Jake meniup lilin setelah mengucapkan permohonannya, dan potongan pertama diberikan pada Jungwon.
"Makanlah, ini sangat enak" Ucap Jake sambil menyodorkan kue pada Jungwon.
Jungwon pun membuka mulutnya dan menerima suapan dari Hyung nya itu.
"Sekarang suapi aku"
Jungwon pun memberinya suapan kue juga.
"Jungwon, malam ini kau tidur dengan ku ya. Aku takut jika nanti Ayah pulang, pasti dia akan menghajarmu lagi" Ujarnya cemas.
"Baiklah, Hyung. Tapi ada yang ingin aku sampaikan"
"Ada apa? Kau baik-baik saja? "
"Aku baik-baik saja, Hyung. Aku hanya mau bilang kalau aku akan kembali ke camp besok pagi"
"Kenapa begitu? Bukannya kau bilang padaku hanya tiga hari saja? " Bingung Jake.
"Ah... Itu... Campnya di perpanjang Hyung" Ucapnya karna ia tak mungkin kalau ia mengatakan jika Dokter Park yang tidak mengijinkannya.
"Kan, tapi tidak apa-apa. Kau sudah menyempatkan waktumu untuk memberiku kejutan" Senyum Jake.
"Jungwon... "
"Ada apa Hyung? "
"Kenapa kau berkeringat sangat banyak? "
"Oh itu... Itu karna aku berlari tadi, takut Hyung sampai ke sini lebih dulu haha... " Kekehnya.
Tok... Tok...
Suara ketukan pintu menghentikan perbincangan mereka. Jake langsung berdiri dan menarik Jungwon ke belakangnya, karna ia tau kalau yang mengetuk pintu itu adalah Ayahnya.
Jake membuka pintu kamarnya, belum sampai terbuka seluruhnya Ayah mereka langsung mendorong pintu itu dengan emosi.
"Kau! Berani-berani nya kau membodohiku dengan alasan camp sialan mu itu" Tunjuk Ayahnya dan berusaha menarik Jungwon namun di tahan oleh Jake.
"Apa yang kau lakukan Ayah?! " Bentak Jake tak terima Ayahnya bersikap seperti itu.
"Diam kau! " Bentak Ayahnya balik.
"Hyung, biarkan saja" Ujar Jungwon dari belakang.
Ayahnya langsung menarik kerah baju Jungwon dan...
Plak...
Tamparan keras melesat tepat ke wajah Jungwon hingga membuatnya tersungkur ke lantai.
"Ugh... " Ringis Jungwon.
"Ayah! " Jake mendorong tubuh Ayahnya dan memeluk Jungwon.
"Aku baik-baik saja, Hyung"
"Berhenti membuat masalah atau lebih baik kau mati saja. Aku sudah muak memiliki anak sepertimu, kau hanya membuat malu saja"
Ucapan itu sangat sakit dan membuat hati Jungwon terasa teriris. Ia memegang dadanya yang terasa perih, dan darah mengalir dari hidungnya lagi.
"Jungwon, kau baik-baik saja? '' Jake merasa sangat khawatir.
"A-aku baik-baik saja. Ugh... " Ringis Jungwon tiba-tiba saat merasa sakit di sekujur tubuhnya.
"Argh... Ugh.... Arghh... " Teriak Jungwon dan tiba-tiba tubuhnya mengalami kejang-kejang.
"Jungwon! " Jake sangat panik.
Ayahnya nampak sangat kebingungan melihat apa yang terjadi pada Jungwon.
"Ha... Ha... Ugh... " Napas Jungwon terengah-engah dan ia benar-benar kesulitan bernapas.
"Jungwon kau akan baik-baik saja, tenanglah Jungwon" Jake terus memeluk tubung Jungwon sambil menghubungi ambulance.
"Ru... Rumah sakit s-sejin... " Ucap Jungwon sebelum ia kehilangan kesadarannya.
.
.
.
Suara langkah kaki mereka terdengar menyusuri lorong rumah sakit itu, mereka terus mendorong ranjang itu menuju ruang UGD. Dengan seorang perawat yang berada di atas Jungwon sambil memberi kantong ambu.
Sementara Jay yang sedang berjalan-jalan di lorong itu melihat ke arah Jake yang sedang berlarian.
"Jake, Hyung? ''Bingungnya.
Seketika pikirannya berputar dan baru sadar pasti yang dalam keadaan darurat itu adalah Jungwon. Dengan begitu Jay pun bergegas berlari dengan terpincang-pincang karena kondisinya juga dan menghampiri Jake.
"Hyung. Jungwon kenapa? " Tanya Jay khawatir.
"Aku tidak tau, hidungnya tiba-tiba mengeluarkan darah dan pingsan" Jawab Jake.
"Apa dia terkena benturan atau sesuatu, Hyung? "
"Ya, Ayahku memukulnya tadi"
"Apa? Apa sampai sekarang kalian belum tau kondisi Jungwon?! " Kesal Jay.
"Ada apa? Apa yang terjadi pada adikku? "
"Aku tidak punya hak untuk menjawab pertanyaanmu, Hyung. Tunggulah Jungwon yang akan mengakatakannya sendiri pada kalian" Tolak Jay tak mau ikut campur dalam masalah ini, ia akan membiarkan Jungwon yang mengatakannya sendiri.
"Tapi... " Belum sempat Jake berucap, Jay langsung meninggalkan nya disana.
Sementara Jake sudah merasa sangat khawatir disana, ia terus mondar-mandir di depan pintu UGD itu sambil menggigiti kukunya.
Jay bersembunyi menyandarkan tubuhnya di balik dinding Ruangan itu, ia juga merasa tertekan dengan keadaan Jungwon dan juga dirinya sekarang ini. Pikirannya terus berputar memikirkan hal-hal buruk yang akan menimpa mereka berdua.
.
.
.Setelah mendapat penanganan, Jungwon kembali ke kamarnya dan diikuti oleh Jake. Jungwon sama sekali belum sadar akibat anestesi yang di berikan, sambil menatap adiknya itu Jake terus menggenggam tangannya dan terus menatapnya khawatir.
Saat Jungwon mendapat penanganan di UGD, Jake melihat sekeliling hingga matanya tertuju pada sebuah poster yang menjelaskan semua tentang kanker. Dari sana Jake akhirnya sadar sepertinya Jungwon mengidap kanker karena Rumah Sakit itu khusus pengidap Kanker.
Tidak seperti Ayahnya yang egois, dalam keadaan Jungwon yang seperti ini bahkan ia tak mengantarnya sekalipun. Ia benar-benar tidak peduli pada anak malang itu, yang ia tau cuma jabatan dan kehormatan saja.
To be continued
.
.
.
.
.
.Jangan lupa follow, vote dan komen ya yeoreobun~
See you...
-TERIMA KASIH-
KAMU SEDANG MEMBACA
PREASSURE/JAYWON -(END)-
Fanfiction"dasar anak bodoh" "tidak berguna" "kau mempermalukanku" begitulah kalimat yang sering ia dengar dari Ayahnya, berbagai ucapan yang membuat hatinya begitu sakit. hidupnya benar-benar dibawah tekanan sang Ayah, hingga akhirnya ia bertemu dengan seora...