nonanya lupa dan jadi seperti orang asing.
"Nona, apakah anda yakin baik-baik? Apakah saat jatuh ke dalam sungai kepala anda terbentur sesuatu?" tanya pelayan seperti ingin menangis lagi.
"Aku rasa tidak."
"Benerkah? Apakah nona ingat nama panggilan saya?"
"Kamu dipanggil Yan-yan."
Berkat ingatan yang dimiliki oleh pemilik tubuh, Yang Qian jadi tahu bahwa pelayan yang selalu bersamanya ini bernama Su Yan dan dipanggil oleh pemilik tubuh dengan panggilan Yan-yan.
Mendengar jawaban nonanya yang benar, Su Yan tidak meragukan lagi bahwa orang yang berada di dekatnya adalah nona yang selama ini ia layani. Tetapi, masih ada yang sedikit mengganjal di hatinya Su Yan, entah kenapa ia merasakan nonanya berubah setelah jatuh ke dalam sungai. Seperti gaya bicaranya yang tegas dan tidak ragu-ragu juga tidak pemalu.
"Nona, apakah anda lapar? Saya akan segera menyiapkan makanan untuk anda," kata Su Yan kemudian berjalan ke dapur.
Yang Qian mengamati keadaan sekitar yang rumah saat ini ia tempati mempunyai dua kamar, satu dapur dan kamar mandi. Semuanya yang ada di dalamnya terlihat lapuk dan usang.
Saat tengah asyik melihat-lihat keadaan sekitar, Yang Qian dikejutkan oleh suara pintu yang diketuk dengan kasar.
"Yang Yuhuan, keluar kamu! Berani-beraninya kamu tidak melaksanakan tugas yang kami berikan," teriak sepupu Yang Yuhuan yang kedua.
Yang Qian memutar matanya, baru saja ia bertransmigrasi langsung ada yang mau cari ribut dengannya.
Sepupu Yang Yuhuan masuk ke dalam rumah sambil membawa sebuah tongkat kayu di tangan kirinya. Tongkat yang biasanya digunakan memukul Yang Yuhuan.
"Yuhuan, karena kamu tidak melaksanakan tugas dengan baik. Jangan salahkan aku memukul kamu, salahkan dirimu sendiri," kata sepupunya Yang Yuhuan dengan niat yang buruk.
"Coba saja kalau bisa," kata Yang Qian sambil tersenyum manis.
Sepupu Yang Yuhuan melihat senyuman manis itu menjadi merinding. Ia mengayunkan tongkat yang ada ditangannya ke arah Yang Qian dengan kesal tapi tongkat tersebut tidak mengenai Yang Qian sedikit pun karena ia menahan tongkat tersebut dengan tangan kirinya. Walau pun badan Yang Qian sedikit lemas ia masih bisa duduk di tempat tidur, untuk menahan pukulan dari sepupunya.
Hal itu membuat sepupu ke tiga membelalakkan matanya karena tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Liat aja nanti pasti akan aku balas," kata sepupunya Yang Yuhuan kemudian pergi.
Saat pelayan Yang Yuhuan mendengar bahwa sepupu ke dua tuannya datang, ia bergegas keluar dari dapur dengan panik.
"Nona? Apakah anda baik-baik saja?"
"Seperti yang kamu lihat. Aku baik-baik saja."
Yang Qian berfikir dalam hati sepupu Yang Yuhuan ini harus diberi pelajaran.
______________✨✨✨______________
Update: Rabu, 7 September 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Letter Yang Guife
Ficción históricaApa jadinya jika dirimu tiba-tiba bertransmigrasi ke tubuh seorang tokoh penting pada masa lalu? Itulah saat ini yang dialami oleh Yang Qian. Ia ditusuk dengan pisau dari arah belakang saat hampir menyelesaikan penelitiannya tentang surat-surat kun...