Foto yang di media adalah foto dari Tania ya…. Itu adalah Tiffany dari Girls’ Generation/SNSD
Happy reading!!!
------------------------------------------------
“TANIA! Ayo bangun sayang, nanti telat sekolahnya,” teriak mama dari luar untuk membangunkanku dari bunga tidurku.
“Iya, Ma. Aku sudah bangun,” jawabku sambil mengucek mataku karena masih sedikit mengantuk.
Hai! Apakah kita sudah berkenalan? Sepertinya belum. Baiklah aku akan memperkenalkan diriku.
Namaku adalah Nathania Clara. Aku biasa dipangil Tania, Clara, Ara, Nathan, sampe Ketan oleh sepupu ajaibku bernama Fabian. Entah dia dapat ilham dari mana kenapa memanggilku seperti itu, tapi aku tidak bisa marah padanya, dia sepupuku yang paling dekat denganku. Kalau kalian bertanya seperti apa fisikku, aku tidak bisa mengatakan kalau bentuk tubuhku sempurna. Aku memiliki bentuk tubuh yang sedikit gemuk, pipi yang cubby, hidung mancung, rambut panjang bergelombang, serta tinggi 162 cm, dan yang menjadi ciri khasku yaitu aku memiliki eye smile. Kalau kata kebanyakan orang sih eye smile yang aku miliki mampu membuat orang terpesona yang melihatnya karena terlihat sangat cantik.
Yah mungkin itulah sedikit hal tentang diriku. Kita kembali kepada keluargaku.
“Pagi, Pa!” sapaku kepada papaku yang sedang minum kopi sambil membaca koran yang sedang dipegangnya, kemudian mencium pipi papaku tercinta itu.
“Pagi, Ma!” sapaku kepada mamaku yang sedang menyodorkanku segelas susu putih, kemudian mencium pipinya.
“Terima kasih, Ma,” kataku setelah menghabiskan susuku.
“Kak Kris mana, Ma?” tanyaku kepada mama sambil mengedarkan pandanganku mencari sosok kakak laki-lakiku yang bersifat dingin itu. Walau sifatnya dingin, tapi aku tahu kalau dia sangat menyayangiku.
“Dia sudah berangkat duluan sayang. Katanya kamu terlalu lama bangunnya, takut kesiangan,” jawab mama.
“Yasudah aku berangkat sekolah dulu ya, Ma, Pa,” pamitku kepada kedua orang tuaku.
Pagi ini aku harus berangkat sekolah menggunakan bus karena Kak Kris harus berangkat lebih dulu, padahal aku biasanya berangkat dengan salah satu mobil sport kakakku. Walau keluargaku sangat mapan, tidak berarti kedua orang tuaku memanjakanku dan juga kakak-kakakku. Dari kecil aku dan kakak-kakakku sudah didik untuk hidup mandiri. Hal itulah yang membuat kakak perempuan sekaligus kakak pertamaku yaitu Irene untuk kuliah di luar negeri dengan hidup yang sangat sederhana, meskipun papa sudah menawarkan beberapa fasilitas mewah selama disana dia menolak semua itu. Kakakku mengambil jurusan fashion designer di New York dengan menggunakan beasiswa yang dia peroleh.
Sepanjang perjalanan menuju sekolah, aku selalu memperhatikan arah jalanan. Selain untuk melihat pemandangan macet di ibukota Jakarta ini, aku juga ingin menghapal jalan, jadi ketika aku sudah mendapat mobil dari papa saat ulang tahunku yang ke-17 tahun nanti, aku bisa pergi kemanapun yang aku inginkan dengan mobilku itu.
Aku sedikit gelisah karena kemacetan hari ini tidak seperti biasanya. Aku sudah hampir datang terlambat ke sekolah, tapi sudah hampir 20 menit bus yang aku tumpangi tidak juga bergerak. Aku sedikit mengeluarkan kepalaku keluar jendela untuk melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi sehingga menyebabkan kemacetan seperti ini. Ternyata ada kecelakaan lalu lintas. Kupikir ini akan cukup lama. Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan sisa perjalanan dengan berjalan kaki. Untungnya jarak sekolah sudah tidak jauh lagi. Walau aku benar-benar akan datang terlambat, setidaknya keterlambatanku tidak terlalu parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Hurt
TeenfikceNathania Clara Aku mencintaimu tanpa tahu apa alasannya. Meski kau tak pernah menganggapku ada. Meski perlakuanmu selalu buruk. Meski semua itu membuatku sakit hati, aku tetap bertahan untuk mencintaimu. Aku mencintaimu dari aku menganggap itu hanya...