#29 : Gagal

2.2K 131 5
                                    

Hai.

Sebelum baca jangan lupa follow gadiskuningan, vote dan komen yaa💐

◃───────────▹

Suara air yang turun dari galon memecah keheningan dapur. Tangannya menaruh gelas yang sudah terisi air di samping piring berisi nasi goreng. Makanan di atas piring yang sudah ia tata sedemikian rupa, walaupun hasil tampilannya tidak sebagus chef tapi seratus persen hatinya yakin rasanya tidak akan buruk.

Langkah kaki yang mendekat membuat dirinya menghentikan aktifitas. Baiklah, chef yang akan menilai makanannya sudah tiba.

"Ay, lo masak?"

"Hm. Semoga suka."

Kayla, gadis itu berdecak kagum. Bukan sekali dua kali memang Rayan masak nasi goreng, tapi kali ini tataan hiasan tomat dan timunnya persis seperti mamanya memasak. Bentuknya sederhana, hanya di potong zig-zag sekelilingnya tapi Kayla tak bisa bisa melakukannya dengan sempurna.

"Keren, lo belajar bikin ini dari mana?" Kayla mendudukan bokongnya saat kursi sudah ditarik oleh Rayan.

"Gak dari mana-mana, emang bikin gitu gampang. Lo 'kan gak suka banyak timunnya, daripada polos gue coba potong gitu," tutur Rayan, mengambil piring bagiannya. "Kenapa emang?"

"Aneh aja, soalnya gue gak bisa. Lo cowok kok bisa, rapi banget malah," ujar Kayla lalu menyuapkan sendok. ke mulutnya. Nasi goreng buatan Rayan memang tidak ada duanya. Andai saja cowok itu bisa masak makanan lain, mungkin rasanya juga akan seenak ini.

"Tangan lo terampilnya mukul gue."

"Sembarangan lo."

Tak lagi menjawab, Kayla pun diam. Ia menghargai kebiasaan Rayan yang makan dengan diam tanpa menyela dengan obrolan. Katanya, itu kebiasaannya dengan sang papa.

Kayla baru saja selesai mandi dan sholat dan begitu turun dari kamarnya aroma nasi goreng yang familiar menyapa indra penciumnya. Mungkin setelah sholat, Rayan langsung masak. 

"Bi Suti kemana?"

Kayla menaikkan bahunya, mulutnya masih mengunyah sedangkan Rayan sudah selesai makan.

Masak setengah jam, makan sepuluh menit, batin Kayla berucap.

"Kalo Bi Suti gak ke sini gue mendingan pulang aja kali, ya? Tapi kalo sendiri berani nggak?"

Kayla memasang muka masam. "Udah tau gak berani, masih nanya."

Rayan terkekeh. "Telepon Bi Suti gih."

"Bentar lagi enak makan."

"Yaudah mana hp nya? Biar gue yang telepon," putus Rayan.

"Di ruang TV."

"Gue ambil dulu."

Kayla menggumam mengiyakan.

Ngomong-ngomong, Kayla belum menghubungi mamanya sampai sekarang. Terakhir tadi mamanya menelepon saat jam makan siang, sekarang belum. Berhubung Kayla malas beranjak dan lagi ponselnya digunakan Rayan, Kayla pun berteriak, "Ay pinjem hp nya ya!"

Bucin Berandal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang