BAB XII

3 0 0
                                    

Tidak ada yang lebih penting daripada menjaga harkat dan martabat keluarga dan manusia itu sendiri. Harkat manusia mengacu pada nilai manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang dibekali dengan cipta, rasa, karsa serta hak dan kewajiban yang melekat pada manusia itu sendiri, sedangkan martabat ialah hak manusia untuk dihargai dan dihormati yang mengacu pada konsep moralitas, etika, hukum dan politik. Dan semua itu kemudian begitu dekat dengan norma masyarakat dan norma agama yang dianut, yang menjadi nilai dasar atas penilaian terhadap moralitas, etika, hukum, dan politik. Maka di sinilah kemudian nilai nilai dari norma masyarakat dan norma agama berperan banyak dalam pemilihan keputusan oleh manusia.

Lamaran itu datang Selasa sore saat matahari sedang tampak menari di ufuk barat sana. Saat itu lembayung senja sedang tersenyum manis seolah menjadi saksi atas kehadiran keluarga Handaka yang tiba di kediaman utama keluarga Sastradiharja. Sesungguhnya seorang Andaru Handaka punya andil penting dalam keputusan keluarga mereka untuk menjadikan Dahayu Sastradiharja sebagai menantu keluarga Handaka. Ia tidak sedang mabuk ataupun dalam sebuah paksaan yang teramat berat. Ia hanya cukup waras untuk berfikir dan membuat sebuah keputusan penting dalam hidupnya.

Kurang dari tiga bulan ia mengenal Hayu, ia tidak tahu pasti sifat dan sikap dari wanita itu yang sebenarnya. Tapi ia cukup yakin pada dirinya sendiri, diantara semua wanita yang ia temui, ia yakin bahwa Hayu adalah satu satunya wanita yang mampu membuatnya yakin bahwa ia bisa menghabiskan waktu seumur hidupnya dengan satu orang saja. Ia akan membuat pilihannya sekali seumur hidup pada Hayu. Doa-nya hanya satu pada sore itu, diizinkannya Hayu menjadi satu pilihan yang tidak akan pernah ia sesali seumur hidupnya. Tidak sulit untuk menghadapi orang tuanya dan orang tua Hayu. Restu bukanlah halangan bagi Daru.

"Terima Hayu." Pinta Etina dengan lembut dikamarnya.

"Ma, Hayu nggak bisa nikah sama Mas Daru." Singkat Hayu tidak ada basa basi dengan Etina.

"Hayu." Etina memperingatkan putrinya. "Yang akan kamu tolak itu keluarga Handaka."

"Ma..."

"Apa yang tidak bisa kamu temukan dalam diri Andaru?" tanya Etina berusaha mengerti keputusan putrinya.

"Hayu nggak akan bisa jadi istri yang seutuhnya buat Mas Daru." Hayu menatap ibunya dengan penuh kesungguhan. "Hayu... mama tahu lebih dari siapa pun empat tahun lalu dan trauma Hayu. Ma..."

Dalam diam Etina menitihkan air matanya. "It is over Hayu. Itu sudah berlalu, itu masa lalu. Sudah saatnya kamu melihat ke masa depan. Tidak akan ada seorang pun yang tahu saat semua itu sudah ditutup Hayu."

"Ma... Masalahnya semua itu belum selesai buat Hayu."

"Lalu, jika bukan Daru kamu akan menikah dengan siapa? Hayu jika kamu tidak memberanikan diri untuk melangkah selamanya kamu akan ada di sini dan tidak ke mana mana. Mama tanya, jika setidaknya kamu harus menikah sekali seumur hidup, sekarang hari ini siapa laki laki itu? Menikahlah Hayu."

Kini Hayu menangis. "Ma..."

"Hayu kamu layak mendapatkan seseorang selayak Daru. Mama tahu segala ketakutan dan kekhawatiran kamu." Etina tentu tahu, bahwa mungkin selamanya Hayu tidak akan menikah jika terus melihat pada masa lalu itu. "Jika kamu tidak bahagia, kamu bisa pulang. Mama sama sekali tidak akan menyalahkanmu, hmmm?" Etina mencoba meyakinkan putrinya. Air mata Etina berlinang, menatap putrinya dengan sungguh. tidak lama Rendra mengetuk pintu kamar dan masuk ke dalam kamar. Etina lalu menjelaskan mengenai jawaban Hayu pada Rendra.

"Papa selalu menginginkan kebahagiaan atas kamu Hayu. Jika ada di samping Daru membuat kamu merasa cukup, maka itu cukup untuk Papa melepaskan kamu. Kamu tidak akan menghabiskan waktu senyaman itu bersama seorang laki laki hanya jika laki laki itu tidak cukup membuat kamu percaya pada mereka bukan? Untuk sesaat, saja. Ketakutan kamu empat tahun lalu pernah sirna saat bersama Daru bukan?" Rendra menatap putrinya dengan sungguh menggenggam tangan putrinya. "Sama seperti Mama, jika kamu tidak bahagia, rumah ini akan selalu terbuka untuk kamu. Kamu akan selalu jadi putri kecil Papa." Pungkas Rendra.

Your Destiny is My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang