Kehidupan sebenarnya

2K 220 1
                                    

.

.

.

|Limerence;|

"Tak ada malaikat dan iblis yang bersatu-!! Kalian benar benar membuat tuhan murka."

Laki laki bersurai putih cantik itu menunduk dalam, memeluk tubuh kecil putih yang masih memejamkan mata.

Bayi ini, hasil dari ia dan suaminya.

"Iblis menjijikan ini tak bisa menginjak lantai surgawi!! Pasti kau di perdaya, kan?"

Michael menggeleng ribut, tumpahan air bening turun membasahi wjaahnya. "Aku mencintainya ayah."

"TAK ADA MALAIKAT DAN IBLIS YANG BERSATU!!"

Pria dengan surai hitam memanjang dan sayap mengerikan itu maju selangkah, dekapan di pinggang yang lebih kecil tak ia lepas.

"Maafkan saya, tapi kita memang saling mencintai."

Salah satu pria di sana yang memakai jubah putih itu mendongak, tatapan tajam terarah pada Michael. "Kau layak di hukum karena sudah berhubungan dengan makhluk kotor di neraka, kau akan di jadikan manusia hina yang di hidupkan oleh tuhan."

"-- dan kau Belphegor, hanya akan menunggu reinkarnasi beribu tahun dengan bayi keji itu di dunia manusia. Tuhan akan menguji mu dengan kesempatan tanpa kepastian."

Dekapan di pinggang itu mengerat saat semua panah dari klan iblis di neraka dan klan malaikat di surga mengarah pada tubuh kecil yang terlihat rapuh, bayi mungil dengan sayap hitam kecil itu terulur.

"Jaga Aciel, aku menyayangimu. Jangan melupakanku."

***


"Belphe, ini bener kamu? Beneran Aciel?"

Mereka bertiga sudah kembali lagi dalam wujud manusia dan rooftop sekolah, wajah Adelio banjir air mata saa Aciel menggunakan seluruh kekuatannya untuk memberi ingatan masa lalu.

Pemuda bersurai ash gray itu memeluk tubuh yang lebih kecil. "Mama, aku udah lama hidup jadi manusia. Umurku udah seratusan dan mama masih muda."

"Lihat sayang, tanda kepemilikanku muncul di bahu kamu."

Adelio menurunkan sedikit setagamnya, tanda hitam dengan bentuk aneh terpampang nyata sudah terbentuk.

"Kamu memang istriku."

"T-tapi . . Mama papa? Deon? Lio ga mau ninggalin mereka~!"

Ezra menangkup wajah manis yang sedang bersedih. "Mereka cuma manusia yang menghantarkan kamu ke kita, setelah semua ingatan kamu ke kumpul. Wujud kamu bakal balik ke masa lalu."

"Eum~ nanti mereka nyariin Lio."

Sekarang Aciel menggeleng dengan senyum teduh. "Mama gak perlu khawatir, Ciel bisa ngubah ingatan mereka."

"T-tapi . ."

"Takdir kamu sama kita, Michael."

***


Sudah sebulan Adelio hidup di dalam hutam asri dan pegunungan dengan sawah yang membentang, tanpa papa mama dan Deon tentunya.

Hanya ada Ezra, Aciel dan dirinya.

Rambutnya pun sudah berganti menjadi warna putih kebiruan, bentuk tubuhnya menjadi lebih tinggi dan ramping.

Awalnya memang Adelio merasa asing, tapi semakin lama ia sudah terbiasa.

Sedikit tak percaya, jika ia benar benar kembali di persatukan oleh keduanya.

Bagaimana keadaan di surgawi sekarang? Apakah ada malaikat lain yang juga melakukan dosa pada tuhan dengan berhubungan bersama iblis?

"Hahh~ . . . Kangen mama."

Tak ada yang mengomel, tak ada papa yang suka berbohong, dan tak ada Deon yang selalu over padanya.

Seminggu lalu, Adelio sengaja mengajak anaknya untuk kembali melihat rumah lama mereka.

Saat ia muncul justru Deon tak mengenal dirinya, rumah itu hanya berisikan empat orang dengan anak laki laki manis seperti wujudnya dahulu.

Hanya jiwa lain yang mengisi.

Ingatan mereka tentang dirinya pun sudah Aciel hapus, di keluarga itu tetap ada Adelio dengan sikap yang berbeda.

"Mama kenapa?"

Pelukan di pinggang itu membuat Adelio sedikit tersentak, ia menengok ke arah belakang sambil menutup kaca jendela.

"Aciel udah pulang, mau makan?"

"Hmmm."

Ya, tapi setidaknya hidup kembali dengan mereka tak begitu mengerikan. Adelio sangat nyaman.

|Limerence;|

.

.

.

Tbc

Nulis apa gue di zaman old 😭

Limerence; ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang