BAB XVI

6 0 0
                                    

Hayu tampak tersenyum manis, selepas pertukaran cincin pada pertunangannya dengan Daru. Semua orang berbahagia. Tersenyum penuh dengan sukacita. Ia juga bahagia, namun dalam lubuk hati terdalamnya ia bertanya tanya, layakkah ia mendapatkan semua kebahagiaan ini? Ia sama sekali belum sempat memberitahu Daru tentang masa lalu. Selepas pertemuan Daru dengan Andreas kala itu Daru justru mengajak Hayu berbelanja bahan makanan lalu laki laki itu memasak untuk dirinya. Dan hari hari setelah itu mereka disibukkan dengan pekerjaan dan persiapan pertunangan mereka. Sialnya, semua orang tampak begitu bahagia dan bagaimana jika ia harus memberitahu semuanya pada Daru lalu mereka batal menikah, pastilah semua orang akan begitu kecewa dan menderita

Didominasi dengan warna rose gold dan dusty rose serta warna pastel lain yang senada, acara pertunangan ini tampak begitu cantik dan menawan. Acara hanya dihadiri oleh sejumlah rekan dan kerabat dekat. Mungkin total hanya sekitar tiga puluhan orang.

"Thank you." Ucap Krisna saat menjabat tangah Hayu. "Walaupun saya nggak perlu bilang itu."

Hayu membalas ucapan Krisna dengan seuntai senyum manis. Ia tidak tahu harus merespons kata kata itu seperti apa. Ia tahu Krisna dari foto yang ada di kamar Daru, salah satu best buddy – nya Daru. Mungkin laki laki itu hanya bahagia karena akhirnya Daru menemukan pendamping. Di samping Krisna seorang istri yang tampak serasi dengan dirinya. Krisna lalu berjalan perlahan meninggalkan Hayu lalu menghampiri Daru.

"Selamat Ru." Ucap Krisna dengan seuntai senyum manis.

"Hai, Kris." Sapa Raditya.

"Yo..."

"Baru kemarin galau. Udah engagement aja." Goda Raditya.

Daru hanya tertawa kecil. Ia pun tidak menyangka bahwa ia akan melangsungkan sebuah pertunangan dengan Hayu. Rasanya ia tidak punya resolusi apa apa tahun ini. Ia hanya akan menjalani hidupnya seperti tahun tahun sebelumnya. Januari lalu ia masih berjalan tanpa memikirkan pasangan, tapi Agustus ini ia sudah melangsungkan pertunangan saja. Sungguh pertemuannya dengan Hayu menjadi sebuah perjalanan hidup yang tidak terduga.

Bagi Daru memantapkan hatinya pada Hayu sebenarnya bukan soal cinta, tapi soal keyakinan. Daru hanya merasa yakin bahwa jika orang itu Hayu perjalanan seperti apa pun pernikahannya nanti ia akan sanggup melaluinya. Mungkin akan tidak mudah, tapi pada percakapan mereka saat dini hari pagi itu berakhir, Daru tahu bahwa Hayu adalah seorang yang tahu perubahan signifikan antara wanita dan istri. Sebuah kata kata singkat yang tidak semua orang bisa memaknainya dengan baik. Dan pada diri Hayu-lah Daru bisa melihat dengan jelas bahwa Hayu mengerti arti masing masing kata itu dengan baik.

Daru tersenyum kecil saat wanitanya tampak tertawa kecil dengan ibunya. Mereka adalah kombinasi sempurna dari dua wanita paling berharga dalam hidupnya. Pada detik ini ia tahu bahwa tidak ada jalan untuk kembali, saat Hayu menjadi bagian dari kehidupannya nanti akan seberapa banyak gadis itu berdampak pada emosinya. Pada detik ini ia dibuat bertanya tanya, akankan senyuman yang Hayu punya akan menjadi senyumnya dan muramnya akan menjadi muramnya.

Jika, boleh jujur ia juga merasa senang dengan senyum manis yang kini wanita itu bagi bersama ibunya.

***

Candra turut berbahagia atas Hayu, ia senang Hayu akhirnya bisa terbebas dari bayang bayang masa lalunya. Satu hal yang sejauh ini tidak Candra mengerti, katakanlah memang ia bukan bagian dari keluarga Sastradiharja, tapi setidaknya ia pernah hidup dan tinggal bersama dengan Hayu. Sejujurnya ia bahkan berhutang budi begitu banyak pada keluarga Hayu. Tapi pertanyaannya kenapa juga satu orang dari keluarga Kamandaka ada di sana. Selain keluarga Hayu dan Daru ada satu pemandangan ganjil dari keluarga pihak laki laki, yakni Raditya.

Your Destiny is My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang