Suara ledakan

35 14 0
                                    

Desy mendekati mobil Hari yang jendela kanannya sedang terbuka. Ia sedikit membungkuk dan menyandarkan tangan kirinya di jendela dari sisi luar mobil.

"Lo berubah ya?" Ujar Desy, ia tau Hari suka sekali yang namanya gonta ganti perempuan. Bukankah itu sama saja mempermainkan perasaan mereka? Maka dari itu, ini hal aneh yang di luar nalar Desy.

Hari diam sejenak, mencerna kembali apa yang di ucapkan Desy. Lalu menjawab,

"Gue sebenernya gak mau mempermainkan perasaan cewek. Tapi gue berhubungan sama mereka sebatas kasihan..." Hari menyeringai dan menyentuh dagu Desy, tapi ia segera menyingkirkan tangan Hari dari dagunya.

"Sial, bangke lo. Gue kira lo udah berubah. Ternyata masih sama aja." Celetuk Desy dan beranjak pergi dari sana.

Perlahan Ekspresi Hari yg menyeringai nakal berubah menjadi datar dan berpaling ke arah yang akan menjadi lawannya malam ini.

Perlahan Ekspresi Hari yg menyeringai nakal berubah menjadi datar dan berpaling ke arah yang akan menjadi lawannya malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Erga sialan! Kenapa dia bisa tau soal Lifia?"

Hari menatap sinis membalas ekspresi sombong Erga yang mengejek dirinya.

"Lifia bakal jadi mainan baru buat gue, denger itu Hari!!" Teriak nya dari sebrang jendela mobil.

"Lo cuman bacot doang gede!!" Balas Hari.

Seorang perempuan dengan membawa saputangan, mulai berjalan ke tengah arena.

"SIAP! SATU! DUA! TIGA!!"

Teriak perempuan itu, sembari melepas saputangan nya untuk memberikan tanda pertandingan sudah di mulai.

Mobil Hari pun tancap gas lebih cepat mendahului lawannya, sorak ramai dari sekitarnya membuat adrenalin memuncak dan kegirangan.

Tikungan tajam mulai di lalui Hari, ia dengan cepat membanting stir dengan tepat, agar tidak terjadi hal yang tidak di ingin kan.

Erga yang mulai menyusul pun melakukan hal yang tidak baik.

''Sial! Dia mau main curang? Mobil gue sampai di tabrak terus di pepet ke tembok. Tunggu aja, lo akan gue bikin nangis!" Batin Hari yang berusaha melawan dan menghindari kecurangan Erga.

***

Jeon dengan gentleman-nya menemani Gayatri berjalan kaki sampai ke halte bus dalam kota.

"Kamu enggak perlu loh antar aku begini, aku bisa sendiri..." Dengan tersipu, Gayatri menundukkan kepalanya menyembunyikan wajahnya yang mulai merah.

Gayatri merasa senang sekali sejak kembali munculnya Jeon di antara hidupnya. Tapi ia tetap sadar diri, menganggap dirinya tidak pantas untuk seorang Jeon Baek Hyeon.

"Enggak apa-apa, Saya senang melakukan ini." Jawab Jeon yang berhasil meleleh kan hati Gayatri yang berusaha di sembunyikan dari nya.

"Ah, bisa gak kamu jadi orang tuh jangan kayak begini? Kalau dingin, sombong ya gitu aja, jangan begini..." Batin Gayatri yang diam-diam terus memandangi wajah Jeon.

Jeon terlihat begitu santai jalan berdua dengan Gayatri, bahkan Jeon tidak membiarkan Gayatri berjalan lebih mendekati jalan raya. Betapa romantisnya hari ini.

"Ah, sudah sampai di haltenya..."

"Kenapa terlihat tidak senang? Apa kamu masih kurang bersama saya?" Tanya Jeon dengan tatapan polosnya dan sedikit mendekati wajahnya.

"Apa! Enggak lah!!" Gayatri yang panik mendorong Jeon agak kembali ke posisi awal.

"Ok... Ok..." Jeon mengangkat kedua tangannya, seakan menyerah untuk menggodanya lagi, tapi sepertinya tidak dengan ekspresi nya yang tidak tahan untuk usil kembali.

" Jeon mengangkat kedua tangannya, seakan menyerah untuk menggodanya lagi, tapi sepertinya tidak dengan ekspresi nya yang tidak tahan untuk usil kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tidak lama, bus yang akan mengantar Gayatri pulang datang. Jeon membiarkan Gayatri untuk pulang walau ia ingin sekali mengantar sampai rumahnya sayangnya ia di tolak Gayatri untuk saat ini.

Jeon tidak bisa berbuat banyak jika tidak di ijinkan untuk saat ini. Namun ia meyakinkan dirinya, bahwa suatu saat nanti pasti bisa sepuasnya menemani sang gadis yang bernama Gayatri ini.

Pandangannya tidak lepas dari bus yang di naiki Gayatri dan terus melambaikan tangan ke arahnya, sampai sudah tidak terlihat lagi di pandangannya.

Tiba-tiba saja Jeon berlari cepat ke suatu tempat, seperti sedang di kejar hutang rentenir. Tapi tidak mungkin seorang Jeon Baek Hyeon di kejar rentenir, yang ada gadis-gadis dengan kegilaan atas ketampanan wajahnya.

Jeon melihat layar ponselnya sembari berlari, "Kak tolong aku..." Isi pesan nya dari seseorang yang telah membantunya menemukan Gayatri, di negara asing untuknya ini.

Ia hampir sampai di tempat yang di beritahu kannya melalu pesan singkat yang di terima Jeon dan segera menyebrang di zebra cross dengan lambu merah untuk pengendara di jalan yg sepi.

Tapi sebuah mobil BMW melintas kencang, Jeon tidak sempat untuk menghindari. Suara klakson mobil yang panjang menggema di jalanan dan suara tabrakan terdengar keras bahkan ada suara ledakan. Jalan yang sepi itu sesaat menjadi penuh dengan suara dan terang oleh api yang membara.

Penjaga toko yang akan menutup tokonya terkejut dengan apa yang ia dengar dan lihat di depan matanya, dengan cepat memanggil nomor darurat setelah mendekati lokasi kejadian, mencoba memeriksa apa ada korban atau tidak.

"Mian... Alifa..." Rintihan yang perlahan hilang.

-TBC-
Akhirnya sempat update lagi, maaf ya lama banget. Semoga kalian suka❤️ See next chapter ya... 🙏

Import Vs LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang