chapter 12 (END)

1.4K 107 17
                                    

(HAPPY READING)
.
.
.
.

Tepat di hadapan upacara pemakaman Jungwon Jake terisak sambil menggenggam sebuah bunga dan juga bingkai foto adiknya itu. Ia terus menangis tersedu-sedu merasa sangat kehilangan.

"Jungwon... " Seorang pria berlari paruh baya berlari dengan setelan lengkap yang tak lain adalah Ayah mereka sendiri.

"Jake... " Ia meraih bahu Jake dengan tatapan tak percaya dan di balas tatapan dingin dan sedih dari Jake.

"Kenapa Ayah? Apa kau masih belum puas sekarang? Semua ucapanmu sudah terjadi sekarang, dan sesuai keinginan mu juga Jungwon sudah tiada" Ujar Jake senduh dan memalingkan wajah tertunduk dan memelum erat foto Adiknya itu.

"Apa yang terjadi Jake? "

"Apa yang terjadi? Hahaha... Kurasa kau amat sangat membencinya tapi kenapa sekarang Ayah bersikap seolah peduli? Anak malang itu sesalu dipukuli dan juga tak di anggap olehmu hanya karna masalah nilai. Yang kau pikirkan hanya kehormatan dan juga jabatan, ck. Kau benar-benar tak tau malu Ayah"

"Jake, maafkan Ayah... "

"Sstt... Jangan meminta maaf kepadaku dan jangan berisik, Adikku sedang tidur"

Ayahnya merasa sangat prustasi dengan rasa penyesalan yang amat sangat mengganggunya, kekerasan yang pernah ia lakukan terhadap Jungwon terus berputar diingatannya.

.

.

.

Satu bulan telah berlalu semenjak kematian Jungwon, kali ini keadaan Jay juga menurun drastis. Tatapannya selalu kosong dan juga tak mau makan, bahkan sekarang ia tak bisa di ajak bicara lagi.

Sesekali Jake juga menjenguk Jay dan merawatnya sama seperti Jungwon. Ia sangat menyayangi Jay seperti adiknya sendiri.

Sesekali Jay menggumamkan nama Jungwon dalam tidurnya hingga membuat Jake menangis.

"Kau pasti sangat merindukannya, ya? " Senyum Jake dan menghapus air mata yang mengaliri pipinya.

.

.

.

Seorang pria paruh baya sedang berkemas dalam rumah miliknya, karena merindukan sang putra ia memasuki kamarnya dan mengelus barang-barang yang ada disana. Hingga disudut meja ia melihat sebuah buku yang berjudul 'fighting' lalu membukanya.

Saat membuka buku itu, selembar kertas yang terlipat terjatuh kelantai. Ia membaca isi surat itu sambil menangis.

'Ayah... ini Jungwon. Mungkin saat Ayah membaca ini aku sudah tiada. Tapi tidak apa-apa, jangan menyalahkan diri Ayah atas kepergianku ya... Ini sudah menjadi takdirku hehe...
Semoga di kehidupan selanjutnya aku tetap terlahir sebagai putra Ayah dan memberikan nilai terbaik. '

Setelah selesai membaca surat itu, ia memeluknya dan menangis sejadi-jadinya.

.


.

.

(Tiga hari kemudian)

"Jay...! " Jake berlari terburu-buru, hingga sampai pada sebuah ruangan. Foto Jay dipajang dengan beberapa hiasan bunga di sebelahnya,beberapa orang juga sedang melakukan upacara pemakaman dan terlihat Dokter Park yang terduduk sendu disana.

Dengan bibir bergetar, Jake pun memberikan penghormatan terakhir kepada Jay. Kakinya melangkah tertatih mendekati Dokter Park lalu memeluknya dan meledakkan tangis.

...

Keesokan harinya setelah kepergian Jay, Jake dan juga Dokter Park meletakkan guci abu Jay tepat di sebelah guci Jungwon. Mereka berdua pun memajang foto Jungwon dan Jay yang tersenyum disana.

"Bukankah mereka terlihat sangat serasi? " Gumam Jake.

"Kau benar. Kini kita tak perlu sedih lagi karna mungkin disana mereka sudah bertemu dan saling bercanda hahaha... " Kekeh Ayah Jay.

"Benar sekali. Sekarang mereka tak akan merasa kesakitan lagi haha... Dokter Park, kau mau minum tidak? "

"Boleh... "

Kemudian setelah itu mereka pun pergi bersama dan menghabiskan rasa lelah mereka dengan minum bersama.

.

.

.

"Jay... " Panggil Jungwon saat melihat Jay yang sedang kebingungan.

Jay pun mencari sumber suara dan menemukan Jungwon yang terlihat sangat bersemangat dengan pakaian serba putih bahkan bersinar.

"Jungwon... " Ia pun berlari dan memeluk Jungwon begitu erat melepaskan rasa rindunya.

"Jay... Kau lihat pintu itu ? " Tanya Jungwon sambil menunjuk sebuah pintu yang berukuran besar disana dan Jay pun melirik lalu menganggukkan kepalanya.

"Selama ini aku menunggumu agar bisa melewati pintu itu bersamamu" Senyum Jungwon.

"Kini aku sudah disini, ayo kita lewati bersama... "

Jay pun meraih tangan Jungwon dan menggenggamnya erat, mereka pun berjalan menuju pintu itu dengan perasaan senang. Senyuman pun terpancar dari wajah mereka berdua.

Dengan begitu mereka pun melewati pintu itu hingga mereka menghilang dalam cahaya kemudian pintu itu pun tertutup.

-END-

.

.

.

.

.

AKHIRNYA END JUGA ㅠㅠ

Maaf ya kalau nih endingnya gaje bgt...
Makasih banyak semuanya, kalian semua mau nunggu aku yang up lama.

Maaf kalau endingnya kurang greget dan juga maaf kalau aku ada salah dalam kata ya teman-teman.

See you di karya ku selanjutnya~

LOVE YOU ALL (≡^∇^≡)

PREASSURE/JAYWON -(END)-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang