Papa, aku mau cerita!

8.4K 809 30
                                    

Mau curhat.

Sosok Wira ini selain terinspirasi dari para laki-laki di keluargaku yang sangat baik dan penyayang, juga terinspirasi dari seorang laki-laki yang menemani langkahku bertahun-tahun ini.

He's kind, nice and so smart. Kadang aku suka insecure sama pemikiran dia yang luar biasa dalam menghadapi banyak hal.

Kadang juga aku ngerasa berlari terlalu cepat biar langkah kita tetap beriringan. Sampai akhirnya dia memilih resign dari pekerjaannya dan memilih sebuah pekerjaan yang lebih stabil.

Tapi pilihannya itu juga membuat langkah kita makin jauh. Dia gak lagi lari, dia udah bisa jalan santai dan lebih teratur seperti aku. Perasaan timpang satu sama lain udah mulai hilang. Aku ga lagi merasa insecure karena pemikirannya, dia juga gak lagi merasa insecure karena sekarang secara financial kita juga udah sama. Dia bilang dia gak lagi risau soal perbandingan lagi.

Karena dia sudah merasa cukup untuk tetap bisa beriringan sama aku.

Tapi, perasaan-perasaan yang melegakan itu lahir juga dari keputusan-keputusan yang gak gampang. Aku harus siap melepas dia untuk melangkah lebih jauh. Ada jarak dan waktu yang akhirnya muncul sebagai masalah.

Beberapa waktu lalu aku dirawat karena mungkin kerja terlalu keras hingga kelelahan, dia kembali merasa kurang karena ternyata keputusan itu bikin dia gak bisa menjadi tumpuan kala aku lelah.

Makin lama hubungan itu makin hambar. Kebohongan-kebohongan kecil muncul makin lama jadi bom yang siap meledak kapan aja.

Aku akhirnya paham, bahwa apapun usaha yang kami lakukan gak akan pernah menjadi cukup kalo kami tidak saling menerima. Bukan hanya satu sama lain, tapi menerima diri sendiripun jadi pondasi paling kuat yang harus dibangun.

Kita akhirnya sepakat, bahwa mungkin sekarang melepaskan adalah keputusan paling tepat.

Mungkin jarak dan waktu jadi alasan yang paling sering diucapkan, tapi kita sama-sama tahu bahwa itu hanya persoalan terkecil yang sebenarnya paling bisa dinegosiasikan.

Bukankah level tertinggi mencintai justru ketika kita mampu melepaskan?

Seperti Cakka dan Anin, mungkin yang membuat mereka tidak bisa bersama bukan soal tidak bisa saling menerima. Tapi soal bagaimana cara mereka mencintai diri mereka sendiri.

Jadi, untuk merayakan patah hati ini. Aku ceritakan dia dalam sosok Wira yang selalu menjadi penyejuk hati.

---

BISA BACA DI KARYA KARSA.

---

Hallo,

Kamu apa kabar?

Semoga sehat selalu. Jikapun sedang lelah, istirahat sebentar gak apa-apa.

Jangan lupa hubungi orang-orang yang kamu cinta dan ngobrol sama mereka, tapu sebelum itu jangan lupa ngobrol sama diri kamu sendiri, ya?

Kamu tahu kan kalo aku selalu ada di sini buat kamu? Kamu bisa DM aku kalo butuh teman ngobrol, dari hal penting sampai gak penting sekalipun.

Ingat. Aku ada. Selalu.

Love

--aku

Penghujung Malam [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang