Setelah beberapa jam akhirnya Jungwon sadar dan mendapati Jake yang sedang tertidur di kursi tepat di samping ranjangnya, Jungwon pun bangun dan menyelimuti Jake dengan selimut miliknya.
'Jake Hyung pasti sudah tau, aku akan menghadapinya nanti saja' gumam Jungwon dalam hati.
Matahari hampir menunjukkan sinarnya menandakan pagi akan tiba, sambil menunggu Jake bangun Jungwon mengambil buku di sebelahnya dan mulai belajar. Ia tau betul seperti apa kondisinya, akan tetapi ia tetap tidak mau mengecewakan Ayahnya walaupun orang itu tak menghargainya sedikitpun.
Gagang pintu berputar, dan pintu itu pun terbuka dan menunjukkan Jay disana dengan penyangga infus di genggamannya.
Jungwon pun menatapnya dan memberi isyarat agar Jay tidak berisik, agar Jake tidak bangun karna ia tau pasti Hyungnya kelelahan saat menjaganya semalaman.
Jay pun mendekat dan duduk di tepi ranjang Jungwon dan berbisik.
"Kau baik-baik saja? " Bisik Jay.
"Aku baik-baik saja"
"Ayahmu pasti memukulmu sangat kuat, lihatlah wajahmu lebam" Tunjuk Jay pada wajah Jungwon yang lebam.
"Tidak apa-apa, ini tidak sakit... Akh" Ringisnya saat Jay menekan pipi Jungwon dengan telunjuknya.
"Aku tau kau pasti berbohong" Jay menggelengkan kepalanya, ia sangat mengenal Jungwon.
Jake yang tidur itu pun terbangun saat bilah cahaya mengenai wajahnya.
"Hyung, kau sudah bangun? " Tanya Jungwon.
Bukannya menjawab, Jake langsung memeluk Jungwon dan menangis.
"Kenapa kau menyembunyikan semua ini dariku Jungwon? Apa aku ini tidak berguna bagimu? " Isak Jake.
"Tidak seperti itu, Hyung. Aku hanya tidak mau membuat Hyung khawatir" Ucapnya membalas pelukan Jake.
"Kenapa kau bisa mengalami semua ini, semua ini sangat tidak adil bagimu"
"Sudah, Hyung. Aku baik-baik saja, berhentilah menangis"
Setelah itu Jake pun melepas pelukannya dan mengusap air matanya.
Jay yang melihatnya pun bersyukur melihat mereka berdua, selain dirinya Jake juga sangat menyayangi Jungwon.
"Sudah berapa lama? " Tanya Jake.
"Aku baru menyadarinya akhir-akhir ini Hyung"
"Lalu apa kata Dokter? "
Bukannya menjawab, Jungwon hanya tertunduk.
"Jawab aku Jungwon... "
Jungwon enggan menjawab, ia memainkan jemarinya terlihat gelisah.
"Jungwon... " Panggil Jake lagi.
"A-aku tidak akan bertahan lama, Hyung" Air mata Jungwon menetes dan memecahkan topengnya yang berpura-pura bahagia.
Jake merasa prustasi, wajahnya memerah menahan emosi dan tak tau mau melampiaskannya ke siapa.
"Aku akan kembali nanti" Ujar Jay dan berlalu dari sana memberikan waktu kepada kakak beradik itu.
"Hyung... Apa yang bisa aku lakukan agar Ayah bisa menerimaku dan membuatnya bangga? " Tanya Jungwon sambil tersenyum dengan air mata yang mengaliri pipinya.
"Kau tak perlu memikirkannya Jungwon, jika saatnya sudah tiba pasti Ayah akan sadar dan dia akan tau betapa ruginya dia menyia-nyiakan orang sepertimu" Jake kembali memeluk Jungwon dan membiarkan Jungwon menangis melepas semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREASSURE/JAYWON -(END)-
Fanfiction"dasar anak bodoh" "tidak berguna" "kau mempermalukanku" begitulah kalimat yang sering ia dengar dari Ayahnya, berbagai ucapan yang membuat hatinya begitu sakit. hidupnya benar-benar dibawah tekanan sang Ayah, hingga akhirnya ia bertemu dengan seora...