𝗚𝗲𝘁𝘀 𝗧𝗵𝗲 𝗕𝗲𝘀𝘁

571 70 7
                                    

"Ini adalah pesanan Pak Iqbaal yang sudah selesai. Jika ada kekurangan atau hal lain bisa panggil saya ya pak.."

"Baik, Bu. Terima kasih,"

Dengan senyuman kecil, Iqbaal meraih sebuah Kalung mewah dengan batu merah permata yang menghiasi di setiap lingkar Kalung itu.

Kalung yang sangat cantik dan elegan. Pasti sangat cocok sekali jika dipakai oleh--

"Mas, Itu Kalung yng kamu custom sendiri?"

Iqbaal yang sudah terpaku akan keindahan Kalung itupun terbuyarkan atas pertanyaan dari Lara. Ia menoleh seraya mengangguk.

"Iya.. Cantik 'kan?"

Lara tersenyum seraya mengangguk setuju. Lara refleks menatap mengelus pada dadanya, Sebentar lagi Kalung itu akan melekat di leher jenjangnya

"Pasti cocok banget dipake sama (Namakamu)."

TUNGGU!

Senyum Lara luntur seketika mendengar ucapan Iqbaal. "A-apa mas? Jadi ini buat Mbak (Namakamu)?"

"Yaiya.. Kalung ini sengaja aku buat untuk (Namakamu). Kamu nggak apa-apa kan?"

Lara terdiam dengan senyuman tipis. "Jelas jelas kamu beliin perhiasan buat perempuan lain didepan istri kamu sendiri, Dan kamu tanya aku gapapa?!"

Lara memejamkan kedua matanya. Ia berusaha untuk meredam emosi. "Inget Ra, Jangan hancurin pernikahan ini hanya karna perempuan kayak Mbak (namakamu)."

Iqbaal menghela nafasnya kemudian ia tersenyum kecil. "Ra, Kamu jangan salah paham ya? Tiga tahun (Namakamu) hilang dari kehidupan aku, Selama itupula Aku gak pernah ngasih dia apa-apa. Sementara kamu?"

"Semua udah aku turutin, Jadi aku mohon, tolong pengertiannya ya?"

Lara terdiam. "Lebih cantik lagi kalau aku yang pake." Desisnya pelan.

"Ra, jangan mikir yang macem-macem ya, sayang? Aku berusaha untuk adil baik untuk kamu maupun (Namakamu). Kalian ini adalah istri-istri, Mas. Jangan lupain tentang itu ya?"

"Lagipun, Dengan aku ngasih Kalung ini sama (Namakamu). Aku harap, dia nggak marah sama aku. Mas ingin dia seperti dulu,"

Lara merasa risih disini. Ia sangat muak. Kenapa udara menjadi panas seperti ini?

"Ehm, mas.. Aku ke kamar mandi dulu ya.." Tanpa menunggu persetujuan Lara segera melengos pergi. Sementara Iqbaal hanya bisa menghela nafasnya.

"Ini yang Saya takutin, Kalo Lara tetap kekeuh ikut datang kesini." Desisnya pelan. Pria itu mengusap wajahnya disertai helaan nafas. Atensinya kembali jatuh pada Kalung itu.

Iqbaal tersenyum kembali. "Tunggu, Kakak ya dek. Kakak punya hadiah spesial buat kamu,"

"Iihhh!! Kesel banget deh Ah! Mas Iqbaal kenapa tega banget sih?!" Lara mengomel dalam toilet yang kosong. Ia menatap pada pantulannya di cermin wastafel.

"Bener-bener tega!" Lara mendecak tak suka. Perempuan itu merogoh ponselnya ia akan menghubungi seseorang.

Tut! Tut--

"Des, lo bayangin aja, Mas Iqbaal beliin Kalung buat istri pertamanya coba! Gue kesel banget tau!"

Setelah mengantarkan Lara ke rumahnya. Iqbaal segera bergegas menuju rumah (Namakamu). Dan kini ia berada tepat di depan rumah itu. Namun ia masih berada di dalam mobil.

Sebelum pergi kekantor, ia akan memberikan hadiah spesial ini untuk Istri tercintanya, (Namakamu).

Rasanya sangat bahagia mengetahui (Namakamu) masih hidup dan amat sangat bersyukur jika ia masih diberikan kesempatan untuk membahagiakan (Namakamu).

Gets The Best. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang