MALAM CIBIR

53 16 2
                                    

Cuaca malam ini sidikit kurang menukung dengan awan hitam yang semakin menggelapkan malam, dan entah kenapa pikiran Gayatri pun juga sedang berkabut.

Bagaimana tidak? Ia akan berada di acara Seventeen Stela. Dan satu hal yang mengejutkannya, fakta di mana Bundanya ternyata kenal dekat dengan Ibu Hari. Sampai saat ini pun ia di jemput Hari, Gayatri sendiri tidak mengerti. Bagaimana Hari bisa berani datang ke rumahnya dan pamit pergi keluar dengannya. Yang lebih aneh lagi, Bunda nya setuju! Apa karena Bunda Gayatri sudah kenal dengan Ibunya Hari?

"Kenapa muka lo di tekuk begitu?" Entah kenapa pertanyaan itu membuat Gayatri semakin merasa kesal. Sedangkan Hari berusaha membagi fokusnya sembari menyetir.

"Sejak kapan kamu bisa sedekat itu sama Bunda? Kamu enggak melakukan ritual tertentu kan?" tatapan Gayatri benar-benar menggemaskan untuk Hari. Ia menatapnya dengan sinis bahkan sedikit mengendus kesal, gemasnya membuat Hari ingin menghalalkannya.

"Fokus depan! Bukan liatin aku terus!" pernyataan itu membuat Hari terkejut sampai cegukan.

"Ya ampun, kamu enggak apa-apa? Di sini ada air putih enggak ya, aduh maaf aku enggak bermaksud buat kamu sampai cegukan."

Kecemasaan Gayatri membuat Hari harus memberhentikan kendaraannya menepi di tepi jalan, dan ia segera keluar dari mobilnya. Tak lupa untuk meminta Gayatri tetap diam di dalam, jika tidak mungkin mereka tidak bisa segera berada di tujuan utama mereka.

Gayatri hanya diam dan melihat Hari dari dalam mobil, ia tidak tahu apa yang sedang di lakukan Hari. Mungkin ia melakukan ritualnya lagi? Hari sendiri masih mengontrol detak jantung dan mulai cegukannya. Setelah mengambil nafas dalam dan perlahan menghembuskannya kembali, cegukan Hari mulai mereda dan ia mulai tenang. Segera Hari kembali masuk ke dalam mobilnya. Gayatri menatapnya dengan bingung sekaligus khawatir.

"Kamu benar enggak apa-apa?" Tanya Gayatri, Hari hanya menganggukkan kepala dengan keren dan kembali menjalankan mobilnya.


Di sebuah tempat dengan waktu berbeda 2 jam saja, Suara semangat Baek Hyun menggema di ruang latihan Taekwondo. Tapi suaranya bukan terdengar semangat membara karena latihan semata, melainkan suara pelampiasan amarahnya yang tertahan di dalam lubuk hatinya.

Lebih baik kamu tidak berbuat yang macam-macam dan fokus pada pelajaran!

Itu adalah ucapan ayahnya, selalu terngiang di pikiran Baek Hyun. Ia mengerti jika pelajaran itu penting, tapi jika fokus pada belajar saja apa bisa menjamin kebahagiaan Baek Hyun sendiri?

Satu hal lagi, Jangan pernah kamu muncul di publik dan berkata jika kamu adalah anak ku. Ayah tidak ingin perusahaan menjadi hancur karena kebodohan dan sikap kekanakan mu!

Baek Hyun melakukan lompatan tinggi hingga ia terjatuh akibat terlalu memaksakan diri dan membuatnya kelelahan. Baek selalu kecewa dengan ucapan yang di lontarkan Ayahnya. Benar-benar menyayat hatinya sebagai seorang anak tanpa Ibu.

Orang-orang hanya tau, jika ia adalah anak seorang pengusaha sukses tanpa tau siapa orangtuanya, anak yang memiliki kepintar dan membuat semua murid kagum sekaligus iri padanya, wajahnya pun tampan, walau sifatnya dingin.

Siapa yang menduga, Jika seorang Jeon Baek Hyun adalah anak yang tidak di inginkan Ibunya dan memilih pergi dengan pria lain daripada tinggal bersama Ayahnya, lalu sang Ayah juga tidak mengerti apa isi hati anak semata wayangnya dan justru hanya melontarkan kata-kata yang membuat Baek Hyun tidak mengerti seperti saat ini.

Ketika merasa frustasi seperti ini ia melihat bayangan Gayatri ada di hadapannya. Sebegitu rindu ia kepada sosok gadis itu.

"Geuleul mannaleo gal sigan"
·Waktunya pergi menemuinya·

Mungkin jika bukan karena Gayatri, Baek Hyun tidak akan bisa semangat kembali seperti ini. Dulu ia akan pulang mengerjakan tugas sekolah secara berlebihan atau berlatih olahraga apapun demi melampiaskan amarahnya. Tapi sekarang ia teralihkan pada seorang Gayatri.

Baek Hyun akhirnya menemukan tiket pesawat untuk terbang ke Jakarta malam ini juga. Baek juga berpikir jika tindakannya ini sebagai pembangkangan atas tidak terima dengan kelakuan ayahnya.

***

Malam ini, Mereka akan berpesta kostum di acara Seventeen dengan undangan terpaksa. Hari mengulurkan tangannya tanpa di minta atau di suruh siapapun. Semua mata tertuju pada Gayatri dan mencibirnya.

"Lihat, dia benaran di undang? Gue kira cuman gertakan karena ketahuan guru..."
"Sungguh? Bukannya dia akan menjadi buah bibir saja jika dia kemari?"
"Tindakan yang berani, bukan?"
"Bukan, justru itu tindakan bodoh, haha"
"Jika itu gue, pasti udah malu banget!"

Hati Gayatri tersayat saat mendengar setiap ucapan mereka, untuk pertama kalinya ia sendirian dalam situasi seperti ini. Jika di Seoul, Ia akan di bela habis-habisan oleh teman-temannya. Rasanya rindu dengan teman-temannya muncul secara random.

-TBC-

HAAAII!!! Sekian abad akhirnya sempetin buat up chapter cerita ini!!! T^T
Ini baru selesai jam 00:30 28/5/22 :)
Makasih buat dukungan kalian, dengan membaca, memvote, komen, like dan menambahkan dalam list cerita ini ke dalam bacaan kalian. Selalu sehat buat kalian ya, dukung terus aku dan sampai nanti lagi di chapter selanjutnya.

BYEEEEEEEEEEE AND LOVEEEE YOUUUU!!!

Import Vs LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang