Scars

415 43 0
                                    

Suara bantingan pintu yang keras membuat Hermione bangkit berdiri ketakutan dari kursinya. Wanita itu menjatuhkan pena bulunya dan seketika melakukan kontak mata dengan si pirang.

"Apa yang kau lakukan?" Seru Hermione sambil mengusap dadanya.

"Aku mencoba untuk masuk dan seorang wanita menempelkan kakiku dilantai," jawab Draco dengan nafas terengah-engah.

Jill terlihat berlari mendekati pintu, "Aku minta maaf Hermione, dia menerobos masuk dan-"

"Tidak apa-apa Jill, aku sedang menunggunya." Potong Hermione.

"Apa kau akan sering menunggu Mr. Malfoy?"

"Iya, sebenarnya kami adalah... Um-" Hermione tak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk menjelaskan hubungan mereka pada wanita itu, tapi untung saja Draco melakukannya.

"Kami berdua dipasangkan untuk Internasional Population Expansion Act," Jelas Draco.

Jill tak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Lelucon apaan ini, pikir Jill. Tidak mungkin seorang Hermione Granger dipasangkan dengan Draco Malfoy. Demi Merlin dia adalah pahlawan perang, mengapa Ministry justru memasangkannya dengan seorang Deatheater?

"Menarik sekali," seru Jill. "Aku akan menambahkan Mr. Malfoy di list pengunjung."

"Panggil saja Draco," kata Draco dengan sebuah senyuman.

Jill hanya mengangguk dan keluar dari sana tanpa sepatah kata apapun.

Hermione bangkit berdiri dan ini pertama kalinya Draco benar-benar memperhatikan wanita itu. Hermione terlihat cantik malam itu dengan dress merahnya namun hari ini dengan tampilan seadanya wanita itu tetap terlihat cantik.

Blouse kuning sutra yang dia kenakan membuat warna kulitnya semakin menonjol dan rok pensil abu-abu menonjolkan lekukan tubuhnya. Satu hal yang Draco inginkan saat ini adalah melingkarkan lengannya dipinggang kecil wanita itu dan menariknya mendekat, namun dia segera sadar jika semua itu terlalu cepat dalam hubungan mereka.

Draco ingin semuanya berjalan dengan sempurna. Meskipun hubungan mereka diatur oleh Ministry, dia tetap ingin hubungan dan perasaan mereka dibangun menjadi sesuatu yang nyata.

"Draco? Kau baik-baik saja? Kau melamun daritadi." Tanya Hermione khawatir.

"Yeah, aku baik-baik saja." Draco meraih coat Hermione dari rak disampingnya dan membantu wanita itu mengenakannya, "kuharap kau sedang lapar."

"Sangat lapar."


🌷🌷🌷

"Tempat ini agak mewah untuk makan siang, iyakan?" Tanya Hermione.

Draco menggelengkan kepalanya, " Aku ingin membawamu ketempat yang bagus dan jauh dari penyihir. Tempat ini memang besar tapi sebagian besar pengunjungnya adalah orang-orang kaya yang menggunakan uang orang tua mereka untuk bersenang-senang."

Hermione mengedarkan pandangannya dan menyadari jika Draco benar. Restaurant ini diisi oleh orang-orang awal dua puluhan yang mengenakan pakaian dan kacamata dari Desaigner terkenal. Dari sudut matanya dia bisa menghitung ada dua belas tas Louis Vuitton disana.

"Alasan yang bagus. Aku sudah diikuti wartawan dari Daily Prophet sejak keputusan pasangan pertama dirilis." Jelas Hermione.

"Aku juga mengalaminya," Draco menghela nafas. "Mungkin lebih baik jika kita menunggu untuk mengumumkan hubungan kita."

Hermione mengangguk, "Aku sangat setuju. Para wartawan telah membuat cerita 'Pahlawan perang akan menikah' dan aku tidak akan memberikan mereka apa pun untuk digosipkan. Aku tak lagi membaca Prophet karena kita adalah salah satu pasangan yang terakhir dipasangkan dan aku muak melihat artikel yang berspekulasi dengan siapa aku akan dipasangkan."

"Yeah hal itu juga terjadi pada Theo. Dia dipasangkan dengan seorang wanita dari Australia beberapa minggu yang lalu," Jelas Draco. "Sejauh ini mereka terlihat bahagia. Jarak mereka cukup jauh tapi aku tahu alasan mengapa mereka dipasangkan."

"Menurutmu kenapa kita dipasangkan?" tanya Hermione penasaran.

"Well, setahuku kita berdua memiliki pemikiran yang sama dan hobby kita pun sama."

"Jadi menurutmu kita dipasangkan karena kita sama-sama Workaholics dan kita suka membaca?"

Pelayan datang dan meletakkan makanan mereka diatas meja, "Bukan hanya itu." Draco mulai menjelaskan, "Menurutku kau orang yang sangat menarik dan kau memiliki segalanya berbeda denganku. Hermione, kau adalah orang yang baik dan kau menjalin kerja sama yang baik dengan orang lain. Kau adalah seorang pahlawan namun kau tetap memperlakukan seperti seorang manusia seakan aku bukanlah makhluk keji yang dulu bekerjasama dengan penyihir hitam paling berbahaya sepanjang masa."

Hermione yang mendengar hal itu segera meraih tangan Draco. "Draco, kita masih muda saat perang terjadi. Kau dipaksa bekerja untuk Voldemort dan tidak ada cara untuk menghentikannya. Aku tidak bisa menyalahkanmu untuk hal itu, kita harus move on dari masa lalu dan biarlah masa lalu menjadi masalalu."

"Aku tidak sebaik itu, Hermione. Saat kau disiksa aku hanya berdiri disana dan melihatmu seperti pengecut. Aku seharusnya melakukan sesuatu, aku harus menghentikannya. Aku harap kau bisa memaafkanku," bisik Draco lemah.

"Aku sudah lama memaafkanmu. Aku memang memiliki bekas luka, lalu kenapa? Itu bukan ulahmu. Semua ini hanya masalalu, saat ini kita hanya perlu menatap masa depan."


🌷🌷🌷

Kalian suka ngak cerita singkat gini?

Marriage Law by Gabbie2345 (BAHASA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang