Haii Haiii. Selamat datang di konflik. Hehehehe. Akhirnya kita masuk juga ke konflik cerita ini. Hehehehe. Part ini aku dedikasikan buat ka Yuenna, soalnya waktu aku biin cerita ini orang pertama yang kasih dukungan, kritik saran yah kakak yang satu ini. hehehehe. Oke, kalo di part sebelumnya aku memperkenalkan tokoh Micky, Ken, dan Leo, sekarang aku akan memperkenalkan tokoh Julian dan Niko. Mereka adalah Kyuhyun dari Super Junior sebagai Julian dan Suho dari EXO sebagai Niko. Oke. Cukup sekian dan terima kasih.
Happy Reading!!!!^^
———————————-
Bel istirahat sudah berbunyi, para siswa dan siswi merasa lega karena bisa menyegarkan pikiran mereka dari penatnya perlajaran di sekolah, termasuk Tania dan juga teman-temannya. Teman-teman Tania yang laki-laki satu persatu keluar dari kelas menuju kantin, namun Andrew, Leo, Micky, dan Ken tidak bisa karena mereka sudah dikerubungi oleh para gadis dikelas itu maupun dari kelas lain yang ingin berkenalan dengan mereka.
Sementara di kursinya, Tania hanya bisa menatap Andrew dengan nanar. Bertahun-tahun mereka terpisah oleh jarak yang sangat jauh, namun setelah dia kembali, dia tetap bersikap acuh padanya. Selama ini Tania berpikir, mungkin Andrew pergi untuk bisa lebih memahaminya, untuk bisa memaafkannya, namun semua itu sudah terjawab oleh sikap Andrew yang tak juga berubah padanya. Memikirkan kenyataan itu membuat hati kecilnya terluka kembali.
Aku kangen banget sama kamu, Collin. Apa salah?
"Tan, kantin yuk! Laper nih gara-gara abis diperes otak gue," ajak Fany sambil menarik-narik tangan sahabatnya. Fany tahu apa yang ada dipikiran sahabatnya itu, untuk itu dia ingin mengalihkan perhatiannya.
"Lebay lo, Fan. Emang lo nya aja yang tukang makan," ejek Tania setelah berhasil mengontrol perasaannya. Dia tahu apa yang dilakukan Fany, dan dia sangat berterima kasih. Hanya dengan tatapan keduanya mengerti perasaan masing-masing.
"Ye.... wajar kali, Tan. Justru kalo gue ga makan gue bisa kurang gizi," kata Fany membela diri.
"Yaudah yuk! Makan bakso, yuk!" ajak Tania tak tega dengan wajah memelas Fany.
Ketika baru saja bangkit dari kursinya, seseorang menarik tangannya hingga membuat tubuhnya berputar menjadi menghadap orang itu yang tidak lain adalah Andrew.
"Kita perlu bicara," kata Andrew datar.
"Di tempat yang tenang," tambahnya lagi. Hal itu membuat Tania menjadi bingung.
"Ganteng, daripada ngomong berdua sama Tania, mending ngomong berduanya sama aku aja," sela Fay, gadis yang paling genit dikelas Tania. Semua yang mendengar hal itu ada yang mendengus kesal dan ada yang memutar bola mata. Namun diacuhkan oleh Andrew dan Tania yang langsung meninggalkan kelas menuju taman belakang sekolah.
***
"Hmm... kamu... kamu mau ngomongin apa?" tanya Tania gugup setalah keheningan hadir di antara mereka.
"Gue ga akan bertele-tele, gue to the point aja sama lo," jawab Andrew sedikit ketus.
"Apa?" tanya Tania penasaran sambil menunduk untuk menahan air matanya jatuh.
"Pertama, lo tahu kalo gue males deket-deket sama lo, jadi kalo lo ketemu gue harus berada di jarak 3 meter, kecuali dikelas karena gue terpaksa harus deket-deket sama lo."
"Oke."
"Kedua, jangan sok akrab sama gue. Kita memang pernah akrab, tapi itu dulu."
"Lalu?"
"Ketiga, jangan ngomong sama gue kalo bukan untuk hal yang penting banget."
"Ga mau."
"Terserah, gue ga nanya, cuma kasih tahu. Inget itu!" Itulah kalimat terakhir Andrew karena setelah mengeluarkan semua kata-kata itu dengan nada yang tajam. Hal itu membuat Tania menatap punggung Andrew yang mulai menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Hurt
Teen FictionNathania Clara Aku mencintaimu tanpa tahu apa alasannya. Meski kau tak pernah menganggapku ada. Meski perlakuanmu selalu buruk. Meski semua itu membuatku sakit hati, aku tetap bertahan untuk mencintaimu. Aku mencintaimu dari aku menganggap itu hanya...