"Wir oper bolanya"teriak Yasa pada Wira
Kini mereka sedang bermain basket di lapangan sekolah bersama beberapa siswa lain nya
"gak main Ky?"tanya Kai duduk di sebelah Kyler yang menatap Arthur dan teman teman nya bermain basket
"enggak ah,lagi males lari lari"jawab Kyler terkekeh
"kirain karna gak bisa main"ledek Kai membuat Kyler cemberut
"aku bisa main tau kak!"kesal Kyler
"iya iya percaya"Kai terkekeh melihat wajah imut Kyler
"kamu ini beneran 14 tahun?"tanya Kai memastikan
"emang nya aku keliatan kaya berapa tahun?"tanya Kyler balik
"10 tahun,muka kamu bocil,tingginya setelinga aku aja lagi"Kyler semakin Kesal karna Kai terus meledeknya
"gini gini aku bisa tau kakak lagi kenapa"jawab Kyler
"coba"tantang Kai menatap Kyler
Kyler menatap Kai,namun ia heran tidak ada emosi dalam matanya,Kyler mengerutkan kening menatap bibir Kai yang tersenyum tapi dalam mtanya ia tidak sedang senang
"jangan bilang kakak gak bisa ngerasain emosi?"tanya Kyler membuat wajah Kai seketika menegang
"shuttt,jangan kenceng kenceng Kyler"Kai menaruh telunjuknya di bibir
"bener?"tanya Kyler memastikan di balas anggukan oleh Kai
"sebenarnya aku tau dari satu tahun lalu,waktu papi sama mami ngerasa ada yang gak beres karna aku gak nangis waktu om meninggal,padahal aku deket banget sama om,awalnya papi kira syok tapi lama kelamaan keliatan aneh soalnya aku gak bisa marah,gak bisa ketawa kenceng,gak bisa sedih,gak bisa kecewa,akhirnya papi bawa aku ke psikolog,dari situ aku tau"cerita Kai
"wahhh berarti aku gak perlu susah susah cari tau kakak kenapa"mata Kyler berbinar
"maksud kamu?"tanya Kai heran
"iya,aku lagi buat catetan yang isinya diagnosis ku tentang kakak dan yang lain nya,aku baru berhasil nemuin 3"jelas Kyler
"siapa saja?"tanya Kai penasaran
"kakak,kak Javas sama kak Nevan"jawab Kyler polos
Saat asik ngobrol tiba tiba tanpa sengaja Arthur melempar bola hampir mengenai Kyler jika tidak di tangkap oleh Kai,Arthur kaget dan berlari mendekati Kyler untuk mengecek keadaan nya
"Kyler,gak papa?"tanya Kai saat Arthur baru saja ingin mengatakan kalimat serupa
Kyler mendongak lalu tersenyum sambil menatap Arthur lalu menatap Kai
"gak papa kok kak,makasih ya"Kai tersenyum lalu mengagguk
Arthur menatap Kyler lalu Kai,dan pergi setelah mengambil bole dari tangan Kai
"kak Arthur kenapa?"tanya Kyler di blas gidikan bahu oleh Kai
"eum,aku mau main ah"Kyler berdiri lalu berlari mendekati Arthur
"kak Arthur,boleh ikut main gak?"tanya Kyler polos
Yasa mendekat lalu merangkul Kyler yang tingginya sepelipis Yasa
"boleh lah,yakali adek kita satu imi gak boleh ikut main"Yasa tersenyum lebar menatap wajah manis Kyler
"makasih kak"Kyler tersenyum senang sedangkan Arthur hanya tersenyum tipis,sangat tipis
Arthur memilih duduk dan di gantikan oleh Kyler,Arthur duduk di bawah pohon sambil memegang sebotol air dingin,tanpa sadar Senyumnya mengembang melihat Kyler yang bermain dengn lincah sambil tersenyum,Kyler mencetak gol Nevan,Javas,Wira dan Yasa memeluk Kyler dengan wajah bangga
"Kenapa Kyler sangat mirip dengan nya"gumam Arthur
"nya siapa?"tanya Kai yang baru saja datang dengan sebotol air
"bukan apa apa"jawab Arthur tanpa menatap Kai
"kau yakin?"tanya Kai
"berhenti menggoda ku padahal kau tau jawaban nya"kesal Arthur menatap jengkel Kai
"ayolah thur,kau tidak boleh terpaku pada masa lalu mu,kau tau dia tidak benar benar mencintai mu kan"Kai merangkul Arthur sambil tersenyum
"trauma mu bahkan menyebabkan mu memiliki DID seperti Javas bukan?"tanya Kai
"jangan menyimpulkan sebelum di periksa,dan dari mana kau tau Javas menderita DID?"tanya Arthur
Kai menunjuk sosok Kyler yang meloncat memasukan bola ke ring,Arthur ikut menatap Kyler yang tersenyum lebar
"lupakan"ucap Arthur membuang muka
"dia terlalu mirip dengan nya,aku seakan melihatnya lagi namun dalam bentuk laki laki tampan,manis dan imut yang sedikit menjengkelkan"lanjut Arthur tersenyum
"kau tidak homo kan?"tanya Kai was was
Cetak..
Arthur memukul tengkuk Kai dengan ranting karna kesal dengan keusilan Kai yang tak ada habisnya
"lebih baik kau diam dasar bocah aneh"kesal Arthur membuat Kai tertawa namun sebenarnya ia tidak sedang tertawa
Arthur kembali memperhatikan permainan basket yang sedang berlangsung,matanya menangkap sosok Kyler yang tiba tiba diam,Kyler menoleh pada Arthur dan mata jeli Arthur dapat melihat dengan jelas darah menetes dari hidung nya
"KYLER?!"Arthur berdiri lalu menghampiri Kyler yang berusaha menghapus jejak darah di hidungnya
Semua mata menatap Arthur yang menghampiri Kyler,membalikan tubuh Kyler lalu menyamakan tinggi mereka,Arthur kaget menatap darah terus mengalir dari hidung nya,menetes pada baju kuningnya
"Kyler?"Wira dan yang lain terkejut melihat darah sudah banyak di baju dan wajah Kyler
Anak 14 tahun mana yang ketika di periksa oleh anak seumuran nya hanya diam?Kyler lah jawaban nya
"kita ke uks sekarang"Arthur menggendong Kyler di punggungnya
Sesampainya di uks Kyler hanya duduk manis di atas ranjang,menatap Arthur dan teman teman nya yang panik mencari tisu padahal darah yang keluar sudah berhenti
"kol bisa gini?"tanya Javas di balas gelengan polos Kyler dengan kedipan mata seakn ia memang tak tau apa apa
"lain kali kalau sakit gak usah ikut main nanti kenapa napa gimana?kasian kamunya Kyler"omel Yasa seperti ibu ibu membuat Kyler terkekeh
Yasa membersihkan wajah Kyler hingga tak tersisa darah sedikit pun,sedangkan Arthur mengambil termometer dan mengukur suhu tubuh Kyler
"lebih dari 36 derajat"gumam Arthur lalu menatap Kyler yang juga menatapnya polos
"kamu demam,ayok aku antar pulang"Kyler mengerutkan dahinya
"aku tidak sakit,bahkan aku sempat merokok di rumah tadi"jawab Kyler membuat aktifits semua orang di uks terhenti
"KAU MEROKOK?"Yasa menatap Kyler marah sedangkan Kyler hanya cengengesan
"akhhh Kyler ayolah kau ini terlalu imut untuk nakal!!"omel Yasa lagi
"kau harus menjaga kesehatan mu,katanya kauningin jadi psikolog,bagimana bisa kau merokok di umur semuda ini?!"Yasa mengacak pinggang di depan Kyler yang menatapnya polos
"tapi kau juga merokok"ucap Wora polos
"DIAM!"bentak Yasa membuat Wira membeku
"berhentu merokok atau berhenti hidup!"ucap Yasa membuat yang lain merinding
"jika sudah berhenti merokok tapi aku tetap berhenti hidup, bagaimana?"tanya Kyler membuat bungkam Yasa
"dia hanya bercanda"Javas mencoba mengalihkan atensi
"kak Yasa mungkin bercanda,tapi aku serius bertanya"jawab Kyler dengan wajah serius
"lupakan,ayok pulang" finis Arthur menggandeng Kyler di ikuti yang lain
Mereka akan mengantarkan Kyler bersama sama,karna takut Kyler kenapa napa di jalan,apa lagi dia dalam keadaan sakit

KAMU SEDANG MEMBACA
Abisatya Sadajiwa Nirwana
PertualanganSemua orang pasti memiliki triasihnya masing masing,begitu juga dengan 6 pemuda berusia 15 tahun yang masih menduduki bangku sekolah menengah pertama ini,mereka memiliki triasih yang berbeda beda namun tujuan yang sama yaitu sukses Terlalu terobsesi...