[3] I Become A Burdensome Child After Transmigating

Bab 544 : Hari Ke-N Tanpa Penjahat Kecil

Namun, juga tidak nyaman baginya untuk mengirim An Yuan ke rumah sakit dalam keadaan seperti itu. Su Shengjing hanya bisa menyeka wajahnya dengan handuk dingin dan membawakan air untuknya.

Di paruh kedua malam, suhu tubuh An Yuan akhirnya turun. Baru saat itulah dia dengan grogi menutup matanya dan tertidur.

Su Shengjing menghela nafas lega. Namun, ketika dia bangun keesokan paginya, akan sulit untuk dijelaskan.

***

Su Shengjing berbalik dan meninggalkan ruangan. Begitu dia melangkah keluar dari kamar, dia terkejut melihat Su Jiu berdiri di dekat pintu, "Sayang, kamu masih bangun?"

Su Jiu tidak mau mengakui bahwa dia ingin mengintip dan menguping mereka. Tertangkap basah, dia tidak menyangka ayahnya akan keluar.

Dia menjulurkan lidahnya. "Ayah tidak ada di sana. Aku tidak bisa tidur. Aku butuh Ayah."

Senyum lembut muncul di mata Su Shengjing. Ya, perasaan dibutuhkan oleh seorang anak ini terasa sangat menyenangkan.

Dia membawa gadis kecil itu ke kamar tidur utama dan meletakkannya di tempat tidur. Setelah dia merangkak di bawah selimut, Su Shengjing membungkuk dan mencium dahinya. Kemudian, dia tersenyum dan bertanya, "Sayang, apakah kamu ingin Ayah bernyanyi atau membacakan cerita untukmu?"

Gadis kecil itu menjawab tanpa berpikir, "Sebuah cerita!"

"Baiklah, Ayah akan menceritakan sebuah cerita. Tapi setelah Anda mendengarnya, Anda harus tidur. Ini sudah sangat larut. Oke?"

Su Shengjing duduk di kepala tempat tidur dan mengambil buku dongeng untuk membacakan cerita Su Jiu. Meskipun gadis kecil itu telah mendengar dongeng itu berkali-kali, dia masih menyukainya.

Su Jiu membungkus dirinya dengan selimut tebal dan berbaring dengan nyaman di dalamnya untuk mendengarkan ceritanya. Saat dia mendengarkannya, dia tidak bisa tidak memikirkan penjahat kecil, yang jauh darinya.

Penjahat kecil ...

Sudah beberapa waktu sejak dia pergi. Meskipun dia akan meneleponnya dari waktu ke waktu, Su Jiu masih merindukannya.

Dia terutama merindukan hari-hari ketika ayahnya sibuk dengan pekerjaan dan dia akan tidur di rumah Rong Si. Pada malam hari, Bibi Song akan membacakan cerita-ceritanya dengan suara lembut seperti yang dilakukan ayahnya sekarang.

Penjahat kecil akan mendengarkan juga. Biasanya, Su Jiu akan tertidur setelah mendengarkan ceritanya. Ketika dia bangun keesokan harinya, dia akan selalu ditutupi dengan selimut. Selanjutnya, dia sering tidur sendirian di tempat tidur penjahat kecil, sementara dia harus meremas dengan Bibi Song.

Namun, penjahat kecil itu tidak pernah mengeluh.

Sungguh bayi yang baik! Aku sangat merindukannya!

***

Di sisi lain, Rong Si masih terjaga di area perumahan biasa di kota kecil.

Lampu meja remang-remang di meja di dalam ruangan, menerangi area kecil. Jarum jam menunjuk pada jam 1 pagi, tetapi Rong Si masih mengerjakan soal-soal revisi. Dia sudah bisa mengerjakan soal kelas tiga sekarang. Jika dia bekerja lebih keras, dia juga bisa mempelajari kurikulum sekolah menengah terlebih dahulu.

Cahaya bersinar di wajah kecilnya yang indah. Ada memar di sudut mulutnya seolah-olah dia telah berkelahi dengan seseorang. Namun, anak itu sama sekali tidak peduli dengan mereka. Dia mengatupkan bibirnya erat-erat dan fokus untuk menuliskan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.

Song Wanqiu mengira putranya sedang tidur. Dia baru saja bangun untuk memeriksanya karena kebiasaan. Namun, dia tidak berharap dia masih melakukan revisi. Itu sedikit mengagetkannya. "Ah Si, kenapa kamu masih belajar sampai larut malam? Pergi tidur."

Rong Si menggelengkan kepalanya, pena di tangannya tidak berhenti. "Aku ingin belajar sebentar lagi."

Song Wanqiu berjalan lebih dekat untuk melihat dan bahkan lebih terkejut ketika dia menyadari bahwa dia sedang mengerjakan buku soal matematika kelas tiga.

Dia tahu bahwa anak ini selalu cukup baik dalam pelajarannya dan tidak pernah membutuhkannya untuk mengkhawatirkannya. Dia juga tahu bahwa dia sangat pintar dan sepertinya tidak mengalami kesulitan saat menangani masalah yang lebih lanjut. Namun, kemajuannya masih di luar imajinasinya.

Selain itu, tidak biasa baginya untuk belajar selarut ini.

Song Wanqiu membelai kepalanya dan dengan cemas bertanya, "Apakah ada sesuatu di pikiranmu? Bisakah kamu ceritakan pada saya?"